Liputan6.com, Al Wajh - Salah satu cara terbaik untuk berbuka puasa di Provinsi Al-Wajh di wilayah Tabuk, Arab Saudi selama bulan Ramadan adalah di pantai-pantai kawasan itu. Alternatif lainnya adalah di salah satu taman lautnya.
Seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (17/5/2019), Zahem dan Al-Darar adalah dua bentangan pasir paling populer di sepanjang pantai, karena keduanya juga dekat dengan daerah perkotaan.
Sejumlah orang mengatakan bahwa berbuka puasa Ramadan di pantai memberikan pengalaman berbeda dari sekadar iftar di rumah. Bisa memandang sunset alias matahari terbenam dan menghargai keindahan alami ombak yang menabrak batu dan karang sebelum salat.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu yang menjalani ritual buka puaa di pantai adalah warga bernama Mashari Salem Al-Balawi. Ia mengatakan bahwa berbuka puasa di pantai adalah tradisi lama di bagi mereka yang tinggal di pantai.
Ini adalah tradisi keluarganya setiap bulan Ramadan.
"Banyak keluarga akan berbuka puasa di tepi pantai untuk pertemuan besar selama bulan suci Ramadan," tutur Mashari Salem Al-Balawi.
Warga lainnya, Ali Al-Shamri bahkan rela menempuh jarak 500 kilometer dari Hail untuk berbuka puasa Ramadan di pantai. Dia mengatakan bahwa pengalaman itu sangat istimewa, apalagi bisa melihat matahari terbenam dan merasakan ciptaan Tuhan.
Tak tanggung-tanggung, Ali bahkan berniat sahur di tepi pantai dan pulang setelahnya.
Kue Tradisional Oman Khas Ramadan
Asabe zainab adalah makanan penutup tradisional Timur Tengah yang biasanya dimakan selama Ramadan.
Sementara beberapa negara membuat versinya dengan semolina dan tidak mengisi tengah kue, maka di Oman para ibu membungkusnya dengan keju berbasis krim pastry filo.
Lalu, kue itu digoreng kemudian disiram dengan sirup manis, demikian dikutip dari laman middleeasteye, Jumat 10 Mei 2019.
Terlepas dari hubungan Ramadan, kue zainab sendiri sudah dikenal sejak lama. Menurut legenda orang Oman, hidangan manis ini dulunya terlihat seperti jari-jari, namun indah.
Akibat penampilannya yang sangat cantik, banyak orang yang memberi namanya zainab.
Di Oman, asabe zainab secara tradisional dibuat dengan krim keju. Kini banyak orang yang lebih suka menggunakan ricotta dan mozzarella sebagai jenis kejunya.
Kue-kue ini juga mampu bertahan hingga satu bulan di dalam freezer. Sehingga bisa terus-terusan dikonsumsi sepanjang Ramadan.
Baca selengkapnya di sini...
Advertisement
Duo Menu Wajib Ramadan Maroko
Setiap kali datangnya bulan suci Ramadan, masyarakat Maroko tidak pernah bisa dilepaskan dari dua makanan khasnya, yakni Chebakia dan Sellou.
Dua kudapan tersebut selalu hadir di momen buka puasa, di mana biasanya masyarakat Maroko membuatnya secara bersama-sama, baik dengan keluarga, teman, atau tetangga.
Dikutip dari situs Morocco World News pada Rabu 15 Mei 2019, biasanya agenda buka puasa dimulai dengan segelas air atau susu, yang kemudian dilanjutkan dengan salat Magrib berjamaah
Selepas salat, masyarakat Maroko kembali berkumpul untuk menikmati buka puasa Ramadandengan aneka hidangan lezat khas setempat.
Selama bulan suci Ramadan, banyak keluarga Maroko menghiasi meja makan mereka dengan chebakia, atau yang juga populer dengan nama mkehrka, serta sebuah biskuit renyah berjuluk sellou.
Chebakia adalah salah satu kue yang paling banyak diminati selama bulan suci Ramadan. Berbentuk unik seperti bunga, kue ini biasanya disajikan dengan sup harira yang terkenal beraroma, karena terbuat dari buncis, miju-miju, tomat dan banyak rempah.
Jika tidak sempat membuat sendiri di rumah, masyarakat Maroko biasanya akan membeli chebakia di pasar tradisional. Kudapan ini biasanya dijual di toko-toko kecil yang juga menjua aneka camilan manis lainnya, termasuk baklava.