Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kewajiban seorang ibu adalah memberikan ASI kepada bayinya. Hal itu diatur dalam norma agama maupun formal.
Dalil kewajiban ibu menyusui itu salah satunya terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 233, yang artinya:
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut (ma’ruf.) Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli warispun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Advertisement
Karena itu, seorang ibu tidak boleh pelit berikan Air Susu Ibu (ASI) kepada anaknya. Bahkan, ada pula yang sama sekali tidak menyusui anaknya tanpa sebab syar'i.
Beberapa ibu mungkin mengalami kesulitan dalam menyusui karena berbagai alasan. Kesehatan ibu, baik fisik maupun mental, dapat memainkan peran kunci dalam kemampuan menyusui.
Misalnya, kondisi kesehatan tertentu atau efek samping dari persalinan dapat membuat ibu kesulitan memberikan ASI. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mendapatkan dukungan kesehatan yang memadai dan mencari solusi yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Aspek emosional dan psikologis juga dapat berdampak signifikan. Rasa stres, tekanan, atau perasaan tidak nyaman saat menyusui dapat menghambat pengalaman menyusui.
Pendidikan dan dukungan emosional dapat membantu ibu mengatasi rasa cemas atau kekhawatiran yang mungkin mereka alami terkait menyusui. Mendukung lingkungan yang positif dan penerimaan masyarakat terhadap menyusui juga dapat memotivasi ibu untuk mengatasi rintangan emosional yang mungkin mereka hadapi.
Selain itu, faktor-faktor praktis seperti kesulitan dalam perawatan payudara atau ketidaknyamanan menyusui di tempat umum juga dapat memengaruhi keputusan ibu. Membangun lingkungan yang mendukung dan nyaman bagi ibu untuk menyusui di masyarakat dapat memberikan dorongan tambahan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan Kewajiban Pemberian ASI
Seperti diketahui ASI merupakan salah satu kewajiban dan tanggung jawab utama seorang ibu terhadap anaknya. ASI adalah makanan yang paling optimal dan alami untuk bayi karena mengandung zat-zat gizi esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Pemberian ASI memiliki dampak positif tidak hanya bagi kesehatan bayi, tetapi juga untuk kesehatan ibu itu sendiri.
Pertama-tama, ASI memberikan perlindungan kekebalan yang sangat baik bagi bayi. ASI mengandung antibodi yang membantu melawan infeksi dan penyakit, membantu membangun sistem kekebalan bayi yang masih sangat rentan. Selain itu, ASI juga mengandung banyak nutrisi seperti protein, lemak, dan karbohidrat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan otak, tulang, dan organ-organ bayi.
Kewajiban memberikan ASI juga memberikan manfaat kesehatan bagi ibu. Pemberian ASI secara teratur membantu dalam kontraksi rahim setelah melahirkan, membantu mengurangi risiko perdarahan postpartum, dan mempercepat pemulihan pasca persalinan.
Selain itu, menyusui juga dapat membantu ibu untuk kembali ke berat badan normal lebih cepat, karena proses menyusui membakar kalori.
Selain manfaat kesehatan, memberikan ASI juga membangun ikatan emosional antara ibu dan anak. Proses menyusui menciptakan momen kedekatan antara ibu dan bayi, memberikan rasa keamanan dan kasih sayang yang sangat penting dalam perkembangan emosional bayi. Keintiman ini tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan emosional mereka.
Advertisement
Hadis Tentang Perempuan Enggan Menyusui
Mengutip Bincangsyariah.com, Ibnu Rajab dalam kitab Ahwal al-Qubr menyebutkan jika seorang ibu yang enggan menyusui anaknya, Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis
عن أَبُي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِي رَجُلانِ ، فَأَخَذَا بِضَبْعَيَّ ، فَأَتَيَا بِي جَبَلا وَعْرًا ، فَقَالا لِي : اصْعَدْ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِي سَوَاءِ الْجَبَلِ ، فَإِذَا أَنَا بِصَوْتٍ شَدِيدٍ ، فَقُلْتُ : مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ ؟ قَالَ : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ … ) فساق الحديث إلى أن قال : ثُمَّ انْطَلَقَ بِي، فَإِذَا أَنَا بِنِسَاءٍ تَنْهَشُ ثُدِيَّهُنَّ الْحَيَّاتُ، قُلْتُ: مَا بَالُ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ يَمْنَعْنَ أَوْلَادَهُنَّ أَلْبَانَهُنَّ
Dari Abu Umamah berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Ketika aku tidur, aku bermimpi didatangi dua orang malaikat membawa pundakku. Keduanya membawaku ke gunung yang terjal. Mereka berkata; Naiklah!, kemudian ketika aku sampai di puncak gunung tiba-tiba terdengar suara melengking keras. Aku bertanya; ‘Apa itu?’ Mereka menjawab; ‘Itu suara penghuni neraka” Abu Umamah menceritakan terusan hadis ini, lalu…. “Kemudian keduanya berangkat membawaku lagi, ternyata ada perempuan-perempuan yang puting susu mereka digigit ular. Aku bertanya, ‘siapa mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Mereka adalah wanita yang tidak ingin memberikan air susu mereka kepada anak-anak mereka.‘” (HR. An-Nasai).
Hadis ini Shahih diriwayatkan An-Nasai dalam Sunan al-Kubra, juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban berdasarkan syarat Bukhari & Muslim. Semua perawinya tsiqah (dapat dipercaya), Bukhari meriwayatkan hadis-hadis lain yang diriwayatkan perawi hadis di atas, kecuali Salim bin ‘Amir, sedang Muslim meriwayatkan dari semuanya.
Hadis ini merupakan ancaman bagi seorang ibu yang enggan memberikan asi kepada anaknya. Kelak azab yang dikisahkan Nabi dalam hadis ini akan diberikan kepada perempuan tersebut. Di alam barzakh, siksa neraka yang menantinya tersebut akan ditampakkan padanya selama ia berada dalam kubur.
Yang dimaksud dengan perempuan yang enggan memberikan air susu kepada anak mereka adalah ketika mereka tidak menyusui anak mereka saat sang anak membutuhkan air susu sebagai asupan makanan satu-satunya yang bisa dikonsumsi bayi.
Jika sang perempuan tidak bisa memberikan air susunya karena suatu alasan seperti karena air asi mampat dan tidak keluar, maka hendaknya perempuan tersebut memberikan alternatif dengan mendatangkan ibu susu yang lain, atau jika tidak memungkinkan dengan menggunakan susu sapi atau kambing yang bisa dikonsumsi sang bayi.
Dalam hadis riwayat al-Baihaqi, Rasulullah mengabarkan bahwa jika ular di neraka menyengat satu gigitan, akan menyebabkan panas demam selama empat puluh musim. Demikian juga kalajengking di neraka, ketika menggigit satu gigitan akan menyebabkan panas demam selama empat puluh musim. Wallahu’alam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul