Terlalu Sibuk? Ini 5 Amalan Ringan yang Dapat Dikerjakan

Meskipun sibuk dengan pekerjaan, namun ada banyak amalan sunnah yang dapat dilakukan hanya dalam hitungan menit saja. Jadi luangkanlah waktu untuk beribadah, bukan melakukan ibadah di waktu luang.

oleh Putry Damayanty diperbarui 21 Feb 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 20:30 WIB
Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam
Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang mempunyai aktivitas dan kesibukan masing-masing. Terkadang pekerjaan itu membuat diri menjadi lalai.

Seakan melupakan hakikat tujuan penciptaan manusia yaitu hanya untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Az-Zariyat: 56,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Meskipun dalam kondisi yang amat sibuk, ada baiknya kita tetap melaksanakan ibadah sunnah. Selain berpahala, insyaallah kita juga akan merasakan keberkahan dari amalan tersebut.

Mengutip dari rumaysho.com, berikut adalah beberapa amalan sunnah yang dapat dikerjakan di sela kesibukan, hanya menghabiskan waktu beberapa menit saja untuk melaksanakannya.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

1. Dua Rakaat Sholat Sunnah Wudhu

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu; ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu sholat dua rakaat dengan sepenuh hati dan jiwa melainkan wajib baginya (mendapatkan) surga.” (HR. Muslim, no. 234)

Dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu; ia berkata, “Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri melaksanakan dua rakaat dengan tidak mengucapkan pada dirinya, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, no. 160 dan Muslim, no. 22)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan sholat dua rakaat setelah berwudhu meskipun pada waktu yang dilarang, hal itu dikatakan oleh Syafi’iyyah.” (Al-Fatawa Al-Kubra, 5:345)

Zakariya Al-Anshari dalam kitab ‘Asna Al-Mathalib (1:44) mengatakan, “Dianjurkan bagi yang berwudhu, sholat dua rakaat setelah wudhu pada waktu kapan pun.”

2.  Dua Rakaat Sholat Sunnah Fajar

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua raka’at fajar (sholat sunnah qabliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim, no. 725).

Dalam lafal lain, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara mengenai dua raka’at ketika telah terbit fajar shubuh, “Dua raka’at sholat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya.” (HR. Muslim, no. 725).

Hadis kedua menjelaskan, yang dimaksud sholat sunnah fajar adalah ketika telah terbit fajar shubuh. Karena sebagian orang keliru memahami sholat sunnah fajar dan sholat sunnah qabliyah shubuh. Ini jelas keliru. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Sholat sunnah Subuh tidaklah dilakukan melainkan setelah terbit fajar Subuh. Dan dianjurkan sholat tersebut dilakukan di awal waktunya dan dilakukan dengan diperingan. Demikian pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i dan jumhur (baca: mayoritas) ulama.” (Syarh Shahih Muslim, 6:3).

3. Sholat Berjamaah di Masjid Bagi Laki-laki

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam mengakhirkan sholat Isya sampai tengah malam. Kemudian beliau menghadap kami setelah sholat, lalu bersabda, “Sholat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding sholat sendirian.” (HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650)

4. Wanita Sholat di Rumah

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka.” (HR. Ahmad, 6: 297. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadis ini hasan dengan berbagai penguatnya)

Namun jika wanita ingin melaksanakan sholat berjama’ah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutup aurat dan tidak memakai wangi-wangian, maka janganlah dilarang.

Dari Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar bahwasanya ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia.” (HR. Muslim, no. 442)

5.  Memperbanyak Sujud (Memperbanyak Sholat Sunnah)

Ma’dan bin Abi Thalhah Al-Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban (bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), lalu aku berkata padanya, Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga. Tsauban malah diam.”

Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, “Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak sholat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim, no. 488)

Hadis di atas menunjukkan keutamaan (fadhilah) memperbanyak sholat khususnya sholat sunnah. Itulah maksud memperbanyak sujud. Imam Nawawi rahimahullah berkata bahwa maksud memperbanyak sujud adalah memperbanyak sujud dalam sholat. (Syarh Shahih Muslim, 4:184).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya