Liputan6.com, Jakarta - Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang membawa rahmat dan syafaat bagi seluruh umat di dunia.
Beliau merupakan sosok yang kisah hidupnya patut dicontoh dan menjadi suri tauladan bagi umat manusia, khusunya umat Islam.
Sangat banyak pembelajaran yang didapatkan dari kehidupan Nabi mulai dari beliau lahir sampai wafatnya. Berbagai tantangan serta cobaan yang datang selalu disikapi dengan baik dan menjadikannya manusia terbaik bagi umat Islam.
Advertisement
Bahkan suatu ketika, Nabi Muhammad SAW pernah ingin diracuni oleh seorang wanita. Namun karena ia pemaaf dan sangatlah penyabar, Rasulullah SAW memaafkan wanita Yahudi tersebut. Berikut kisahnya.
Baca Juga
Saksikan Video Pilihan ini:
Zainab binti al-Harits Meracuni Rasulullah di Khaibar
Diceritakan setelah melakukan perjanjian damai Khaibar, antara kaum Muslimin dan Yahudi, masyarakat Khaibar hendak menghadiahkan sajian berupa makanan kepada kaum muslimin, termasuk kepada Nabi Muhammad SAW.
Semua jamuan pun siap dan tersaji.
Di antara semua hidangan, terdapat satu hidangan yang sangat mencolok, yakni domba panggang. Masakan domba panggang itu termasuk salah satu makanan kesukaan Rasulullah SAW, sehingga para sahabat meletakkannya di depan Rasulullah SAW.
Ketika kaum muslimin hendak menyantap hadiah makanan tersebut, tiba-tiba Rasulullah berkata,
“Cukup, berhentilah kalian makan.”
Beliau kemudian meminta para sahabat untuk membawa Zainab binti al-Harits ke hadapannya. Sebab, perempuan itulah yang menjadi juru masaknya. Rasulullah SAW berkata,
“Apakah kamu membumbui dan memasukan racun kedalam domba panggang ini?”
“Siapa yang mengatakannya, kepadamu wahai Rasulullah?,” jawab Zainab.
Kemudian Rasulullah menjawab “Paha domba bagian depan ini yang akan memberi tahu.”
Akhirnya Zainab mengaku telah membumbui dan memberikan racun ke dalam domba panggang tersebut. Para sahabat begitu marah pada perempuan yang bernama Zainab, bahkan ingin sekali membunuhnya. Namun Rasulullah SAW lebih memilih memaafkan Zainab binti al-Harits, yakni perempuan Yahudi yang ingin meracuni dirinya.
Advertisement
Hikmah dari Perilaku Pemaaf Rasulullah SAW
Di antara hikmah yang dapat diambil dari sikap pemaaf Rasulullah SAW pada kisah di atas adalah sebagai berikut:
1. Hidup lebih tenang dan damai
Manfaat dari sikap pemaaf yang pertama ialah akan membuat hidup lebih tenang dan damai. Memaafkan kesalahan orang lain dengan hati yang ikhlas akan membuat lega seakan sudah melepaskan satu beban hidup yang memberatkan.
Kedamaian hidup akan sangat terasa jika saling memaafkan dengan sesama. Saat berjumpa dengan orang yang berbuat salah, kita tidak menyimpan kebencian terhadapnya. Sehingga akan banyak orang yang menyukai keberadaan kita.
2. Disukai banyak orang
Memiliki sikap yang pemaaf akan membuat kita disukai oleh banyak orang. Sebab dalam aktivitas sehari-hari, bukan tidak mungkin seseorang akan berbuat kesalahan tanpa sengaja.
3. Semakin dewasa menghadapi persoalan
Kita perlu menyiapkan diri untuk menjadi orang yang pemaaf, sehingga separah apapun kesalahan orang lain, kita akan selalu memaafkannya. Hal ini akan menjadikan kita lebih dewasa dalam menghadapi persoalan hidup.
4. Terhindar dari stres
Beban pikiran akan bertambah seiring keinginan seseorang untuk balas dendam karena tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain. Jika kita memilih untuk memaafkan, maka kita sudah mengambil satu langkah baik untuk mengurangi beban pikiran. Tentu saja hal ini akan menjauhkan diri dari gangguan stres pikiran.
5. Fokus pada hal-hal positif
Manfaat dari sikap pemaaf akan membuat kita lebih fokus pada hal-hal yang positif yang menjadi salah satu kunci kebahagiaan di dunia. Sebaliknya, kita juga harus mengesampingkan hal-hal negatif yang justru dapat membebani pikiran.