Liputan6.com, Jakarta - Dikisahkan bahwa dahulu Nabi Daud memiliki seorang sahabat. Layaknya seorang sahabat, ia begitu dekat dengan Sang Nabi. Hubungannya dan Sang Nabi terjalin begitu erat. Bahkan bisa dikatakan, ia juga merupakan pengikut setia dakwah Nabi Daud. Sungguh, ia merupakan sahabat yang dicintai oleh Nabi Daud.
Namun sayang, tiba-tiba saja Malaikat Jibril turun ke bumi dan berkata, “Wahai Nabi Daud, berilah kabar kepada sahabatmu itu, bahwa ajal nya akan segera tiba. 50 hari lagi ia akan meninggal dunia.”
Advertisement
Baca Juga
Seketika Nabi Daud pun tercengang. Bagaimana tidak, sahabat yang ia kasihi ternyata ditakdirkan oleh Allah untuk sebentar lagi akan meninggalkan dunia yang fana ini. Akhirnya dengan berat hati, Nabi Daud mengatakan perihal kabar yang telah ia terima dari Malaikat Jibril.
“Wahai sahabatku, sesungguhnya aku tak sampai hati untuk menyampaikan hal ini kepadamu. Namun Jibril memerintahkanku untuk mengatakan kepadamu bahwa ajalmu telah dekat. 50 hari lagi, engkau akan meninggalkan dunia ini,” kata Nabi Daud dengan lirih kepada sahabatnya itu.
Saksikan Video Pilihan ini:
Menjemput Ajal dengan Kerelaan
Mendengar penuturan Nabi Daud, ia begitu bersedih. Betapa cepat waktu berlalu. Hingga tak terasa, sebentar lagi ia akan meninggalkan dunia dan berpisah dengan seseorang yang begitu ia cintai. Tak lain tak bukan adalah Daud, Sang Nabi yang selalu ia dampingi.
Namun ia tak mau berlarut dalam kesedihan terlalu lama. Di sisa waktunya yang tinggal 50 hari lagi, ia bergegas untuk bersiap-siap menjemput ajal dengan penuh kerelaan. Mulai hari itu, ia gunakan hari-harinya untuk lebih semangat dalam beribadah.
Hari demi hari silih berganti. Hingga tibalah hari ke-50, waktu ajalnya untuk menghampiri. Ia lantas menyiapkan makanan. Bukan untuk ia makan, melainkan rencananya akan ia haturkan kepada Sang Nabi sebagai simbol penghormatan perpisahan.
Di tengah perjalanannya menemui Nabi Daud, ia berpapasan dengan seorang fakir yang kelaparan. Hatinya pun bimbang. Di satu sisi, ia begitu iba dengan si fakir tersebut. Namun di sisi lain, makanan itu adalah hidangan perpisahan yang ia siapkan khusus untuk Nabi Daud.
Advertisement
Buah dari Keikhlasan
Ia lantas menghalau kebimbangannya dengan segera. Sembari mengulurkan makanan yang ia bawa, dalam hati ia berkata, “Ah, mengapa aku mengedepankan egoku untuk memberi Nabi Daud. Padahal jelas-jelas si fakir ini lebih membutuhkannya.”
Si fakir pun menyambut uluran tangan berisi makanan dengan penuh gembira. Sungguh dari raut mukanya terpancar kebahagiaan tak terkira. Bak seorang nelayan yang tak sengaja menemukan harta karun emas permata. Segera saja, si fakir menyantap makanan hingga tak tersisa.
Setelah kejadian tersebut, Malaikat Jibril lantas diperintahkan oleh Allah ta’ala untuk memberi kabar kepada Nabi Daud. Kabar itu mengatakan bahwa berkah sedekah makanan sahabatnya itu, Allah menunda ajalnya. Ia diberikan anugerah tambahan umur 50 tahun lamanya.
Setelah ia sampai menghadap kepada Nabi Daud. Maka Nabi Daud pun mengabarkan hal tersebut. Ia terkejut, tak menyangka, bercampur rasa gembira penuh suka cita. Ia lantas bersyukur pada Allah ta’ala.
Subhanallah, betapa luas karunia dan rahmat Allah ta’ala. Hanya dengan sedekah makanan yang tak seberapa, sahabat Nabi Daud mendapatkan nikmat luar biasa. Ia diberikan tambahan umur panjang selama 50 tahun.