Tak Perlu Kerja Lebih Baik Fokus Ibadah, Begini Kata Buya Yahya dan Gus Baha

Ada pertanyaan menarik dari salah satu jamaah Al-Bahjah yang bisa dijadikan pelajaran bagi umat Islam lainnya. Orang tersebut menginginkan belajar ilmu tasawuf, namun dia berada di situasi yang mengharuskan untuk bekerja mencari rezeki.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 04 Sep 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2024, 09:30 WIB
Buya Yahya dan Gus Baha
Buya Yahya dan Gus Baha, (YouTube Al Bahjah TV/Bolo Pusat)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai muslim yang taat menginginkan setiap waktunya dipenuhi dengan ibadah. Namun dikarenakan kondisi finansial yang belum mapan, sehingga mengharuskan dia untuk bekerja. 

Manusia pada umumnya bekerja sebagai syariat untuk menghasilkan rezeki yang halal. Bekerja adalah ikhtiar untuk menjemput rezeki yang telah Allah SWT tetapkan bagi setiap hamba-Nya.

Ada pertanyaan menarik dari salah satu jamaah Al-Bahjah yang bisa dijadikan pelajaran bagi umat Islam lainnya. Orang tersebut menginginkan belajar ilmu tasawuf, namun dia berada di situasi yang mengharuskan untuk bekerja mencari rezeki.

Dia bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Antara kerja dan menghabiskan waktunya untuk ibadah, mana yang harus dipilih? Untuk sekadar makan sehari hari, dia merasa cukup.

"Urusan makanan alhamdulillah sudah cukup. Cuma pertanyaannya, siapa yang mencukupi Anda? Jangan-jangan Anda merepoti orang lain. Kalau cukup memang sudah dijamin (oleh Allah)," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Selasa (3/9/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Jangan Membebani Orang Lain

Buya Yahya
Buya Yahya membuka SMP Al-Bahjah An-Nahl di Tangerang, melengkapi sekolah Al-Bahjah tingkat SD, SMP dan SMA yang telah dibangun di Cirebon, Jawa Barat. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Buya Yahya sepakat perihal rezeki sudah dijamin Allah SWT. Namun yang harus dipahami adalah jangan sampai membebani orang lain. Sebab, orang yang hidupnya hanya meminta itu tidak baik.

"Kalau memang Anda sudah mandiri, oke selesai, kemandirian Anda alhamdulillah," kata Buya Yahya.

Buya Yahya lantas menyinggung soal belajar ilmu tasawuf. Ia mengatakan, belajar ilmu tasawuf harus setelah belajar ilmu syariat fikih.

"Kalau orang tasawuf tapi nggak ngerti ilmu fikih, nanti bahaya sekali kalau nggak ngerti ilmu dzahir, nggak ngerti halal haram, bisa jadi nanti ibadah ala tasawufnya (yang) tidak dibarengi dengan syariat, malah melanggar syariat," jelas Buya Yahya.

Pendapat Buya Yahya tentang tasawuf itu bukan hanya tentang dzikir saja. Akan tetapi, ilmu tasawuf dimaknai sebagai ilmu membersihkan hati.

"Membersihkan hati adalah fardhu’ain. Semua harus belajar membersihkan hati dan itu tidak harus menyita waktu sehingga harus meninggalkan pekerjaan," ujar Buya Yahya.

Gus Baha: Ibadah Terbaik Adalah Bekerja

Gus Baha (YT Bolo Pusat)
Gus Baha (YT Bolo Pusat)

Mengutip NU Online, menurut KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau Gus Baha, justru ibadah terbaik adalah bekerja mencari nafkah. Pernyataan ini dikutip dari perkataan Rasulullah SAW.

"Ibadah terbaik adalah bekerja, kata nabi. Orang biar tetap kerja sesuai dengan kemampuan masing-masing dan itu ibadah yang paling utama," tutur Gus Baha.

Gus Baha mengisahkan KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen, sosok ulama besar dan ternyata dengan besar kekuasaan dan pengaruhnya, ia tetap menyambung kehidupan dengan hasil kerja yakni berniaga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya