Liputan6.com, Jakarta - Dalam pandangan Islam, seseorang yang tidak memiliki anak biologis di bumi tidak berarti ia kurang dalam hal berkah atau kasih sayang Allah. Islam mengajarkan bahwa keturunan bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan pahala dan kebaikan.
Rasulullah SAW pun menekankan pentingnya amal, perbuatan baik, dan memberikan manfaat bagi orang lain. Mereka yang tidak memiliki anak dapat fokus pada mendidik generasi lain, menyebarkan ilmu, atau berkontribusi dalam komunitasnya, yang semuanya merupakan bentuk ibadah yang mulia dan bernilai di sisi Allah.
KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, menyampaikan pesan penting mengenai pentingnya berbagi rezeki dengan mengangkat anak-anak yatim atau anak-anak hamba Allah yang membutuhkan. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Advertisement
Dalam ceramahnya, Buya Yahya mengajak siapa saja yang belum dikaruniai anak untuk tidak ragu dan tidak menyia-nyiakan rezeki yang telah diberikan oleh Allah.
Ia menekankan bahwa harta yang kita kumpulkan seharusnya digunakan untuk hal yang bermanfaat, salah satunya dengan mengangkat anak yatim.
Buya Yahya menyebutkan bahwa harta yang dimiliki akan lebih bernilai ketika digunakan untuk kebaikan, terutama dalam membesarkan anak-anak yang membutuhkan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Bisakah Punya Anak di Akhirat?
"Jangan sampai kita bekerja keras mencari uang, tetapi ketika mati tidak mendapatkan apa-apa dari harta tersebut. Gunakan rezeki untuk mengangkat anak hamba-hamba Allah. Meski mereka bukan anak yang lahir dari rahim kita, mereka akan menjadi sebab kita mulia di akhirat nanti," ungkap Buya Yahya, dikutip dari kanal YouTube @Bayah360,
Ia juga mengingatkan umat bahwa memiliki banyak anak di dunia bukan hanya soal memiliki keturunan biologis, melainkan juga soal membesarkan anak-anak yang tidak memiliki orang tua.
Hal ini tidak hanya memberikan keberkahan di dunia, tetapi juga kemuliaan di akhirat.
Pesan ini sangat relevan bagi mereka yang belum memiliki anak. Buya Yahya menegaskan bahwa seseorang yang tidak memiliki anak di dunia, tidak seharusnya juga tidak memiliki anak di akhirat.
Artinya, dengan mengangkat anak yatim atau anak yang membutuhkan, seseorang dapat memiliki "anak" yang akan memberikan syafaat di akhirat.
Selain itu, Buya Yahya juga menekankan bahwa program ini tidak hanya untuk menghantarkan anak-anak kepada kemuliaan yang sesungguhnya, tetapi juga untuk menghindarkan mereka dari bencana moral yang banyak terjadi saat ini.
Advertisement
Anak Angkat akan Jadi Saksi di Akhirat
Ia mengkhawatirkan tontonan yang salah dan dampak negatif dari media yang bisa merusak generasi muda.
"Pandangan mata kita bisa merusak hati, dan ini yang harus dihindari. Makanya, penting untuk menjaga mata dan hati kita dari hal-hal yang tidak baik," ujarnya dalam ceramah tersebut.
Ia juga menyitir ayat Al-Qur'an yang berbunyi, "Katakanlah kepada orang-orang beriman agar menundukkan pandangan mereka."
Ayat ini menjadi landasan penting untuk menjaga moral dan perilaku, terutama dalam era digital di mana tontonan negatif begitu mudah diakses.
Buya Yahya mengajak umat untuk lebih bijaksana dalam menggunakan rezeki yang telah diberikan oleh Allah.
Bukan hanya untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan umat, terutama dalam membesarkan anak-anak yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian.
Dalam pesannya, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa setiap anak yang kita angkat dan besarkan dengan baik akan menjadi "anak" kita di akhirat.
Mereka akan menjadi saksi atas kebaikan kita dan memberikan syafaat di hadapan Allah.
Pesan ini diharapkan bisa membuka hati umat untuk lebih peduli terhadap anak-anak yatim atau anak-anak yang kurang beruntung.
Dengan mengangkat mereka sebagai bagian dari keluarga, seseorang bisa mendapatkan keberkahan yang tak ternilai.
Ceramah Buya Yahya ini memberikan pencerahan bagi banyak orang, khususnya mereka yang belum dikaruniai anak. Dengan berbagi rezeki melalui program pengangkatan anak, seseorang bisa mendapatkan kemuliaan yang besar di sisi Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul