Ucapan Idul Fitri Erick Thohir: Untuk yang Belum Bisa Memeluk Istri

Menteri BUMN Erick Thohir menjadi salah satu menteri yang turut merayakan Idul Fitri 1442 H

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Mei 2021, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2021, 12:30 WIB
Erick Thohir
Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir membahas perlindungan tenaga kesehatan dari paparan COVID-19 dalam pertemuan dengan IDI di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/9/2020). (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menjadi salah satu menteri yang turut merayakan Idul Fitri 1442 H. Diapun memberikan ucapan dalam Intagramnya @erickthohir.

Dalam ucapannya, Erick Thohir meminta masyarakat yang belum bisa mudik untuk lebih bersabar. Hal ini dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 masih mengancam. Untuk itu, dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk bersilaturahmi secara online.

Lalu, bagaimana ucapan Idul Fitri Erick Thohir?

Idul Fitri tahun ini masih harus kita rayakan dalam penuh kewaspadaan. Sabar, ya.

Untuk yang belum dapat memeluk isteri, yang sudah lama tak mencium anak, yang ingin bermanja dengan kakek-nenek, yang ingin membanggakan menantu, yang sudah lama tidak bercengkrama dengan sahabat, sabar ya.

Saat ini silaturahmi masih harus daring, karena keselamatan yang kita cintai lebih penting.

Selamat Idul Fitri 1442 Hijriah. Mohon Maaf Lahir dan Batin

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita di Ramadhan ini, dan memberikan kita kesempatan untuk beribadah di Ramadhan berikutnya.

Aamiin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Erick Thohir Jauh-Jauh Terbang ke AS Demi Tekan Impor 1 Juta Ton Elpiji

Menteri BUMN Erick Thohir bertemu dengan salah satu founder Dufry, Luis Andres N Holze di sela kunjungan kerja di Amerika Serikat (AS). (Foto: Dok Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir bertemu dengan salah satu founder Dufry, Luis Andres N Holze di sela kunjungan kerja di Amerika Serikat (AS). (Foto: Dok Istimewa)

Proyek gasifikasi batu bara menjadi produk dimetil eter (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dipastikan akan dilanjutkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor Liquified Petroleum Gas atau elpiji hingga satu juta ton per tahun sehingga bisa meringankan beban subsidi pemerintah.

Kepastian tersebut didapat melalui penandatangan Amandemen Perjanjian Kerjasama dan Perjanjian Pengolahan DME antara PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Products & Chemical Inc (APCI) yang dilakukan secara virtual di Jakarta dan Los Angeles, Amerika Serikat.

"Dengan penurunan signifikan beban impor elpiji dan subsidi, maka pemerintah bisa mengalokasikan cadangan devisa untuk berbagai prioritas ekonomi yang produktif," kata Menteri BUMN Erick Thohir dikutip dari Antara, Selasa (11/5/2021).

Proyek ini mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp30 triliun. Dengan utilisasi enam juta ton batu bara per tahun, maka proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta dimetil eter per tahun untuk mengurangi impor elpiji satu juta ton per tahun.

Diketahui, saat ini sebanyak 76 persen dari kebutuhan elpiji nasional masih didatangkan dari impor dengan nilai subsidi mencapai Rp40 triliun per tahun.

"Proyek yang merupakan wujud dari eratnya hubungan ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat ini memiliki berbagai multiplier effect mulai dari menarik investasi asing, menyerap tenaga kerja lokal, serta sejalan dengan target mewujudkan kemandirian energi nasional," ujar Erick.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan transisi energi, green energy, dan circular energy saat ini menjadi prioritas sejalan dengan Grand Strategi Energi Nasional.

Selain itu, saat ini Indonesia juga masih menghadapi defisit transaksi berjalan (CAD), namun di sisi lain masih terdapat banyak sumber daya energi domestik.

"Pertamina telah memformulasikan kembali strategi yang sejalan dengan arahan pemerintah dalam mencapai penurunan 41 persen emisi karbon pada 2030. Untuk menekan defisit CAD, kami memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter ini akan tetap berjalan agar bisa mencapai target bebas impor elpiji pada 2027," kata Nicke.

Sementara itu, Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto menambahkan bahwa para pihak yang terlibat dalam penandatanganan tersebut akan bekerja keras untuk segera merealisasikan pembangunan proyek.

"Kami percaya penandatanganan hari ini merupakan lompatan signifikan dalam perkembangan kerjasama proyek. Kami optimis proyek ini dapat dijalankan tepat waktu," ujar Suryo.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya