Jejak Sejarah Wanita Syarikat Islam di Indonesia

Keberadaan Wanita Syarikat Islam (WSI) berawal dari Sarekat Siti Fatimah tahun 1918 di Garut dan menjadi salah satu pemrakarsa penyelenggaraan Kongres Wanita Indonesia yang pertama tahun 1928 dan turut aktif berjuang mencapai Indonesia merdeka

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2022, 21:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2022, 21:30 WIB
Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi dalam Munas Wanita Syarikat Islam. (Foto: Kemenag/Liputan6.com)
Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi dalam Munas Wanita Syarikat Islam. (Foto: Kemenag/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wanita Syarikat Islam (WSI) menggelar musyawarah nasional (munas) ke-11 di Jakarta. Keberadaan WSI berawal dari Sarekat Siti Fatimah tahun 1918 di Garut. Kiprahnya merentang panjang labih dari satu abad di Indonesia.

“Eksistensi Wanita Syarikat Islam menjadi bukti bahwa perempuan peduli dan mampu berkontribusi untuk kemajuan Indonesia,” terang Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi saat memberikan sambutan sekaligus membuka Munas WSI di Jakarta, dikutip dari laman Kemenag, Sabtu (10/9/2022).

Wamenag mengatakan, peran perempuan di Indonesia tidak hanya terbatas dalam lingkup keluarga saja. Perempuan dapat berkontribusi dalam lingkup yang lebih luas, yaitu negara. Hak-hak perempuan Indonesia, terakomodir dengan baik, tidak didiskriminasi.

Menurutnya, sebagai warga negara, perempuan memiliki peran strategis dalam berbagai bidang, baik dalam bidang pendidikan, sosial, bahkan ekonomi. Dalam bidang pendidikan, perempuan mampu berperan sebagai pendidik yang menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didiknya, juga sebagai ibu yang mendidik anak-anaknya menjadi warga negara yang baik.

Dalam bidang sosial, seorang perempuan mampu menjadi jembatan untuk membangun keharmonisan kehidupan sosial. Adapun dalam bidang ekonomi, perempuan mampu menjadi pelaku sekaligus penggerak untuk membangun ekonomi kreatif dan inovatif.

“Apabila masih ditemukan sebagian kecil golongan yang tidak mengindahkan hak-hak perempuan dan anak, maka Wanita Syarikat Islam harus terus berjuang untuk meluruskan gagasan-gagasan yang mereka pegang,” pesan Wamenag.

Wamenag berharap Munas Wanita Syarikat Islam XI tahun 2022 ini menjadi momentum untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan besar yang menentukan arah dan wajah organisasi ke depan. “Semoga kebijakan-kebijakan yang lahir kelak dapat memberikan manfaat khususnya bagi WSI, umumnya bagi negara Indonesia,” tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Terhubung dengan Syarikat Islam

Keberadaan Wanita Syarikat Islam (WSI) berawal dari Sarekat Siti Fatimah tahun 1918 di Garut dan menjadi salah satu pemrakarsa penyelenggaraan Kongres Wanita Indonesia yang pertama tahun 1928 dan turut aktif berjuang mencapai Indonesia merdeka.

Kelahiran WSI tidak dapat dipisahkan dari Syarikat Dagang Islam (SDI) 1905 dan Syarikat Islam yang didirikan HOS Tjokroaminoto tahun 1906.

Sesudah Natico ke VIII bulan Februari 1923 lahirlah “Syarikat Islam Wanodyo” di Surakarta.

Sementara di Betawi (Jakarta) pada tahun 1933 sesaat sesudah berlangsungnya Majelis Taklim (Konggres Nasional) diresmikan berdirinya “PSII Istri”.

Selanjutnya pada tahun 1947-1966 dikenal adanya “Gerakan Wanita PSII”, dengan ketuanya antara lain Ny. Yatti ArudjuKartawita, Ny. Hapni Abuhanifah dan Ny. Adnus.

Pada tahun 1974 sesudah fusike 4 Partai Islam, lahirlah Ormas Independen dan non politik yaitu “Wanita Syarikat Islam”.

Organisasi kewanitaan ini berdiri dan terus melaksanakan kegiatan kemasyarakatan hingga saat sekarang.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya