Jadi Imam Sholat Jangan Lama-Lama, Kenapa? Wanti-Wanti Buya Yahya

Buya Yahya juga menyoroti perbedaan antara sholat sendiri dan berjamaah. Ketika sholat sendirian, seorang muslim bebas memperpanjang rukuk atau sujud sesuai keinginannya

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jan 2025, 05:30 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 05:30 WIB
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sholat berjamaah memiliki keutamaan yang luar biasa dalam Islam. Namun, menjadi imam sholat memiliki tanggung jawab besar, termasuk memastikan durasi sholat tidak terlalu panjang. Hal ini menjadi perhatian khusus KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya.

Buya Yahya mengingatkan, seorang imam harus memperhatikan kondisi makmum. "Kalau menjadi imam sholat, jangan terlalu panjang-panjang supaya tidak menjadi fitnah bagi makmum," tegas Buya Yahya. Pernyataan ini dikutip melalui tayangan di kanal YouTube @KajiandakwahIslam-88.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan tentang pentingnya membaca tasbih saat rukuk dan sujud, yang cukup tiga kali. "Subhana rabbiyal adziimi wa bihamdih, tiga kali. Subhana rabbiyal A'la, tiga kali. Jangan lebih dari itu kalau jadi imam," ujar beliau.

Menurutnya, aturan ini bukan tanpa alasan. Saat menjadi imam, seorang pemimpin sholat harus menyesuaikan bacaan dengan kemampuan makmum. Membaca tasbih lebih dari tiga kali dinilai dapat menyebabkan durasi sholat terlalu lama, yang akhirnya malah menjadi fitnah bagi makmum.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya juga menyoroti perbedaan antara sholat sendiri dan berjamaah. Ketika sholat sendirian, seorang muslim bebas memperpanjang rukuk atau sujud sesuai keinginannya. Namun, hal ini tidak berlaku saat menjadi imam.

Buya mencontohkan kisah Nabi Muhammad SAW yang pernah mempercepat sholat karena mendengar bayi menangis. Nabi memahami bahwa di antara makmum ada ibu dari bayi tersebut, sehingga beliau mempercepat sholat untuk mempermudah keadaan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Imam Harus Peka

Presiden Jokowi Bertakziah ke Persemayaman Almarhum Buya Syafii Maarif
ilustrasi sholat berjamaah.Presiden)... Selengkapnya

"Kalau bayi menangis, memang bukan bayi yang sedang sholat, tetapi ibunya. Dan tangisan itu pasti membuat seorang ibu gelisah. Maka Nabi mempercepat sholatnya," jelas Buya Yahya.

Menurutnya, kisah ini menjadi pelajaran penting bagi seorang imam untuk selalu peka terhadap kondisi makmum. Imam tidak boleh memaksakan keinginannya sendiri dengan memperpanjang sholat, terutama jika dapat menyulitkan orang lain.

Buya Yahya juga menegaskan bahwa tugas imam adalah mempermudah sholat berjamaah, bukan sebaliknya. "Kalau jadi imam, perhatikan makmum. Jangan sampai sholat menjadi beban karena terlalu panjang," katanya.

Keseimbangan dalam durasi sholat berjamaah menjadi salah satu bentuk kasih sayang kepada makmum. Hal ini juga mencerminkan ajaran Islam yang selalu memperhatikan kebutuhan umat.

Tidak hanya itu, Buya Yahya menambahkan bahwa menjadi imam juga harus mempertimbangkan kecepatan membaca surah. Surah yang panjang lebih baik dihindari jika makmum dirasa tidak mampu mengikutinya.

Ia mengingatkan, seorang imam memiliki tanggung jawab untuk menjaga kekhusyukan makmum. Sholat yang terlalu lama bisa membuat makmum merasa berat, sehingga mengurangi nilai ibadah tersebut.

Selain itu, penting bagi imam untuk mengetahui kondisi jamaahnya. Jika terdapat makmum yang sudah tua, sakit, atau memiliki keterbatasan waktu, maka sholat harus disesuaikan agar tidak memberatkan.

Islam Itu Mudah, Caranya Meneladani Rasulullah SAW

mimpi sholat berjamaah di masjid
ilustrasi sholat berjamaah di masjid ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Buya Yahya mengingatkan bahwa seorang imam harus mampu mencontohkan sifat bijaksana Nabi Muhammad SAW. Nabi selalu memikirkan kenyamanan umat dalam setiap ibadah yang dipimpinnya.

"Islam itu mudah, maka jangan dibuat sulit," ujar Buya Yahya. Prinsip ini menjadi landasan bagi seorang imam untuk mengatur durasi sholat.

Bua juga menyarankan agar imam selalu memperhatikan pelajaran dari hadis Nabi. Hal ini penting untuk memastikan sholat berjamaah berjalan dengan baik tanpa menimbulkan masalah.

Buya Yahya menutup ceramahnya dengan menekankan pentingnya pemahaman dalam menjadi imam. "Jangan sampai karena terlalu lama, makmum malah kehilangan kekhusyukan," pungkasnya.

Dengan memahami tanggung jawab ini, seorang imam dapat menjaga keharmonisan dan kekhusyukan dalam sholat berjamaah. Hal ini tentu menjadi cerminan dari nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Ajaran Nabi tentang mempercepat sholat saat kondisi mendesak menjadi bukti bahwa Islam sangat memperhatikan kebutuhan umat. Seorang imam harus mampu meneladani kebijaksanaan ini.

Semoga nasihat Buya Yahya menjadi pengingat bagi setiap muslim, khususnya yang diberi amanah sebagai imam sholat. Sholat yang dilaksanakan dengan penuh perhatian dan kasih sayang kepada makmum akan membawa keberkahan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya