Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah asal Makasar yaitu Ustadz Das’ad Latif menyampaikan humor ringan tapi bermakna seputar rumah tangga orang kaya dan orang miskin.
Ia mengulas dinamika rumah tangga yang tidak menyenangkan, yakni pertengkaran. Pertengkaran dalam rumah tangga lazim terjadi, meskipun kehidupan pasutri ini tergolong berkecukupan.
Advertisement
Selalu saja ada masalah dalam rumah tangga. Tidak masalah ekonomi, permasalahan lain muncul yang menyebabkan pertengkaran terjadi.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga menyoroti pertengkaran rumah tangga bagi pasangan suami istri yang kondisi ekonominya tergolong sulit.
Simak Video Pilihan Ini:
Kaya Bertengkar Masih Bisa Dimaklumi
Ustadz Das'ad menjelaskan bahwa pertengkaran yang berujung sengsara bila mana dilakukan oleh rumah tangga yang taraf ekonominya lebih atau tergolong kaya ini masih bisa dimaklumi.
Mereka bisa memperoleh sisi kebahagiaan yang lain seperti tercukupinya segala kebutuha.
“Kalau rumah tangga orang kaya selalu bertengkar, orang masih maklum, ya biarlah dia bertengkar semuanya dia bisa beli,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Short @DasadLatif, Kamis (09/01/25).
Namun, jika pertengkaran rumah tangga pasutri yang miskin atau serba kekurangan, menurutnya justru mengherankan. Sebab dari mana lagi ia memperoleh kebahagiaan.
“Tapi kalau kau sudah miskin ngontrak-ngontrak, suamimu jelek, istrimu jelek, makan ala kadarnya, bau keteknya, bertengkar terus, kapan kau dapat surganya dunia?” imbuhnya.
Advertisement
Nasehat Ustadz Das'ad
Ustadz Das'ad memberikan petuah berharga saat rumah tangga diuji dengan kemiskinan. Menurutnya, rumah tangga miskin bukannya tidak bisa bahagia.
Masih ada celah kebahagiaan yang bosa diperoleh, meskipun hidup miskin seperti saling menghormati dan menjaga agar rumah tangga tetap nyaman.
“Maka biarlah kita miskin tapi kita saling menghormati, biarlah kita miskin tapi kita tidak pernah kurang ajar sama istri,” tegasnya
“Ini bertengkar, bertengkar, bertengkar tiap hari…eh hamil lagi,” kelakarnya.
“Ha…ha…ha…,” sahut riuh tawa para jemaah.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul