Liputan6.com, Jakarta - Ujian hidup seringkali menjadi momen yang sulit dipahami maknanya. Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute, dalam ceramahnya menjelaskan bahwa ujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan untuk mencapai harapan dan tujuan.
“Apakah mungkin kita akan mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4 tanpa melewati ujian belajar?” tanya UAH membuka penjelasannya.
Penjelasan ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @Islamissocool. UAH menegaskan bahwa proses adalah hukum dasar yang harus dijalani untuk meraih sesuatu yang diharapkan.
Advertisement
Menurutnya, seseorang yang berhasil mencapai IPK tinggi pasti melalui perjalanan yang penuh dengan kerja keras. Belajar di malam hari, memeras keringat, hingga berjuang dengan waktu adalah bagian dari proses itu.
“Bahagia itu datang setelah usaha. Belajar itu bukan hanya untuk belajar, tapi untuk akhirnya diwisuda,” tambahnya.
UAH mengibaratkan proses belajar sebagai langkah wajib yang tak terelakkan. Tidak mungkin seseorang diwisuda tanpa melalui ujian terlebih dahulu.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Menilai Ujian sebagai Hal Buruk
Hal ini juga berlaku dalam kehidupan secara umum. Tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai tanpa perjuangan dan kesabaran melewati ujian yang diberikan Allah SWT.
“Kalau tidak belajar, mustahil bisa diwisuda. Kalau tidak lewat ujian, mustahil mendapat ijazah,” tegasnya.
UAH menyebutkan bahwa setiap peristiwa yang dialami manusia memiliki keterkaitan dengan doa yang pernah dipanjatkan sebelumnya.
“Coba renungkan, mungkin dulu pernah berdoa sesuatu, dan jalan yang sekarang ini adalah cara Allah untuk mengabulkan doa itu,” ungkapnya.
Ia juga mengajak umat untuk tidak terburu-buru dalam menilai ujian sebagai hal yang buruk. Sebaliknya, ujian adalah bentuk kasih sayang Allah agar manusia siap menerima karunia-Nya.
“Setiap ujian adalah bagian dari rencana besar Allah. Tidak ada yang terjadi tanpa hikmah,” tambahnya.
Dalam kehidupan, ujian sering menjadi penentu kualitas iman seseorang. Proses ini juga menjadi jalan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan.
UAH menjelaskan bahwa kesulitan bukanlah tanda hukuman, tetapi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melalui ujian, seseorang dapat melihat kembali apa yang pernah dimintakan dalam doa.
Advertisement
Kuncinya adalah Sabar
“Kadang kita lupa apa yang pernah kita minta. Padahal, jalan yang sedang kita lalui adalah jawaban dari doa itu,” lanjutnya.
Setiap perjuangan yang dilakukan manusia akan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang diusahakan. UAH menekankan pentingnya kesabaran dan tawakal dalam menghadapi ujian tersebut.
Menurutnya, kesabaran adalah kunci utama yang mengantarkan manusia pada kebahagiaan yang hakiki. Dengan sabar, seseorang mampu memahami maksud Allah di balik setiap peristiwa.
“Allah ingin kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih siap menerima rahmat-Nya,” jelas UAH.
Selain itu, UAH juga mengingatkan bahwa harapan dan tujuan hidup harus diselaraskan dengan usaha nyata. Ikhtiar adalah bentuk tanggung jawab manusia atas apa yang diinginkannya.
“Tidak ada hasil tanpa usaha. Allah mencintai hamba-Nya yang mau berusaha dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Penutup dari penjelasan ini adalah ajakan untuk terus berdoa dan berserah diri kepada Allah. Setiap perjalanan yang penuh dengan ujian akan selalu menghasilkan kebahagiaan di ujungnya.
“Jangan pernah menyerah. Yakinlah, Allah selalu memberi yang terbaik melalui jalan yang telah dipilihkan-Nya,” tutupnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul