Jumlah Jemaah Haji Meninggal 535 Orang, Yuk Kenali Gejala dan Pengobatan Pneumonia

Jumah jemaah haji meninggal meningkat tajam usai puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, Mina yang kerap disebut Armuzna atau Armina. Salah satu penyebabnya adalah pneumonia

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2023, 14:30 WIB
Jemaah Haji Indonesia
Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci mencapai 319 orang. (www.haji.kemenag.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Jumah jemaah haji meninggal meningkat tajam usai puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, Mina yang kerap disebut Armuzna atau Armina. Bahkan, kematian jemaah haji melonjak tiga kali lipat lebih dibanding fase sebelumnya.

Hingga hari ke-48 operasional haji atau Senin (10/7/2023) pukul 17.30 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 21.30 Waktu Indonesia Barat (WIB), jumlah jemaah yang wafat di Tanah Suci mencapai 535 orang.

"Sebelum Armuzna ada di angka 154 orang (meninggal di Tanah Suci), kemudian selama Armuzna sampai nafar awal ada 73 jemaah yang meninggal dalam wilayah Armuzna. Nah lonjakannya terjadi setelah Armuzna," ujar Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, M Imran, di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Senin.

Merujuk Siskohat Kementerian Agama (Kemenag), kasus kematian ini menjadi yang tertinggi sejak enam tahun terakhir penyelenggaraan haji. Pada periode yang sama yakni hari ke-48 penyelenggaraan haji 2015, jumlah jemaah yang wafat di Tanah Suci adalah 531 orang.

Imran mengungkapkan, salah satu penyebab melonjaknya angka kematian ini lantaran dipicu meningkatnya kasus pneumonia atau radang paru pada jemaah haji Indonesia pasca-Armuzna. Penyakit ini pula yang menyebabkan banyak jemaah dirawat di KKHI dan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) usai puncak haji.

"Pneumonia ini tidak hanya momok utama rawat inap di RSAS maupun di KKHI, tapi sekarang pneumonia berkontribusi besar dalam peningkatan atau lonjakan kematian pasca-Armuzna," katanya.

Peneumonia tak hanya menyerang jemaah haji. Warga di tanah air pun riskan dengan serangan pneumonia yang bisa dipicu oleh virus atau bakteri.

Berikut ini adalah pengertian pneumonia, penyebab, gejala pneumonia, pencegahan dan pengobatannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pengertian Pneumonia dan Bahayanya

Klaim Penggunaan Masker Wajah Sebabkan Bakteri Pneumonia
Klaim Penggunaan Masker Wajah Sebabkan Bakteri Pneumonia. (Facebook)

Mengutip Alodokter.com, pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umum dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas.

Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.

Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan pneumonia. Pneumonia terkadang juga bisa muncul beserta penyakit paru-paru lain, misalnya TB paru.

Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Data dari World Health Organization menyebutkan bahwa pada tahun 2019, sebanyak 740.180 anak-anak meninggal akibat pneumonia.

Penyebab dan Gejala Pneumonia

Penyebab Penyakit Pneumonia
Ilustrasi Hasil Scan Penyakit Penderita Paru-Paru Credit: pexels.com/pixabay

Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur. Beberapa virus yang umum menyebabkan pneumonia adalah virus influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan SARS-CoV-2. Sementara jenis bakteri yang umum menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumonia.

Gejala pneumonia cukup bervariasi. Namun, umumnya pneumonia ditandai dengan batuk berdahak, demam, menggigil, sesak napas, nyeri dada ketika bernapas atau batuk, mual dan muntah, nafsu makan menghilang, serta tubuh yang mudah lelah.

Pengobatan dan Pencegahan Penumonia

Pengobatan pneumonia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan yang dialami pasien. Pneumonia akibat infeksi bakteri akan ditangani dengan obat antibiotik. Dokter juga dapat memberikan obat pneumonia lain untuk meredakan gejala batuk, demam, atau nyeri.

Pneumonia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya menjalani vaksinasi, menjaga kebersihan diri, misalnya rajin mencuci tangan dan tidak menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci, dan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya