12 Tradisi Menyambut Ramadhan dari Berbagai Daerah di Indonesia

Tradisi-tradisi menyambut Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia ini memperlihatkan kekayaan dan keragaman budaya di negeri ini.

oleh Husnul Abdi diperbarui 09 Mar 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi ramadan
Ilustrasi ramadan. (Photo rawpixel.com Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Tradisi menyambut bulan Ramadhan di Indonesia adalah momen yang paling dinantikan oleh umat Muslim. Bulan suci ini tidak hanya dijadikan sebagai kesempatan untuk beribadah, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat ikatan sosial dan keagamaan antarwarga. Di Indonesia, terdapat berbagai tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat dari berbagai daerah untuk menyambut bulan Ramadhan. 

Ramadhan, bulan puasa bagi umat Muslim, adalah momen yang sangat istimewa di Indonesia. Setiap tahun, ribuan umat Muslim di seluruh negeri merayakan bulan suci ini dengan berbagai cara yang khas dan unik. Tradisi-tradisi menyambut Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang menarik untuk dipelajari dan dinikmati.

Tradisi-tradisi menyambut Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia ini memperlihatkan kekayaan dan keragaman budaya di negeri ini. Dengan menjaga dan mempertahankan tradisi-tradisi ini, kita dapat menjadikannya sebagai sumber inspirasi dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Selamat menyambut Ramadhan!

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/3/2024) tentang tradisi menyambut Ramadhan darii berbagai daerah.

1. Padusan - Jawa

20160605-Padusan di Umbul Saren, Tradisi Jelang Ramadan Sekaligus Berwisata-Sleman
Seorang bocah melompat ke kolam pemandian Umbul Saren di Wedomartani, Sleman, Minggu (5/6). Pengunjung memadati kolam pemandian tersebut untuk melaksanakan tradisi "padusan" menjelang Ramadan 2016. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Tradisi unik menyambut bulan Ramadan yang pertama adalah Padusan. Padusan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk menyambut bulan Ramadhan. Tradisi unik ini merupakan kegiatan mandi dengan niat membersihkan atau menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadhan.

Tradisi padusan ini biasanya dilakukan di tempat-tempat seperti pantai, sungai ataupun sendang. Padusan tentunya sudah tidak asing lagi di telinga orang-orang Jawa. Ketika tradisi padusan, orang akan berbondong-bondong ke sebuah tempat pemandian untuk mandi dan berendam. Mereka percaya air bisa menyucikan diri dalam rangka menyambut bulan Ramadan.

 

2. Balimau - Sumatera Barat

Balimau merupakan tradisi yang digelar oleh masyarakat Minangkabau di Provinsi Sumatera Barat sebagai bagian dari menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ini dilakukan sehari sebelum bulan puasa dimulai.

Balimau merupakan tradisi yang tidak jauh berbeda dengan padusan, namun tradisi ini biasa dilakukan oleh orang Minangkabau. Tradisi unik menyambut bulan Ramadan satu ini merupakan mandi dengan menggunakan jeruk nipis yang dilakukan di aliran sungai ataupun tempat pemandian lainnya.

Tujuan dari balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan. Tradisi unik ini sudah dijalankan secara turun temurun dan dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad.

Dulunya balimau dilakukan karena tidak semua orang bisa mandi dengan air bersih dan tidak adanya sabun. Lalu digunakanlah limau (jeruk nipis) untuk membersihkan diri dari kuman dan keringat. Orang-orang di Sumatera Barat biasanya melakukan tradisi ini dengan mandi bersama-sama di sebuah tempat pemandian, hampir sama seperti padusan di Jawa.

 

3. Meugang - Aceh

Salah satu tradisi yang unik dalam menyambut bulan Ramadhan di Indonesia adalah Meugang, terutama di daerah Aceh. Meugang adalah tradisi masyarakat Aceh yang dilakukan beberapa hari sebelum bulan Ramadhan tiba.

Secara harfiah, Meugang berarti "memulai puasa". Meugang dilakukan dengan cara mengonsumsi hidangan daging, terutama daging sapi. Tradisi ini merupakan bentuk persiapan fisik dan mental bagi umat Muslim sebelum memulai ibadah puasa selama sebulan penuh.

Meugang di aceh merupakan tradisi di mana orang-orang Aceh memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat, dan yatim piatu. Biasanya saat tradisi ini, diadakan penyembelihan kurban berupa sapi atau kambing seperti yang dilakukan pada hari raya kurban. 

4. Nyadran - Jawa Tengah

20160602- Tradisi Nyadran Jelang Puasa di Sleman- Boy Harjanto
Sejumlah warga menggotong gunungan pada ritual Nyadran di dusun Kledokan, Selomartani, Sleman, Kamis (2/6). Nyadran merupakan ritual berziarah dan mengirim doa ke makam leluhur menjelang bulan Ramadan. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Tradisi menyambut bulan Ramadhan berikutnya adalah Nyadran dari Jawa Tengah. Tradisi ini merupakan ziarah kubur yang dilakukan secara berbondong-bondong oleh warga yang hendak mengunjungi makam keluarga mereka.

Tradisi Nyadran ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Kenduri atau pembacaan ayat Al-Quran, zikir, tahlil, doa bersama, dan ditutup dengan makan bersama sambil menggelar tikar di pinggir jalan dan menyajikan makanan tradisional. Kemudian, acara dilanjutkan dengan Besik atau pembersihan makam, dan ditutup dengan ziarah kubur.

 

5. Megibung - Bali

Megibung adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bali dalam menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ini merupakan bentuk kebersamaan dan keharmonisan dalam menjalani ibadah puasa bersama-sama dengan keluarga dan tetangga.

Dalam tradisi Megibung, masyarakat Bali akan berkumpul di rumah salah satu anggota keluarga atau tetangga yang memiliki ruang yang cukup besar. Megibung merupakan acara memasak dan makan bersama dengan melingkar sambil duduk bersila.

Warga akan memasak makanan tradisional, baik nasi maupun lauk pauknya. Nasi akan diletakkan di wadah beralaskan daun pisang yang disebut “gibungan”, sementara lauk pauknya pun disajikan di atas daun pisang dan disebut “karangan”.

 

6. Suru Maca, Sulawesi Selatan

Suru Maca adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sulawesi Selatan dalam menyambut bulan Ramadhan. Suru Maca sendiri berasal dari bahasa lokal Sulawesi Selatan yang memiliki arti "membaca bersama".

Tradisi Suru Maca dilakukan pada malam pertama Ramadhan di Masjid atau musholla yang ada di berbagai desa di Sulawesi Selatan. Masyarakat akan berkumpul di tempat ibadah tersebut untuk membaca doa secara bersama-sama. Suru Maca adalah tradisi menyambut Ramadhan dengan berdoa bersama dari masyarakat Bugis kepada leluhur, dan anggoata keluarga yang ditinggalkan agar selamat dunia dan akhirat.

7. Pacu Jalur - Riau

6 Fakta Menarik Kuantan Singingi yang Terkenal dengan Festival Pacu Jalur
Festival Pacu Jalur yang diadakan secara tahunan oleh warga Kabupaten Kuansing. (dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Pacu Jalur adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Riau sebagai bagian dari perayaan menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ini melibatkan perlombaan perahu tradisional di sungai-sungai yang ada di Riau.

Tradisi menyambut Ramadhan ini merupakan perlombaan dayung perahu berukuran 40 meter, berisi 40 hingga 60 orang, dan berlokasi di Sungai Kuantan. Perahu yang telah dirias akan beradu kecepatan dengan didayung oleh puluhan pria.

Tradisi ini telah hadir terutama di masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi dalam menyambut bulan Ramadan dan hari besar Islam, namun kini pun dilaksanakan dalam rangka memeringati Hari Kemerdekaan RI.

 

8. Mattunu Solong - Sulawesi Barat

Mattunu Solong merupakan tradisi menyambut bulan Ramadhan yang berasal dari daerah Sulawesi Barat. Tradisi ini dilakukan oleh suku Mandar untuk menandai dimulainya bulan suci Ramadhan. Tradisi ini dilakukan dengan beramai-ramai menyalakan pelita yang dikenal dengan nama Mattunu Solong.

 

9. Munggahan - Jawa Barat

Munggahan adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat sebagai bagian dari menyambut bulan Ramadhan. Warga Sunda di Jawa Barat sudah biasa melakukan Munggahan sekitar satu atau dua hari sebelum bulan puasa.

Pada pelaksanaannya, masyarakat akan berkumpul bersama keluarga untuk mengadakan piknik di tempat wisata, makan bersama, ziarah kubur, atau membersihkan tempat ibadah. Bahkan, pada zaman dahulu para warga terutama anak laki-laki akan pergi ke sungai untuk mandi, sebagai tanda membersihkan diri memasuki bulan suci.

 

10. Malamang - Sumatra Barat

10. Malamang - Sumatra Barat
10. Malamang - Sumatra Barat (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Malamang merupakan tradisi yang unik dalam menyambut bulan Ramadhan yang berasal dari Sumatera Barat. Malamang merupakan tradisi yang dilakukan dengan menghidangkan lemang yang terbuat dari beras ketan hitam atau beras ketan merah.

Malamang harus dikerjakan oleh banyak orang. Pasalnya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan seperti mencari bambu sebagai tempat adonan lemang, mencari kayu bakar untuk memanggang lemang, serta mempersiapkan bahan pembuatan lemang. Jadi diperlukan kerjasama dalam proses membuat lemang ini.

 

11. Dugderan - Semarang

Dugderan adalah sebuah tradisi yang unik dan khas dari kota Semarang, Jawa Tengah, dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi ini diadakan setiap tahun dan menjadi ajang perayaan bersama masyarakat Semarang sebelum memasuki bulan puasa.

Berbeda dengan padusan yang merupakan tradisi unik menyambut bulan Ramadan dengan mandi, Dugderan merupakan tradisi unik menyambut bulan Ramadan dengan menabuh bedug dan membunyikan meriam. Dugderan merupakan tradisi yang biasa dilakukan di Semarang.

Tradisi ini sebenarnya dilakukan dalam rangka penentuan dan pengumuman awal puasa di bulan Ramadan. Karena dulunya ada beberapa perbedaan dalam penentuan hari pertama mulai berpuasa Ramadan. Sekarang tradisi dugderan sudah menjadi semacam pesta rakyat dalam menyambut bulan Ramadan dan diisi dengan berbagai pertunjukan seperti tarian, arak-arakan, serta penabuhan bedug. Namun pengumuman awal puasa tetap menjadi puncak dari keseluruhan acara dugderan ini.

 

12. Nyorog - Betawi

Nyorog adalah tradisi masyarakat Betawi yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Nyorog dilakukan dengan membagikan berbagai bingkisan seperti sembako, ikan bandeng dan daging kerbau kepada sanak keluarga.

Bingkisan nyorog biasanya juga bisa berupa makanan khas Betawi seperti sayur gabus pucung. Tujuan dari nyorog adalah untuk mengingatkan bahwa bulan Ramadhan akan segera datang dan Ramadhan merupakan ajang untuk saling silaturahmi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya