Bagaimana Kecoak Selamat dari Tabrakan Asteroid dan Bom Nuklir?

Bagaimana kecoak yang kecil dapat bertahan hidup ketika begitu banyak hewan kuat justru punah?

oleh Switzy Sabandar diperbarui 07 Jan 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2025, 05:00 WIB
Ini Lebih Dahsyat dari Tabrakan Asteroid yang Punahkan Dinosaurus
65 juta tahun lalu batu asteroid raksasa menghantam Bumi dan memicu punahnya spesies dinosaurus. Tapi ternyata, itu bukan yang terdahsyat.

Liputan6.com, Jakarta - Asteroid yang dikenal sebagai Chicxulub jatuh menghantam bumi pada 66 juta tahun lalu. Dampak tumbukan ini menyebabkan gempa bumi besar dan terhalangnya sinar matahari ke bumi.

Tiga perempat dari seluruh tumbuhan dan hewan di Bumi mati, termasuk semua dinosaurus, kecuali beberapa spesies yang merupakan nenek moyang burung masa kini. Menariknya, selain beberapa spesies dinosaurus dan burung purba, kecoak juga selamat dari bencana ini.

Bagaimana kecoak yang kecil dapat bertahan hidup ketika begitu banyak hewan kuat justru punah? Melansir laman Live Science, kecoak dapat selamat dari hantaman asteroid 66 juta tahun lalu berkat bentuk tubuhnya.

Dalam penelitian yang dimuat di Proceedings of the National Academy of Sciences, University of California pada 2016, para peneliti mempelajari apa yang membuat kecoak sangat tangguh. Tubuh kecoak yang rata memungkinkan serangga ini masuk ke tempat yang lebih sempit.

Hal ini membuat kecoak bisa bersembunyi hampir di mana saja. Para ilmuwan menduga hal ini membantu mereka bertahan dari dampak tabrakan asteroid Chicxulub.

Setelah meteor menghantam, suhu di permukaan bumi meroket. Banyak hewan tidak mempunyai tempat untuk bersembunyi, namun kecoakk dapat berlindung di celah-celah tanah yang kecil yang memberikan perlindungan yang sangat baik dari panas.

Tabrakan meteor tersebut memicu serangkaian efek, termasuk menimbulkan begitu banyak debu sehingga langit menjadi gelap. Saat matahari meredup, suhu turun dan kondisi di seluruh dunia menjadi lebih dingin.

Dengan sedikit sinar matahari, tanaman yang bertahan hidup kesulitan untuk tumbuh, dan banyak organisme lain yang bergantung pada tanaman tersebut mati kelaparan. Namun kecoak adalah pengecualian.

Tidak seperti beberapa serangga yang lebih suka memakan satu tumbuhan tertentu, kecoak adalah pemakan segala atau omnivora. Artinya mereka akan memakan sebagian besar makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, bahkan karton, beberapa jenis pakaian, hingga kotoran.

Sifat menguntungkan lainnya adalah telur kecoak memiliki pelindung. Lapisan telur ini terlihat seperti kacang kering dan disebut oothecae, yang berarti “kotak telur”. Oothecae bersifat keras dan melindungi isinya dari kerusakan fisik dan ancaman lainnya, seperti banjir dan kekeringan.

Seperti leluhurnya, kecoak modern adalah hewan kecil yang bisa hidup di mana saja di darat, mulai dari daerah tropis yang panas hingga daerah terdingin di dunia. Para ilmuwan memperkirakan ada lebih dari 4.000 spesies kecoak.

 

Tahan Bom Nuklir

Kecoak juga memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap radiasi daripada hewan lain, termasuk manusia. Meski demikian, kemampuan ini hanya akan membantu mereka bertahan hidup dari kontaminasi radioaktif jangka panjang yang dapat terjadi setelah ledakan nuklir.

Jika kecoak berada di dekat titik nol nuklir, mereka pun akan hangus terpanggang. Kecoak juga mampu beradaptasi dengan sangat baik pada berbagai kondisi dan bahkan mengembangkan toleransi serta kekebalan terhadap racun.

Untuk menguji ketahanan kecoakk terhadap radiasi, tim Mythbusters Discovery Channel memeriksa kembali klaim tersebut dengan melakukan tes menggunakan tiga jenis serangga, yakni kecoak, kumbang tepung, dan lalat buah.

Hasil tes menunjukkan, meski kecoak mampu bertahan dalam dosis radiasi 10 kali lebih tinggi daripada yang mematikan bagi manusia, kumbang tepung sebenarnya bernasib jauh lebih baik daripada kecoak.

Namun, ada sekitar 4.000 spesies kecoak yang berbeda. Dengan begitu banyak jenis kecoak di seluruh dunia, ada kemungkinan beberapa kecoak dapat selamat dari bencana nuklir global, sebagian besar bergantung pada paparan radiasinya.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya