Liputan6.com, Jakarta - Terkadang kita menemui orang yang terus-menerus berdoa tanpa henti, namun tidak menunjukkan usaha konkret dalam mencapai tujuan mereka.
Doa memang merupakan bagian penting dalam beribadah dan meminta pertolongan Allah, tetapi Allah juga menganjurkan hamba-Nya untuk berusaha dan bekerja keras.
Menyandarkan segala harapan hanya pada doa tanpa disertai usaha nyata sering kali mengabaikan prinsip bahwa doa dan usaha harus berjalan seiring.
Advertisement
Dalam Islam, doa dianggap sebagai bentuk tawakal, yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan segala usaha yang maksimal.
Tanpa adanya usaha, doa menjadi tidak lengkap, karena usaha adalah bagian dari ikhtiar yang Allah perintahkan.
Menggabungkan doa dengan usaha merupakan cara yang ideal untuk mencapai tujuan dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Bagaimanakah pendapat ulama sealiber Pengasuh Ponpes Al Bahjah yang berpusat Cirebon, KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya?
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Orang Tidak Menghargai Sunatullah
Buya Yahya menyampaikan pandangan tegas mengenai pentingnya menggabungkan doa dengan usaha dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari ceramahnya yang tayang di kanal Youtube @BuyaYahyaOfficial, ia menekankan bahwa berdoa tanpa disertai usaha merupakan tindakan yang tidak menghormati hukum alam atau sunatullah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
"Orang yang hanya berdoa tanpa ada usaha itu kurang ajar kepada Allah," tegas Buya Yahya.
Ia menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan sunatullah sebagai aturan atau hukum alam yang harus dipatuhi oleh semua makhluk.
Oleh karena itu, hanya mengandalkan doa tanpa berusaha dianggap tidak menghormati ketetapan tersebut.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa tidak menghargai sunatullah sama saja dengan melakukan kemaksiatan. "Tidak menghargai sunatullah itu termasuk kemaksiatan," jelasnya.
Sunatullah merupakan bagian dari tatanan kehidupan yang harus diikuti, seperti halnya hukum alam yang berlaku.
Â
Advertisement
Doa Tanpa Usaha Tindakan Kurang Ajar
Sebagai contoh, Buya Yahya mencontohkan situasi sehari-hari yang sederhana namun sangat relevan. "Kalau lapar ya makan, kalau ngantuk ya tidur," katanya.
Ini menunjukkan bahwa manusia harus berusaha memenuhi kebutuhan fisik mereka sesuai dengan hukum alam yang berlaku.
Tidak bisa hanya berharap segala sesuatu terjadi dengan sendirinya melalui doa saja tanpa adanya tindakan nyata.
Buya Yahya menekankan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara usaha dan tawakal (penyerahan diri kepada Allah).
Usaha adalah bentuk ikhtiar manusia, sementara doa adalah cara untuk memohon pertolongan dan ridha Allah. "Doa dan usaha harus berjalan beriringan," tambahnya.
Menurut Buya Yahya, hanya mengandalkan salah satu saja, baik doa tanpa usaha atau usaha tanpa doa, tidak sesuai dengan ajaran Islam.
"Doa tanpa usaha adalah tindakan yang kurang ajar, sementara usaha tanpa doa adalah bentuk kesombongan," jelasnya. Keduanya harus seimbang agar apa yang diinginkan dapat tercapai dengan baik dan mendapatkan berkah dari Allah.
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa segala sesuatu di dunia ini terjadi atas izin Allah, tetapi manusia tetap dituntut untuk berusaha sebaik mungkin.
"Usaha adalah bentuk tanggung jawab kita sebagai hamba Allah," ujarnya. Dengan berusaha, manusia menunjukkan kepatuhan dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.
Dalam konteks ini, Buya Yahya mengajak umat Muslim untuk selalu berikhtiar dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hal spiritual maupun material.
"Jangan pernah lelah untuk berusaha, dan jangan lupa untuk selalu berdoa," pesannya. Dengan begitu, manusia dapat menjalani hidup dengan lebih baik dan penuh berkah.
Pesan Buya Yahya ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menggabungkan doa dengan usaha. Hanya dengan usaha dan doa yang seimbang, kita bisa mencapai tujuan hidup yang kita inginkan dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul