Kisah Haru Gus Iqdam saat Menjadi Pedagang Boneka

Banyak yang belum mengetahui sisi lain dari Gus Iqdam. Mubaligh muda yang kini tengah viral ini ternyata pernah mengalami hal yang menyedihkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2023, 04:30 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2023, 04:30 WIB
Gus Iqdam
Gus Iqdam (tangkap layar)

Liputan6.com, Cilacap - Banyak yang belum mengetahui sisi lain pendakwah muda Muhammad Iqdam Kholid, atau Gus Iqdam. Mubaligh muda yang kini tengah viral ini ternyata pernah mengalami hal yang menyedihkan.

Gus yang mempopulerkan istilah ‘dekengane pusat’ hingga ‘garangan’ ini menceritakan kisah sedihnya sebagai pedagang boneka dan asesoris lainnya.

Tak hanya itu, pemilik nama lengkah Muhammad Iqdam Kholid ini juga membagikan pengalaman uniknya ketika belajar menjadi seorang petani.

“Seperti saya ini pak, saya ini tidak bisa kerja di sawah, belajar untuk bekerja di sawah. Tidak bisa dagang, coba anda tahu tidak saya jualan apa? Boneka, jepitan, padahal saya ini laki-laki. Itu kalau dipikir apa itu tidak pelo (aneh--pen),” kisahnya, dikutip dari akun YouTube Pecinta Gus Nusantara, Senin (2/9)/2023.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ikhtiar

ilustrasi pedagang kue subuh saat bertransaksi
ilustrasi pedagang kue subuh saat bertransaksi. (Dok: Instagram @jalan_kaki86)

Pendakwah kelahiran Blitar ini mengatakan bahwa profesi yang pernah digelutinya itu sangat tidak cocok dengan kodratnya sebagai seorang laki-laki. Menurutnya, profesi ini lebih cocok dilakukan oleh wanita. Meskipun demikian, Gus Iqdam tetap semangat menjalaninya.

“Ya sama sekali tidak gagah, Kalau laki-laki biasanya kan kerja di bengkel, jualan ban, jualan setir, engkol seperti mbah no, kan gagah sekali...lah saya ini jualan boneka, hello kitty, lipstik, blas on,” kenangnya.

Bahkan Gus Iqdam juga membagikan cerita lucu sewaktu belanja barang yang untuk dijual. Ia sempat mengundang keheranan penjualnya karena tidak tahu nama barang yang akan dibeli.

“sampai saya belanja di Surabaya itu tidak mengerti namanya. Sampai sama penjualnya dikatain gimana Anda itu, jualan kok ngga mengerti namanya. Sudahlah mba apa saja yang sekiranya laku. Aku begini ya ingin ikhtiar mba. Ini kalau berhasil ya rejeki saya dan jika gagal ya sudahlah,” pungkasnya.


Keutamaan Menjadi Pedagang

Pernak-pernik Boneka Domba Jelang Idul Adha
Seorang pedagang Palestina memajang boneka domba di sebuah pasar jelang Hari Raya Idul Adha di Gaza City, pada 25 Juli 2020. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Rasulullah SAW menerangkan keutamaannya sebagai pedagang, yakni pelakunya akan memperoleh keberkahan atas usahanya ini. Akan tetapi tentunya dengan syarat dalam berjualan harus jujur dan terbuka. Sementara transaksi atau berjualan yang di dalamnya mengandung unsur kebohongan maka keberkahan itu akan diangkat oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam hadis lain diterangkan bahwa jual beli merupakan sebaik-baik pekerjaan. Rasulullah SAW bersabda:

Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad)

Penulis: Khazim Mahrur /Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya