Liputan6.com, Jakarta - Seperti biasa sosok kiai sering jadi rujukan atau tempat untuk meminta doa agar hajatnya terkabul. Tak terkecuali dengan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, yang pernah dimintai doa tamu perempuan yang datang padanya.
Permintaan tamu ini cukup aneh bagi Gus Baha, yaitu perempuan itu minta didoakan mendapatkan suami yang kaya. Sebenarnya tak terlalu aneh, karena ini sebagian impian orang-orang memiliki pasangan berharta banyak.
Itu impian sebagian orang, rumah mewah, mobil bagus banyak aset yang dimiliki, serta banyak kemudahan.
Advertisement
"Saya berkali-kali guyon di depan para tamu. Saya pernah punya tamu itu perempuan enggak cantik, engak cantik miskin lagi," kata Gus Baha seperti yang diunggah di Toutube Channel, ALghifari22.
Baca Juga
Â
Gus Baha: Kalau Sudah Kaya Mau Ngapain?
Apa yang dikisahkan Gus Baha itu nyata. Dengan terus terang tamunya minta didoakan suami kaya.
"Ini nyata. Begini gus, doakan supaya suami saya kaya," kata Gus Baha.
"Lalu saya bilang bilang memangnya kalau sudah kaya ngapain?," ujar Gus Baha menanggapi tamu perempuan tersebut yang disebut Gus Baha tak cantik dan miskin.
Alasan klasik dari perempuan tersebut ingin ganti rumah dan mobilnya diganti.
"Ya paling enggak rumah saya diganti, mobil saya diganti," kata perempuan tersebut yang ditirukan Gus Baha.
Â
Advertisement
Kena Mental, Perempuan Ini Dapat Jawaban Menohok Gus Baha
Apa jawaban Gus Baha mendapati keinginan perempuan tersebut? Ternyata Gus Baha memberikan jawaban yang sangat rasional dan kena banget.
"Tapi nanti akhirnya suami Anda tinggal mengevaluasi Anda juga, ingin diganti karena setelah rumahnya mewah, pakai mobil mewah pasti yang dievaluasi bukan rumah dan mobil tapi Anda," kata Gus Baha
"Kok enggak pas ya wajah gini di rumah saya, enggak pas wajah gini di mobil mewah," tambahnya.
Apa yang terjadi, akhirnya ibu-ibu tadi gagal minta doa, ia mengundurkan diri dari daftar orang yang minta doa agar suaminya kaya.
"Sudah Gus, enggak jadi enggak jadi," kata Gus Baha.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul