4 Hal yang Dianjurkan saat Melihat Tanda-Tanda Kematian atau Sakaratul Maut Seseorang

Dr. Musthafa Al-Khin dalam kitabnya Al-Fiqhul Manhajî menyebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan ketika menyaksikan seseorang mengalami sakaratul maut

oleh Putry Damayanty diperbarui 06 Okt 2024, 03:30 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2024, 03:30 WIB
Ilustrasi Orang Sakit, Pasien, Rawat Inap (By AI)
Mpox, dikenal juga sebagai cacar monyet, memerlukan pengobatan yang tepat untuk meringankan gejala seperti demam dan ruam. Diet protein saja tidak cukup mengatasi virus ini. (Ilustrasi by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Kematian itu bisa datang kapan saja dan di mana saja dan oleh sebab apa saja. Tidak ada ketentuan usia, kondisi sakit ataupun sehat, semua bisa saja menemui kematiannya.

Oleh sebab itu, kita perlu mempersiapkan diri menuju kematian. Rasulullah SAW bersabda: 

أَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ

Artinya: "Perbanyaklah oleh kalian mengingat pemutus kenikmatan (kematian)." (HR. Ibnu Hibban)

Meski kematian bisa datang kapan saja dan pada usia berapa saja, persiapan menuju kematian itu perlu lebih ditingkatkan ketika seseorang dalam keadaan sakit keras.

Misalnya ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit, maka beberapa hal ini harus dilakukan jika memang sudah terlihat tanda-tanda akan datangnya ajal.

Mengutip dari laman NU Online, Dr. Musthafa Al-Khin dalam kitabnya Al-Fiqhul Manhajî menyebutkan ada 4 (empat) hal yang semestinya dilakukan seseorang terhadap anggota keluarga yang sedang mengalami naza’ atau sakaratul maut. Keempat hal itu adalah:

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

1. Memposisikan Tubuh ke Arah Kiblat

Ilustrasi sakit, dirawat di rumah sakit
Ilustrasi sakit, dirawat di rumah sakit. (Photo Copyright by Freepik)

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah memposisikan orang yang sedang sekarat miring ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.

Bila hal ini dirasa susah maka menelentangkannya dengan posisi kepala sedikit diangkat sehingga wajahnya menghadap ke kiblat. Demikian pula kedua ujung kakinya juga disunahkan untuk dihadapkan ke arah kiblat.

2. Disunnahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat kalimat syahadat yakni lâ ilâha illallâh dengan cara yang halus dan tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut.

Cukuplah mentalqin dengan mengulang-ulang memperdengarkan kalimat Lâ ilâha illallâh di telinganya tanpa menyuruh untuk mengucapkannya. Berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Artinya: "Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat lâ ilâha illallâh."

3. Membacakan Surah Yasin

Ilustrasi kitab suci, Islam, Al-Qur'an
Ilustrasi kitab suci, Islam, Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

Selanjutnya, disunnahkan membacakan surah Yasin kepada orang yang sedang sekarat. Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban,

اقرؤوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس

Artinya: "Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara kalian."

4. Orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-tanda kematian ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnuzhan) kepada Allah.

Dalam keadaan seperti ini yang terbaik ia lakukan adalah membuang jauh-jauh bayangan dosa dan kemaksiatan yang telah ia perbuat. Sebaliknya ia dianjurkan untuk membayangkan bahwa Allah akan menerimanya dan mengampuni semua dosa-dosanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya