Naskah Khutbah Jumat: Meneladani Sosok dan Kepribadian Rasulullah SAW

Untuk mengenal lebih tentang Rasulullah SAW, berikut ini redaksi sajikan naskah khutbah Jumat yang dapat disampaikan khatib pekan ini. Semoga dengan materi khutbah ini dapat mendorong umat Islam untuk meneladani sosok dan kepribadian Rasulullah SAW.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 05 Okt 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 19:30 WIB
Rasulullah SAW Ilustrasi
Rasulullah SAW Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Rasulullah SAW adalah nabi sekaligus rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT ke muka bumi. Beliau adalah manusia agung yang lahir di Makkah pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah.

Sejak kelahirannya saja sudah banyak kejadian-kejadian dahsyat, di antaranya hancurnya pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah, padamnya api abadi kaum majusi dan kekeringan di Persia, hingga jin tak bisa mengintip kabar langit.

Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang patut menjadi teladan. Kejujurannya, amanahnya, hingga kecerdasannya mesti dicontoh oleh umatnya.

Untuk mengenal lebih tentang Rasulullah SAW, berikut ini redaksi sajikan naskah khutbah Jumat yang dapat disampaikan khatib pekan ini. Semoga dengan materi khutbah ini dapat mendorong umat Islam untuk meneladani sosok dan kepribadian Rasulullah SAW.

Naskah khutbah Jumat ini disusun oleh Ketua LDNU Kabupaten Cirebon KH Ahmad Zuhri Adnan. Teks khutbah ini dinukil dari situs NU Online Jabar.

 

Khutbah I

الحمد لله شَرَّفَا الانامِ بصاحِبِ المَقامِ الاعلى وكمَّلَ السُعُودَ باكرَمِ مَوْلُوْدٍ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه ذُوْالجَلاللِ والاِكْرامِ،  وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،ٍ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِييًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم}، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ  تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tadzakkur dan tafakur kepada Allah SWT. Mari mengingat segala apa yang kita amalkan selama ini dan berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dalam arti kita berusaha melaksanakan segala usaha yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Semoga kita semua dijadikan oleh Allah SWT sebagai hamba Allah yang muttaqin dan husnul khatimah. 

Jamaah Jumat rahimakumullah 

Sosok Nabi Muhammad SAW segala sesuatunya termasuk jiwa, fisik, dan kepribadiannya  sudah dipersiapkan oleh Allah SWT dengan sangat sempurna. Kelahiran Nabi Muhammad sebagai yatim, tidak pandai membaca dan menulis, lahir di Makkah, semuanya bukan sebuah kebetulan. Penamaan beliau dengan nama Muhammad dan orang-orang di sekitarnya adalah sudah di-setting sedemikian rupa oleh Allah SWT. Beliau bernama Muhammad artinya yang terpuji. Ibunya bernama Aminah artinya yang memberi rasa aman. Bapaknya Abdullah artinya seorang pengabdi. Kakeknya walau terkenal dengan nama Abdul Muthalib, tetapi sebenarnya bernama Syaibah artinya orang tua yang bijaksana. Bidan yang membantu persalinan Nabi bernama asy-Syaffa' (yang sehat dan sempurna). Yang menyusui beliau adalah Halimah, berarti seorang wanita yang lapang dadanya. 

Kesempurnaan dan keutamaan juga ter-cover jelas pada keteladanannya ber-akhlaqul karimah sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran surat ayat QS. Al-Ahzaab: 21 

 لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” 

Ayat ini ditujukan kepada seluruh manusia. Ayah, suami, anak, negarawan, pemimpin masyarakat atau militer, semuanya dapat menimba keteladanan dari sumber yang tidak pernah kering. Itu berarti bahwa semua orang dapat menemukan pada diri Nabi Muhammad SAW keteladanan yang dapat mengantar kita memperoleh rahmat Ilahi serta kebahagiaan dunia dan akhirat

 Jamaah Jumat rahimakumullahKeteladanan beliau tercermin pada segala aspek, baik sikap, tutur kata, perbuatan, kebijakan, dakwah, dan semua aspek kehidupan lainnya. Berikut ini 10 gambaran sosok dan kepribadian Rasulullah SAW.

1. Jika berbicara santun, jelas didengar, tiada yang tak bermanfaat. Pilihan kata-katanya sangat tepat. Lantaran ini, bahkan beliau dianugerahi al-kalim, yakni kemampuan menyusun kalimat sarat makna. Beliau juga tidak pernah berkata keji atau kotor:

لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشَاوَلاَ مُتَفَحِّشَا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan orang yang perkataannya keji ataupun orang yang berusaha berkata keji.”

Beliau juga begitu lembut dan bersahabat, lapang dada serta terbuka, sehingga rela mengulang-ulang kata-katanya supaya orang lain mengerti. Seperti hadits yang diriwayatkan melalui Anas bin Malik r.a., “Rasulullah sering mengulang perkataannya sampai tiga kali supaya dimengerti dan dipahami.” (HR. Bukhari)

2. Tertawa beliau umumnya hanya senyum. Kalaupun melebihi senyum, itu tidak sampai terbahak. Paling-paling antara gigi taring dan gerahamnya saja yang terlihat. 

”Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.” (HR. Al-Bukhari kitab al-Aadab bab at-Tabassum wadh Dhahik (no. 6092), al-Fat-h (X/617)).

3. Tangis dan keprihatinannya lebih banyak daripada tertawanya. Ketika putranya Ibrahim wafat, beliau menangis. Air mata berlinang, hati duka, tetapi kita tidak berucap kecuali yang diridhai Allah. 

4. Cara Rasulullah SAW berjalan dalam mengayunkan kedua kakinya. Beliau memiliki langkah yang mantap, postur yang tegap, kuat, layaknya orang yang berjalan menuruni perbukitan dari arah ketinggian. Sebagaimana yang digambarkan oleh Sahabat ‘Ali bin Abi Thâlib radhiyallahu anhu:

اِذَامَشَى تَكَفَّأَتَكَفُّؤًاكَأَنَّمَاانْحَطَّ مِنْ صَبَبٍ لَمْ أَرَقَبْلَهُ وَلاَبَعْدَهُ

Beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau setelahnya. [Hadits shahîh, Mukhtashar asy-Syamâil no. 4].

5. Kemurahan dan kerendahan hati Nabi SAW sangat menonjol. Beliau tidak menggunakan atau menerima sedikit pun sedekah, tetapi menerima hadiah dan menganjurkan untuk saling bertukar hadiah. Dari orang Nasrani dan Yahudi pun beliau menerima hadiah dan membalasnya. Raja Mesir, al-Muqauqis, antara lain pernah memberinya hadiah keledai (baghal) yang kemudian dikendarai beliau dalam peperangan Hunain.

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil (memberi sebagian dari hartamu) terhadap mereka yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir dari negerimu (QS. 60:8).

Walau demikian, Rasul SAW mewanti-wanti pejabat yang menerima hadiah, jangan sampai di belakang hadiah itu terdapat motif yang tidak lurus, suap, gratifikasi, dan lain-lain.

6. Nabi SAW sangat sayang kepada anak-anak. Beliau mengucapkan salam kepada mereka sambil menyapanya. Bahkan boleh jadi menggendongnya. Ketika seorang anak pipis di pangkuan beliau, pengasuhnya merebut sang anak dengan kasar. Maka beliau menegurunya: Biarkan dia pipis. Ini (sambil menunjuk pakaian beliau yang basah) dapat dibersihkan dengan air. 

7. Keramahan dan kasih sayang beliau mencakup segala orang. Beliau mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Beliau menoleh dengan seluruh badannya, menunjuk dengan seluruh jarinya, dan tidak terlihat meluruskan kaki sambil duduk di tengah sahabatnya. Beliau memanggil mereka dengan panggilan mesra atau panggilan penghormatan. Beliau tidak pernah memotong pembicaraan seseorang. Dan, kalau menegur, tidak menyebut nama yang ditegurnya. 

8. Rasulullah yang agung ini hidup zuhud luar biasa. Ia ikhlas tidur di atas tikar kasar hingga garis tikar tadi membekas di punggungnya. Bahkan tak jarang ia mengikatkan batu ke perut untuk menahan rasa laparnya. Ketika Allah menawarkan kekayaan dunia, Nabi berakhlak paling mulia ini lebih memilih hidup Zuhud dan sederhana.

Rasulullah bersabda: “Tuhanku menawarkan kepadaku bukit-bukit di Makkah untuk dijadikan sebagai emas. Lalu saya menjawab: ”Hamba tidak mengharapkan itu semua wahai Tuhanku. Akan tetapi, saya lebih senang sehari lapar dan sehari kenyang. Tatkala kenyang, saya memuliakan dan bersyukur kepada-Mu. Sementara tatkala saya lapar,saya merendah dan berdoa kepada-Mu.” (HR. Ahmad)

9. Perhatian dan keperdulian beliau kepada para sahabatnya seperti matahari menyinari bumi. Jika ia tak melihat sahabatnya selama tiga hari, ia akan menanyakan keadaannya. Jika sang sahabat tidak ada di rumah, beliau mendoakannya. Sementara bila sang sahabat berada di rumah, beliau mengunjunginya.

10. Dakwah beliau sangat santun dan ramah. Toleran, tawazun, dan tasamuh. Metode dakwah beliau SAW adalah bil hikmah wal mau’izhah sebagaimana termaktub pada QS. an-Nahl, 16:125 Allah Ta’ala berfirman, 

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Jamaah Jumat rahimakumullahRasulullah telah meninggalkan kita umatnya 1388 tahun yang lalu. Beliau meninggalkan dua perkara yang harus kita pegang erat yaitu Quran dan hadits. Rasulullah bersabda,

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

"Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya." (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm) 

Selain itu Rasulullah juga merasa takut apa yang terjadi pada umatnya. Ada enam  perkara yang dikhawatirkan Rasulullah atas umatnya yaitu 1) imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), 2) menumpahkan darah, 3) jual beli hukum, 4) memutuskan silaturahim, 5) anak-anak muda yang menjadikan Alquran sebagai seruling-seruling, 6) dan banyaknya algojo (yang zalim. Sabda beliau: 

أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا : إِمَارَةَ السُّفَهَاءِ وَ سَفْكَ الدَّمِ وَ بَيْعَ الْحُكْمِ وَ قَطِيْعَةَ الرَّحْمِ وَ نَشْوًا يَتَّخِذُوْنَ الْقُرْآنَ مَزَامِيْرَ وَ كَثْرَةَ الشُّرَطِ

Aku mengkhawatirkan atas kalian enam perkara: imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), menumpahkan darah, jual beli hukum, memutuskan silaturahim, anak-anak muda yang menjadikan Alquran sebagai seruling-seruling, dan banyaknya algojo (yang zalim).” (HR. Ath Thabrani)[1]

Oleh karena itu marilah kita teladani akhlak beliau dan menghindari apa yang dikhawatirkan beliau sehingga kita menjadi Muslim yang kaffah dan pada akhirnya kita akan mendapatkan syafaat beliau dan mendapatkan ridha dari Allah. SWT. 

Demikianlah khutbah ini semoga bermanfaat untuk khotib dan untuk kita semua. Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari sunnahnya, lalu mengikuti dan mengamalkannya. Amin ya rabbal alamin

. بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ  مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ , وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِييْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِككَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَاا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُننْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْببَرْ  

Saksikan Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya