Pengalaman Istri Mengajarkan Suami Bule yang Mualaf Agar Puasa Ramadhan Lancar

Seorang perempuan Muslim yang menikah dengan pria bule mualaf menceritakan kiatnya agar puasa Ramadhan tetap lancar.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 13 Apr 2023, 21:20 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2023, 21:20 WIB
Ilustrasi makan bersama keluarga, buka puasa
Ilustrasi makan bersama keluarga, buka puasa. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Menikahi seseorang dari latar belakang budaya, keyakinan dan dari negara yang berbeda tentu tidaklah mudah. Namun bukan berarti tak mungkin untuk dijalani, sebab ada seorang perempuan Muslim yang menikah dengan pria bule mualaf menceritakan kiatnya agar puasa Ramadhan tetap lancar.  

"Peranku sebagai istri dari suami yang mualaf agar puasa Ramadhan tetap lancar," ungkap @anditahsn, seorang yang membagikan pengalamannya di TikTok, dikutip Kamis (13/4/2023). 

Ia mengungkapkan sebagai pasangan memiliki peran untuk meyakinkan suaminya bahwa ouasa jangan sampai menghambat ketiatan apakah kerja dan belajar. Suaminya pun tetap mempelajari bahasa Indonesia di sela-sela harinya berpuasa, meski sempat terlihat ia tertidur dan santai bersama hewan peliharaannya.

Namun menurutnya tidak apa, asalkan sudah mau meluangkan waktunya untuk belajar. Lalu meskipun sudah diberikan pengertian, masuk di jam siang yang padat kegiatan dan panas seringkali muncul pertanyaan mengapa Muslim wajib berpuasa.

"Memberi pengertian kewajiban dan manfaat berpuasa Ramadhan walau berulang kali," sebutnya lagi membagikan tips. 

Ia pun mengingatkan bahwa jangan pernah ada kata-kata keluar, anak kecil bisa seharusnya orang dewasa pun bisa puasa. "Kalau anak kecil kan nggak punya banyak pilihan, jadi opsi satu-satunya mendengarkan orangtuanya," jelasnya lagi.

Namun berbeda dengan suaminya yang seorang mualaf, seorang laki-laki dewasa yang sudah memiliki pemikirannya sendiri, memiliki akal yang cerdas dan secara teknis bisa melakukan apapun yang ia mau. Sehingga sebenarnya tak ada yang menghalangi sang suami tidak melaksanakan puasa Ramadhan.

Mendengarkan Keluhan Pasangan yang Baru Mualaf Berpuasa

Bacaan Niat Puasa Rajab Beserta Hukum dan Keutamaannya
Ilustrasi Berpuasa Credit: pexels.com/Hint

Tentu tak mudah hal tersebut dilakukan oleh seorang mualaf. "Tapi di sini dia enggak, karena dia sudah aku beri tahu tentang kewajiban dan manfaat puasa Ramadhan," tuturnya lagi.

Di titik tersebut, perannya sebagai istri adalah harus sabar menjelaskan terus-menerus manfaat dan kewajiban sebagai umat Muslim tersebut. Saat ditanya ternyata ia sudah melakukannya berulang-ulang kali. 

Tapi tampaknya hal itu bukan masalah, sebab suaminya masih baru dalam puasa Ramadhan. Selanjutnya kiat ketiga yang ia lakukan adalah mendengarkan keluh kesah sang suami dan menyemangati tapi jangan sampai berargumen. 

"Sangat wajar pasangan kita mengeluh saat puasa Ramadhan, karena belum lama mereka menjalankan puasa Ramadhan. Jadi maklumin aja kalau mereka banyak keluh kesahnya," curhatnya lagi.

Menurut dia jangankan orang yang baru menjalani puasa Ramadhan. Bahkan orang yang sudah sejak kecil melakukannya saja sehingga dengarkan saja keluhannya. Tak lupa peran lainnya yang ia lakukan membimbing doa doa sampai suaminya bisa hafal sendiri, seperti misalnya doa buka puasa. 

Pengalaman Puasa di Jalur Gaza

Berbuka Puasa
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/Kaboompics

Hidup dalam keterbatasan, serta listrik yang hanya menyala beberapa jam, tak menyurutkan tekad tiga pemuda Indonesia untuk menuntut ilmu sekaligus menjadi sukarelawan di Jalur Gaza, Palestina.

Mereka menuturkan pengalaman berpuasa Ramadan yang tahun ini berlalu dengan tenang di wilayah yang sudah hampir 15 tahun diblokade Israel, senantiasa terancam perang dan dilanda pandemi COVID-19, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Hidup dalam zona konflik dengan ancaman perang setiap saat, sangatlah menantang. Selama dua tahun ini, tantangan ditambah pandemi COVID-19. Namun, itu tak menyurutkan tekad tiga pemuda Indonesia untuk bertahan di Jalur Gaza dan menuntut ilmu di Islamic University of Gaza (IUG).

Tahun ini memasuki tahun ketiga Fikri Rofiul Haq (23), berada di Gaza. Ia kuliah jurusan Ushuluddin di IUG selain bekerja sebagai relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).

Ia menuturkan tentang situasi Ramadan di sana. "Alhamdulillah, sejauh ini lancar," tutur Fikri.

Bersama Fikri ada Farid (20) yang hobi memasak, mereka datang pada Februari 2020 ketika dunia mulai dilanda perebakan virus corona. Sebelum mereka, ada Reza Aldilla Kurniawan (29) yang kini sudah lulus kuliah tetapi masih di sana, menunggu beasiswa agar bisa melanjutkan pendidikan.

Ungkapan Rasa Syukur

Tradisi berbuka puasa bersama kerabat dekat
Ilustrasi buka puasa bersama. (unsplash.com/@luisabrimble)

Ketiganya mengungkapkan rasa syukur karena Jalur Gaza tahun ini relatif tenang dan COVID-19 terkendali sehingga mereka bisa menjalankan puasa dan tarawih bersama masyarakat di masjid. Ramadhan tahun lalu, Gaza terlibat perang 11 hari dengan Israel.

Ketiadaan perang memudahkan kegiatan ketiga pemuda itu dalam keterbatasan lantaran sudah hampir 15 tahun Jalur Gaza diblokade Israel. Sebisanya mereka menghadirkan kehangatan yang biasa mereka alami di Tanah Air.

Farid lalu turun ke dapur. Dengan bantuan video call dengan ibunya ia memasak. "Bikin bakwan, masak terong goreng dicabein dengan ikan teri. Ya bikin ala gorengan-gorengan Indonesia yang ala kadarnya," tukasnya.

Sayur mayur mudah didapat, ikan dan udang melimpah, meski mahal bagi relawan. Yang sering mereka nikmati adalah ayam bakar. Namun tidak mudah mencari bumbu di sana.

"Bumbu juga sedapatnya saja. Kecap juga jarang banget. Jadi, kita ganti dengan sari kurma," kata Reza.

infografis journal
infografis Ini Daftar Kalori Makanan Berbuka Puasa. (Liputan6.com/Tri Yasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya