Mengurai Masalah Macet Horor hingga 8 Km di Pelabuhan Tanjung Priok

Sebenarnya ada beberapa akses logistik ke Pelabuhan Tanjung Priok, hanya saja, akses jalan raya yang paling dilirik dari kemudahan dan biaya.

oleh Arief Rahman H Diperbarui 19 Apr 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2025, 20:00 WIB
Petugas Gabungan Berjibaku Urai Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
Polisi Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan Daerah Khusus Jakarta melakukan pengaturan keluar masuk kendaraan truk kontainer di area Perempatan Pos IX Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/4/2025). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kemacetan panjang yang terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menarik perhatian. Antrean kendaraan sepanjang 8 kilometer itu disebut karena ada peningkatan aktivitas bongkar muat, bukan karena suatu kendala dalam sistem.

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno mencoba mengurai akar masalah kemacetan di kawasan Tanjung Priok tersebut. Menurutnya, ada beberapa akses logistik ke Pelabuhan Tanjung Priok, hanya saja, akses jalan raya yang paling dilirik dari kemudahan dan biaya.

"Menggunakan jalan rel, lebih mahal ketimbang jalan raya. Menggunakan jalan rel, mahal, disebabkan menggunakan BBM non subsidi, masih dikenakan PPN 11 persen dan dikenakan track access charge (TAC)," ungkap Djoko dalam keterangannya, Sabtu (19/4/2025).

Soal biaya logistik, kata Djoko, moda transportasi jalan umumnya lebih murah jika digunakan untuk angkutan yang jaraknya relatif pendek, yakni kurang dari 500 km. Kemudian, untuk kereta api lebih kompetitif pada jarak menengah antara 500 – 1.500 km dan untuk jarak lebih dari 1.500 km moda transportasi laut akan lebih murah

Djoko juga menyoroti tidak adanya pedoman (guidelines) untuk menghitung kapasitas pelabuhan seperti bandara. Pembangunan di Pelabuhan Tanjung Priok memperbesar terus kapasitas sisi laut, namun kapasitas sisi darat tidak dikembangkan.

Dalam perhitungan kapasitas harus dimasukkan ketersediaan tempat parkir truk, toilet dan lain-lain. Kapasitas yang paling kecil atau minimal itulah yang harus dipakai sebagai patokan.

"Jika hal yang sangat mendasar itu tidak menjadi perhatian, maka kemacetan lalu lintas ini akan terus terjadi," tegasnya.

 

Kata Pengusaha

Petugas Gabungan Berjibaku Urai Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
Sebelumnya, kemacetan total dan panjang terjadi di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, arah Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis (18/4/2025) pagi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Diberitakan sebelumnya, Semua pemangku kepentingan wajib untuk saling mendukung dan bekerja sama untuk mengatasi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok. Usul ini diungkap oleh Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (Indonesian National Shipowners' Association/INSA).

"DPP INSA mengajak seluruh pihak untuk menahan diri untuk tidak saling menyalahkan terkait kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok sejak Kamis kemarin," kata Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto dikutip dari Antara, Sabtu (19/4/2025).

Kemacetan terjadi karena peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok, yang mana ini menjadi sinyal positif bahwa kegiatan ekspor Indonesia tetap menggeliat di tengah situasi tekanan situasi global akibat tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika Serikat (AS).

"Memang terjadi kemacetan yang harus jadi catatan perbaikan ke depan, tapi peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Priok di tengah tekanan tarif resiprokal adalah berkah tersendiri yang mesti disyukuri,” ujarnya.

Carmelita mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pelindo terkait dengan kondisi kemacetan yang terjadi.

Menurutnya, Pelindo sebagai operator Pelabuhan Tanjung Priok telah bersikap responsif dan mengambil langkah terukur dengan memaksimalkan area-area buffer dan lapangan yang dapat dijadikan kantong parkir dan pengalihan lalu lintas truk ke dalam gate pos 9.

 

Tidak Saling Menyalahkan

Petugas Gabungan Berjibaku Urai Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
Pihak kepolisian menyebut antrean kendaraan besar ini dipicu meningkatnya aktivitas bongkar muat di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pasca libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah dan cuti Bersama Lebaran 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Menurut Carmelita, para pelaku usaha juga memahami, Pelindo tengah melakukan penanganan jangka panjang untuk mencegah kemacetan kembali terjadi di masa mendatang. Salah satunya dengan membangun area jalan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di tol maupun jalan arteri di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.

Hanya saja, pembangunan jalan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena pembangunan jalan membutuhkan dukungan dan koordinasi dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum, Pemprov DKI Jakarta dan lembaga instansi lainnya.

“Bukan saatnya kita saling menyalahkan, tapi kita harus mendorong Pelindo untuk lebih baik ke depan dengan memberikan layanan terbaik, termasuk pencegahan kemacetan jalan masa depan," ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya