Kisah Petugas Medis Indonesia di AS Tangani Pasien Corona Saat Berpuasa

Mulai dari toleransi hingga memastikan kesehatan keluarga, berikut adalah kisah petugas medis Indonesia di AS yang berpuasa saat mengangani pasien COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Mei 2020, 07:20 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2020, 07:20 WIB
FOTO: Kasus Corona di Amerika Serikat Tembus 1 Juta
Sebuah ambulans terlihat di Times Square, New York, Amerika Serikat, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 pukul 00.55 WIB, jumlah kasus COVID-19 di Amerika Serikat melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Liputan6.com, Washington D.C.- Dengan bulan suci Ramadan yang berlangsung di tengah pandemi Virus Corona COVID-19, memberikan tantangan untuk menjalani ibadah puasa sehari-hari, termasuk bagi para petugas medis yang berada di garis depan untuk menangani pasien yang sakit karena virus tersebut. 

Sebuah kisah perjuangan dua muslim Indonesia yang berada di garis depan untuk merawat pasien Corona COVID-19 datang dari AS, yang tetap berpuasa meskipun harus menjalaninya saat bekerja. 

Mereka adalah Eka Setyowati, yang merupakan seorang perawat di tempat perawatan lansia, dan Bhre Sumitro, yang merupakan seorang teknisi unit perawatan pasien di salah satu UGD di Rumah Sakit di Maryland, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (19/5/2020). 

Dengan pekerjaan sebagai petugas di negara dengan kasus Virus Corona terbanyak di dunia, perjuangan inspratif mereka pun juga meliputi kisah toleransi yang didapat selama puasa Ramadan di tempat kerja, hingga memastikan kesehatan orang terdekat di rumah.

Selain menjaga kesehatan tubuh agar tetap dapat berpuasa dan melayani orang-orang di tengah pandemi Virus Corona COVID-19, bagi Eka dan Bhre, disiplin menjaga kebersihan juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Cerita mengenai keseharian Eka dan Bhre pun ditampilkan dalam sebuah video yang dibagikan oleh VOA Indonesia. 

Saksikan Video Berikut Ini:


Toleransi di Tengah Situasi Sulit

FOTO: Kasus Corona di Amerika Serikat Tembus 1 Juta
Layar menunjukkan ucapan terima kasih terhadap petugas kesehatan terlihat di Times Square, New York, AS, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 WIB, jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Seringkali, Eka Setyowati mengatakan bahwa ia bekerja selama 12 jam atau lebih. Ia menceritakan bahwa ia sempat bekerja selama hampir 17 jam. Selama tiga pekan, Eka juga bercerita bahwa ia tinggal di dalam kendaraan rekreasi atau sebuah RV. 

Bekerja di sebuah tempat perawatan lansia di negara bagian Maryland, kekhawatiran pun muncul saat salah satu penghuni di tempat perwatan tersebut meninggal, menurut cerita dalam video itu. 

Mendapatkan shift malam, Eka mengatakan bahwa ia mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Selain itu, ia juga memiliki waktu yang cukup untuk makan saat berbuka puasa. 

"Saat berbuka puasa Alhamdulillah saya bisa berhenti (sejenak), mereka (rekan kerja) menghargai, jadi waktunya biasa mereka makan malam, mereka menunggu saya untuk makan malam bersama mereka juga."

Selama bekerja di tempat perawatan lansia, Eka mengatakan bahwa ia telah dites Corona sebanyak empat kali, dan hasilnya selalu kembali negatif. 


Memastikan Kebersihan dan Kesehatan Keluarga

FOTO: Selamat Hari Perawat Internasional 2020
Seorang wanita memandangi mural yang menggambarkan petugas kesehatan dengan sayap memegang bola dunia pada Hari Perawat Internasional di Melbourne,Australia, Selasa (12/5/2020). Petugas medis menghadapi risiko besar di tengah pandemi virus corona COVID-19 seperti sekarang ini. (William WEST/AFP)

Kisah inspiratif lainnya juga diceritakan oleh Bhre Sumitro, yang mengatakan bahwa ia pada awalnya mengalami tantangan untuk bekerja sambil berpuasa. 

"Terutama saat bulan Ramadan, pekerjaan saya jadi lebih berat karena berpuasa, dan kondisi saat ini (pandemi COVID-19), membuat pekerjaan saya jadi lebih intens," kata Bhre, lalu menambahkan bahwa awal puasa sangat berat untuknya, karena menahan lapar dan migrain parah. 

Dengan bekerja di tempat perawatan yang sebagian besar menangani pasien Corona, Bhre tak hanya harus menjaga kesehatan diri, ia juga harus memperhatikan kondisi orang terdekatnya. 

Bhre yang masih tinggal dengan orang tuanya, memastikan bahwa ia mengambil langkah ekstra untuk pulang ke rumah, seperti langsung bersih - bersih terutama baju seragam yang sudah ia kenakan saat bekerja. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya