Liputan6.com, Jakarta - Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah dan termasuk satu dari empat bulan haram. Bulan haram adalah bulan-bulan yang dimuliakan dalam Islam. Bulan-bulan ini telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an dan hadis nabi.
Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat atau UAH mengatakan, penamaan Muharram bukan sekadar menunjuk pada waktu bulan pertama di tahun Hijriyah. Lebih dari itu, Muharram memberikan kesan pembelajaran kepada umat Islam agar mampu mentransformasikan diri menjadi lebih baik.
Pada Muharram umat Islam tidak boleh melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Bulan ini khusus untuk berlatih meninggalkan perkara-perkara haram yang tidak diajarkan dalam Islam.
Advertisement
Baca Juga
“Ibnu Abbas RA bahkan sampai menegaskan jika ada seorang muslim sengaja melakukan perbuatan haram di bulan bulan hurum maka boleh jadi potensi dosanya itu bisa dua kali lipat dari hari-hari biasa,” kata UAH dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Selasa (18/7/2023).
“Sebaliknya, para ulama juga mengomentari jika ia berbuat perbuatan yang mulia (di bulan haram) maka boleh jadi pahalanya pun dua kali lipat dari bulan-bulan biasanya,” jelas UAH.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Amalan di Bulan Muharram
Pada bulan Muharram umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan banyak amal saleh. Sebab, pahala dari amalan tersebut akan dilipatgandakan.
UAH menyebut beberapa amalan yang dapat diperbanyak di bulan Muharram, di antaranya meningkatkan sholat, meningkatkan infaq, meningkatkan doa, dan meningkatkan interaksi dengan Al-Qur’an.
Amalan-amalan tersebut bisa dikumpulkan dalam satu amalan khusus di bulan Muharram, yakni dengan puasa.
“Sangat dianjurkan puasa di bulan-bulan hurum dan disukai oleh Nabi SAW. Karena itu, boleh silakan perbanyak puasa di bulan Muharram ini. Perbanyak artinya boleh setiap hari, sehari, dua hari, tiga hari, empat hari, atau semampu yang kita kerjakan,” tutur UAH.
UAH menjelaskan, esensi puasa Muharram adalah mampu merubah meninggalkan segala yang haram. Biasanya, kalau sudah puasa sholatnya akan meningkat, bacaan Al-Qur’an-nya semakin rajin, infaqnya semakin baik, dan puncaknya membimbing lebih mulia di hadapan Allah SWT.
“Itulah Muharram. Silakan kita optimalkan. Semoga Allah memberikan taufik dan kemuliaan. Dengan itu mengantarkan kita pada ridho dan rahmat-Nya Allah SWT,” pungkas UAH.
Advertisement