Golongan Ini Tak Akan Dihisab di Hari Kiamat, Gus Baha Ungkap Siapa Mereka

Mungkin banyak di antara kita yang berpikir bahwa semua orang akan dihisab di Mahsyar. bagaimana dengan nabi.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2024, 01:30 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2024, 01:30 WIB
Gus Baha (TikTok)
Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Hisab adalah proses penting yang mencakup perhitungan dan penilaian atas amal perbuatan manusia di dunia, yang akan memengaruhi ganjaran atau balasan yang diterima di akhirat.

Ini mencakup penilaian atas ibadah, seperti zakat dan puasa, serta aspek-aspek kehidupan lainnya yang mengikuti prinsip-prinsip syariah.

Hisab juga mengacu pada penghitungan dalam hukum Islam, menetapkan kewajiban dan pahala serta menegakkan keadilan sesuai dengan ajaran agama.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), ulama yang alim alamah ini mengemukakan pandangan menarik mengenai pertanyaan apakah semua orang akan mengalami hisab di hari kiamat.

Dikutip laman YouTube kanal @Pengajianulamanu, Gus Baha menjelaskan bahwa banyak orang mungkin beranggapan semua akan dihisab di Padang Mahsyar pada Hari Kiamat, tetapi ada pandangan yang berbeda menurut Sayyid Muhammad.

"Mungkin banyak di antara kita yang berpikir bahwa semua orang akan dihisab di Mahsyar," kata Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Tidak Kebayang jika Nabi Dihisab

Ilustrasi lafal Nabi Muhammad saw.
Ilustrasi lafal Nabi Muhammad saw. (Photo Copyright by Freepik)

"Namun, menurut Sayid Muhammad, pandangan ini tidak sepenuhnya benar," tambahnya.

Gus Baha kemudian mengilustrasikan bahwa jika kita menganggap semua orang dihisab, maka itu berarti termasuk nabi-nabi dan orang-orang yang jelas kebaikannya.

"Kita pasti menjawab iya, tapi kata Sayid Muhammad itu keliru. Enggak kebayang orang seperti nabi kena hisab," ujarnya.

Menurut Gus Baha, orang-orang yang jelas baiknya seperti para nabi seharusnya tidak mengalami hisab karena mereka adalah saksi, bukan tersangka atau terdakwa.

"Yang kena hisab itu orang-orang yang enggak jelas," tambahnya.

Ia memberikan contoh dengan analogi pengadilan di dunia, di mana seorang saksi tidak akan diintervensi oleh hakim karena posisinya yang jelas.

Analogi Saksi di Pengadilan

Bisa melihat Nabi Muhammad SAW dalam mimpi
Ilustrasi (Sumber: Pinterest.com/kalbarsatu id)

"Saksi itu di pengadilan kan enggak tersangka, enggak terdakwa, dia gak boleh diintervensi oleh hakim," ujarnya.

Gus Baha menekankan bahwa Rasulullah SAW saat di Mahsyar berada dalam posisi saksi, bukan yang dihisab. "Rasulullah sudah dekat Allah pas mahsyar itu ada Allah, ada Rasulullah, ada Jibril," katanya.

Menurut Gus Baha, posisi Rasulullah SAW di Mahsyar adalah sebagai saksi yang mengidentifikasi umatnya. "Nabi itu mengidentifikasi umatnya," jelas Gus Baha.

Lebih lanjut, Gus Baha mengutip ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa Rasulullah akan menjadi saksi atas umat manusia. "fakaifa id jina Min kulli ummatin bisyahidin ana bika ala haulai sahida,"," ujarnya, mengutip ayat tersebut.

Pandangan Gus Baha ini menambah perspektif bagi umat Islam tentang konsep hisab di hari kiamat. Ia menjelaskan bahwa pemahaman ini penting agar kita tidak salah dalam memaknai siapa saja yang akan dihisab.

"Jadi, kita harus memahami betul konteks hisab ini," kata Gus Baha. "Tidak semua orang dihisab, terutama mereka yang sudah jelas kebaikannya seperti para nabi."

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya