Liputan6.com, Jakarta - Ada pepatah, 'Buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya'. Di satu sisi, ini ada benarnya.
Namun, ada kalanya pepatah itu diartikan keliru. Bahwa orang kaya dan terhormat akan melahirkan keturunan yang bermartabat.
Begitu pula sebaliiknya, keluarga miskin papa hanya akan melahirkan anak-anak yang tidak berkualitas.Â
Advertisement
Padahal, pandangan ini keliru. Orang miskin, bahkan budak sekalipun, bisa melahirkan anak-anak yang kelak menjadi orang besar.Â
Hal ini dibuktikan oleh ulama besar Imam Hasan Al-Bashri. Kisah hidupnya yang berliku berujung manis, perlu dijadikan tauladan bagi kita semua.
Mengutip Islampos.com pada 04 Desember 2023, Hasan bin Yassar, yang pada akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Hasan Al-Bashri tumbuh di salah satu rumah Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kedua Orang Tua Hasan bin Yassar Merupakan Budak Pada Tokoh Ini
Ia besar di pangkuan salah satu istri beliau, yaitu Hindun binti Suhail yang lebih sering dipanggil dengan Ummu Salamah.
Ibunda bayi itu bernama Khairah, seorang budak dari Ummu Salamah. Dan bapaknya Yassar, adalah budak Zaid bin Tsabit yang paling disayangi dan diutamakan di antara budak yang lain.
Meski Hasan Al-Bashri terlahir dari seorang budak, ia tidak putus semangat. Haus akan ilmu begitu tinggi. Ia berguru kepada sahabat- sahabat utama di Masjid Nabawi.
Ia meriwayatkan hadis dari Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa Al-Asy’ari, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik, Jabir bin Abdillah, dan lain-lain.
Advertisement
Begini Kisah Julukan Al-Bashri Muncul
Menginjak usia 14 tahun, ketika memasuki usia remaja, Hasan Al-Bashri berpindah bersama kedua orangtuanya ke Bashrah dan menetap di sana.
Dari sinilah muncul julukan Al-Bashri, yang dinisbahkan pada kota Bashrah. Lalu, keutamaan beliau mulai dikenal orang-orang di Bashrah.
Lihatlah perjuangan hidupnya. Hasan Al-Bashri tidak pernah merasa malu dalam menuntut ilmu, meski dirinya terlahir dari seorang budak, yang kita tahu memiliki kedudukan paling rendah di masa itu. Keadaan ekonomi bukanlah suatu kendala dalam meraih kesuksesan. Itulah hal istimewa yang melekat padanya.
Jika, Hasan Al-Bashri saja mampu meraih kesuksesan di dunia, dengan keadaan ekonomi yang rendah. Tentu kita pun bisa! Asalkan, kita mau berusaha dan terus menuntut ilmu. Sebab, ilmu bisa membuat seseorang memiliki kedudukan tinggi di mata manusia lainnya. Wallahu ‘alam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul