Liputan6.com, Jakarta - Beriman kepada rasul-rasul Allah yaitu kita wajib percaya bahwa Allah telah memilih dan mengangkat diantara hamba-hamba-Nya untuk menjadi utusan dalam menyampaikan syari'at Allah kepada umat manusia, untuk kebaikan mereka di dunia dan akhirat.
Allah mengutus para rasul untuk memperkenalkan manusia dengan Allah, Tuhan pencipta mereka, dan mengajak umat manusia untuk tunduk, patuh dan beribadah kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. al-Anbiya ayat 25.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
Advertisement
Baca Juga
Tentang jumlah para nabi atau rasul tidak dapat diketahui secara pasti. Sebagian Ulama ada yang menyatakan bahwa rasul berjumlah 313, sedangkan Nabi berjumlah 124.000.
Namun jumlah ini tidak dapat dijadikan pegangan yang kuat karena dalam Al-Qur’an sendiri tidak pernah disebutkan jumlahnya secara pasti sebagaimana firmannya
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada yang tidak Kami ceritakan kepadamu" (OS. al-Mu'min 78)
Saksikan Video Pilihan ini:
Sifat-Sifat Rasul
Adapun para Rasul yang disebut dalam Al-Qur'an dan yang wajib kita ketahui jumlahnya ada 25 orang Rasul yaitu sebagai berikut: Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syu’aid, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad.
Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari laman NU Online, mengingat tugas para Rasul, sebagai pesuruh Allah untuk memberi petunjuk kepada segenap manusia dan untuk memperbaiki masyarakat, maka para Rasul itu harus memiliki sifat-sifat wajib sebagai berikut, juga sifat mustahilnya:
- Benar/Jujur atau صِدْقٌ tidak mungkin suka berbohong atau كِذْبٌ
- Dapat dipercaya atau اَمَانَةٌ tidak mungkin khianat
- Menyampaikan perintah dan larangan atau تَبْلِغٌ tidak mungkin menyembunyikan ajaran
- Cerdas atau فَطَانَةٌ tidak mungkin pelupa atau غَفْلَةٌ
Adapun sifat jaiz (mungkin) para rasul itu adalah sama seperti sifat manusia juga, bahkan dijadikan contoh bagi sekalian manusia, maka mereka pun mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa, yakni al-a’radlul basyariyah (اَلأَعْرَاضُ البَشَرِيَّةُ) , seperti makan, berkeluarga, penat, mati, merasa enak dan tidak enak, sehat dan juga menderita sakit yang tidak mengurangi kedudukannya sebagai Rasul.
Dan sifat as-sam’iyat (السَّمْعِيَّاتِ) yaitu hal-hal yang tidak dapat dicapai dengan akal semata-mata, dan hanya dapat diketahui dari keterangan yang kita terima dari sumber agama sendiri, yakni dari kitab-kitab Allah dan keterangan-keterangan para Rasul.
Di antara hal-hal yang termasuk di dalam Assamiyyat juga adalah malaikat, kitab-kitab Allah, hari kemudian, dan hinggaan Allah (qada dan qadar). Termasuk persoalan tentang jin, surga, neraka, hal ikhwal kubur, dan lain sebagainya.
Advertisement