Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau akrab disapa Gus Baha, merupakan salah satu ulama terkemuka yang dikenal luas di Indonesia. Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, Jawa Tengah ini, seringkali menyampaikan nasihat yang membumi dan relevan dengan kehidupan sehari-hari umat Islam.
Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha membahas target besar yang ingin dicapai untuk umat Islam. Ia mengungkapkan bahwa tujuan utamanya adalah agar umat Islam memiliki prinsip yang kuat dalam menjadikan tempat sujud sebagai kebutuhan mendasar.
Advertisement
"Target kulo, target saya itu kepengin orang Islam niku punya prinsip, mereka tersiksa kalau di komunitasnya itu tidak ada tempat sujud," ujar Gus Baha. Pernyataan ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @Gusbahaterbaru1.
Advertisement
Gus Baha menambahkan bahwa umat Islam tidak perlu dilatih untuk mengejar kebesaran duniawi semata. "Jangan dilatih dengan kebesaran-kebesaran itu. Monggo kita menikmati tadi ada istilah wali mashyur, ulama terkenal, itu dibuat supaya orang Islam dapat pahala, kira-kira ngidolakno wali mboten ngidolakno penyanyi dangdut ngoten," tuturnya.
Menurut Gus Baha, semangat mendirikan tempat sujud telah menjadi ciri khas umat Islam di seluruh dunia. Ia mencontohkan bagaimana kaum muslimin yang merantau ke berbagai negara tetap menjadikan tempat sujud sebagai prioritas utama.
"Di Korea, yang bikin tempat sujud itu anak-anak TKI. Di Taiwan, di beberapa negara Eropa, bahkan di Amerika, pertama yang membawa Islam adalah para imigran," jelasnya.
Gus Baha menekankan bahwa kebutuhan akan tempat sujud ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya sholat dalam kehidupan umat Islam.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Perjuangan Imigran Muslim
Gus Baha juga mengisahkan perjuangan para imigran muslim yang pertama kali memperkenalkan Islam di negara-negara Barat. Pada awalnya, mereka sering menghadapi tantangan besar, termasuk status hukum yang tidak jelas.
"Zaman itu, secara hukum negara, para imigran muslim di Amerika masih dianggap imigran gelap. Namun, lama-lama mereka menjadi orang terpelajar, bahkan ada yang menjadi senator," tambah Gus Baha. Perubahan ini menunjukkan bahwa semangat menjaga kebutuhan spiritual mampu membawa dampak besar, baik secara individu maupun komunitas.
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengajak umat Islam untuk menjadikan kebutuhan sujud sebagai prinsip hidup yang tak tergantikan. Ia menegaskan bahwa dengan prinsip ini, umat Islam akan selalu merasa membutuhkan Allah dalam setiap langkah kehidupan.
"Kalau semua orang Islam, afradul muslimin, punya semangat bikin sujud, dampaknya akan luar biasa. Tidak hanya bagi mereka sendiri, tetapi juga bagi komunitas di sekitar mereka," ujar Gus Baha.
Gus Baha menilai bahwa meningkatkan kesadaran beragama melalui tempat sujud dapat menjadi langkah awal menuju kebangkitan umat Islam. Dengan mendirikan masjid atau mushola, umat Islam tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual, tetapi juga menciptakan ruang untuk memperkuat solidaritas dan persatuan.
Cerita tentang imigran muslim yang mendirikan tempat sujud di negara-negara Barat menjadi contoh nyata bagaimana prinsip ini dapat membawa perubahan besar. Gus Baha mengungkapkan bahwa tempat sujud yang awalnya sederhana, kini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan Islam.
"Di Amerika, misalnya, masjid yang dulu dibangun oleh para imigran kini menjadi pusat kegiatan umat Islam. Bahkan, banyak generasi muda yang lahir di sana mulai memahami Islam dengan lebih baik," jelasnya.
Advertisement
Menjaga Identitas Keislaman
Menurut Gus Baha, menjadikan tempat sujud sebagai prioritas adalah salah satu cara untuk menjaga identitas keislaman di tengah kehidupan modern. Ia mengingatkan bahwa identitas ini harus dijaga agar umat Islam tidak kehilangan arah.
Gus Baha juga berpesan kepada generasi muda agar tetap menjaga semangat mendirikan tempat sujud di mana pun mereka berada. Ia berharap generasi muda dapat menjadi pelopor dalam memperkuat nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.
"Dengan semangat ini, kita tidak hanya menjaga hubungan dengan Allah, tetapi juga membangun hubungan yang harmonis dengan sesama manusia," ujar Gus Baha.
Ceramah Gus Baha tentang target besar untuk umat Islam memberikan inspirasi bagi banyak orang. Dengan menjadikan tempat sujud sebagai kebutuhan mendasar, umat Islam dapat terus memperkuat prinsip keimanan di tengah tantangan zaman.
Melalui perjuangan para imigran muslim di negara-negara Barat, Gus Baha menunjukkan bahwa semangat menjaga kebutuhan spiritual mampu membawa dampak positif yang besar. Prinsip ini tidak hanya relevan untuk kehidupan individu, tetapi juga untuk membangun komunitas yang lebih baik.
Dengan pesan yang penuh makna, Gus Baha mengajak umat Islam untuk terus menjaga identitas keislaman melalui prinsip kebutuhan sujud. Semangat ini diharapkan dapat menjadi landasan kuat bagi kebangkitan umat Islam di masa depan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul