Yang Terjadi saat Ustadz Adi Hidayat Diajak Menikah Oleh Santriwati Berusia 18 Tahun

UAH tidak hanya disukai sebagai guru agama, tetapi juga menjadi figur idola, terutama di kalangan perempuan. Tidak sedikit yang terpesona bukan hanya karena ceramahnya, tetapi juga diam-diam berharap menjadi pendamping hidupnya, menunjukkan bahwa keteladanan sosok pendakwah dapat membawa daya tarik yang luar biasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2024, 08:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (SS. YT. Short @nafassubuhtv)
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (SS. YT. Short @nafassubuhtv)

Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Adi Hidayat (UAH) dikenal sebagai sosok pendakwah yang sangat digemari di Indonesia, bukan hanya karena ketampanannya, tetapi juga karena kedalaman ilmunya yang menginspirasi banyak orang. Gaya penyampaiannya yang jelas, argumentatif, dan penuh hikmah membuat dakwahnya mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Hal ini menjadikan Ustadz Adi Hidayat tidak hanya disukai sebagai guru agama, tetapi juga menjadi figur idola, terutama di kalangan perempuan. Tidak sedikit yang terpesona bukan hanya karena ceramahnya, tetapi juga diam-diam berharap menjadi pendamping hidupnya, menunjukkan bahwa keteladanan sosok pendakwah dapat membawa daya tarik yang luar biasa.

Dalam sebuah majelis, UAH mengungkapkan kisah unik yang mengundang tawa para jamaah. Cerita ini ia sampaikan dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @kiranaislam. Kisah tersebut bermula dari sebuah surat yang diterima UAH dari seorang santriwati berusia 18 tahun.

“Assalamualaikum, saya berusia 18 tahun, baru lulus SMK. Insya Allah hafalan Quran saya sudah baik,” demikian isi surat itu. Sang santriwati juga mengungkapkan bahwa ia berasal dari keluarga sederhana.

UAH merespons dengan penuh rasa syukur, “Alhamdulillah, banyak orang-orang sederhana insya Allah bisa masuk ke surga. Bebannya nggak banyak, hartanya nggak banyak dihisab. Mereka bisa lebih banyak beribadah, puasa, dan bangun malam. Insya Allah memberikan kemuliaan.”

Namun, isi surat itu tidak berhenti di situ. Santriwati tersebut menyatakan niatnya untuk istiqomah dalam menjalani hidup, termasuk dalam urusan pernikahan. “Insya Allah saya istiqomah ingin menikah,” tulisnya. Mendengar hal ini, UAH kembali menanggapi dengan santai, “Alhamdulillah.”

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ini Ucapan Santriwati dalam Suratnya

Ilustrasi muslimah senyum, Islami
Ilustrasi muslimah senyum, Islami. (Photo Copyright by Freepik)

Cerita ini berubah menjadi menarik ketika santriwati tersebut melanjutkan permohonannya. Ia bertanya apakah UAH bersedia menjadi imamnya. “Kalau saya boleh minta, mau nggak ustadz jadi imam saya?” ucapnya dalam surat tersebut.

Ucapan itu memicu gelak tawa dari seluruh ruangan. UAH pun tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. “Wah, ini yang repot nih. Baru saya bahas imam, saya teruskan nggak nih? Kayaknya viral nih,” ujar UAH sambil tersenyum.

Kisah ini menjadi bahan pembahasan hangat di tengah jamaah. Sebagian tertawa terbahak-bahak, sementara lainnya terdiam, merenungi keberanian santriwati tersebut. UAH menjelaskan bahwa permintaan itu merupakan bagian dari keinginan tulus seorang anak muda untuk menjalani kehidupan yang lebih baik sesuai syariat.

“Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah ini,” tambah UAH.

Dia menyampaikan bahwa keberanian untuk menyampaikan niat baik adalah salah satu bentuk keteguhan hati yang patut diapresiasi.

Santriwati tersebut, menurut UAH, menunjukkan sikap percaya diri dan keberanian untuk meminta sesuatu yang ia anggap baik. Meski demikian, UAH menekankan pentingnya memahami konteks dan etika dalam menyampaikan permintaan semacam itu.

Lebih lanjut, UAH mengingatkan para jamaah tentang pentingnya niat yang lurus dalam setiap tindakan. “Segala sesuatu bergantung pada niatnya. Jika niatnya baik, insya Allah hasilnya pun baik,” ujarnya.

Dakwah yang Dibalut Humor

Ilustrasi muslimah senyum, Islami
Ilustrasi muslimah senyum, Islami. (Photo Copyright by Freepik)

Cerita ini juga menjadi pengingat bagi banyak orang tentang pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi segala fase kehidupan, termasuk pernikahan. “Menikah itu ibadah, tapi harus disiapkan dengan matang, baik dari segi mental, ilmu, maupun finansial,” jelas UAH.

Tidak sedikit jamaah yang merasa terinspirasi oleh kisah ini. UAH pun menutup ceramahnya dengan memberikan nasihat kepada anak-anak muda agar terus memperbaiki diri dan menjaga istiqomah dalam menjalankan ajaran agama.

Pesan yang disampaikan UAH melalui cerita ini telah menarik perhatian luas dari masyarakat. Kisah santriwati 18 tahun ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga memberikan pelajaran tentang keberanian, niat baik, dan pentingnya mempersiapkan diri dalam kehidupan.

Melalui ceramahnya, UAH kembali menegaskan bahwa hidup adalah perjalanan untuk terus memperbaiki diri. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik, asalkan mereka memiliki niat yang kuat dan usaha yang konsisten.

Kisah ini mengingatkan bahwa humor dan pelajaran hidup dapat berjalan beriringan. Di satu sisi, ia menghibur; di sisi lain, ia menyampaikan pesan moral yang mendalam kepada para pendengarnya.

Dengan gaya bercerita yang santai namun penuh makna, UAH berhasil menghadirkan ceramah yang menginspirasi. Kisah ini menjadi bukti bahwa setiap momen, sekecil apa pun, bisa menjadi sarana untuk menyampaikan dakwah dan memperbaiki diri.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya