Awas Hati-Hati, Dianggap Rajin Ibadah Ternyata Hanya Turuti Hawa Nafsu Kata Buya Yahya

Menurut Buya Yahya, ibadah bukan sekadar rutinitas, tetapi harus disertai dengan pemahaman yang benar. Jika seseorang meninggalkan kewajiban demi sesuatu yang dianggap ibadah, maka itu justru bisa menjadi kesalahan.

oleh Liputan6.com Diperbarui 14 Feb 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 12:30 WIB
Buya Yahya (Tangkap Layar Al-Bahjah TV)
Buya Yahya (Tangkap Layar Al-Bahjah TV)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang mengira sedang beribadah, padahal tanpa sadar hanya mengikuti hawa nafsu. Apa yang tampak sebagai kebaikan belum tentu bernilai ibadah jika tidak dilakukan dengan pemahaman yang benar.

KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menegaskan bahwa ibadah yang dilakukan harus berlandaskan keikhlasan dan pemahaman yang benar. Jangan sampai seseorang merasa sudah berbuat baik, tetapi sebenarnya hanya menuruti keinginannya sendiri.

"Kadang orang tidak sadar melakukan ibadah ternyata hawa nafsu. Contohnya, seorang istri sudah tahu suaminya baru pulang dari luar kota, seharusnya menemani dulu suaminya. Namun, ia lebih memilih pengajian karena merasa itu lebih utama. Padahal, dalam kondisi seperti itu, menemani suami bisa lebih utama," ujar Buya Yahya, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial.

Buya Yahya mengingatkan bahwa sering kali seseorang mengutamakan sesuatu yang dianggap ibadah, tetapi sebenarnya mengabaikan kewajiban utama yang lebih prioritas.

Menurutnya, ibadah bukan sekadar rutinitas, tetapi harus disertai dengan pemahaman yang benar. Jika seseorang meninggalkan kewajiban demi sesuatu yang dianggap ibadah, maka itu justru bisa menjadi kesalahan.

"Misalnya, seorang anak mengetahui ibunya sedang sakit dan butuh ditemani. Namun, ia lebih memilih mengikuti pengajian dengan alasan istiqamah. Ini bisa jadi bentuk hawa nafsu karena ia mengutamakan keinginannya sendiri dibanding kewajiban terhadap orang tua," jelasnya.

Buya Yahya menegaskan bahwa ada skala prioritas dalam ibadah. Tidak semua yang tampak sebagai ibadah benar-benar bernilai ibadah jika dilakukan tanpa pemahaman yang benar.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ibadah Harus Perhatikan Skala Prioritas

Ilustrasi muslim, Islami, mengaji
Ilustrasi ibadah. (Image by rawpixel.com on Freepik)... Selengkapnya

"Banyak hawa nafsu yang berkedok ibadah. Orang sering tidak sadar dan mengira dirinya sedang melakukan hal baik, padahal meninggalkan kewajiban lain yang lebih utama," tambahnya.

Menurutnya, ibadah yang benar bukan hanya soal rutinitas, tetapi juga pemahaman terhadap skala prioritas dalam menjalankan perintah Allah.

"Misalnya, seseorang meninggalkan tugas rumah tangga yang menjadi kewajibannya demi mengikuti kajian. Ini bisa menjadi hawa nafsu jika ia mengabaikan hal yang lebih penting," ujarnya.

Buya Yahya mengingatkan agar seseorang selalu mempertimbangkan kewajiban utamanya sebelum memutuskan melakukan ibadah yang bersifat sunnah.

"Jangan sampai merasa sudah beribadah tetapi sebenarnya hanya mengikuti hawa nafsu. Ibadah harus dilakukan dengan ilmu dan pemahaman yang benar," tegasnya.

Ia menekankan bahwa memahami agama dengan baik sangat penting agar tidak terjebak dalam ibadah yang hanya berdasarkan keinginan pribadi.

"Sering kali seseorang merasa lebih baik dengan meninggalkan kewajiban yang seharusnya diutamakan. Ini adalah jebakan hawa nafsu yang harus diwaspadai," katanya.

Pahami Mana yang Harus Diutamakan

Ilustrasi pasangan muslim, suami istri
Ilustrasi pasangan muslim, suami istri. (Photo Copyright by Freepik)... Selengkapnya

Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami bahwa setiap perintah agama memiliki skala prioritas. Tidak semua ibadah memiliki bobot yang sama dalam setiap situasi.

"Seseorang harus bijak dalam menentukan mana yang lebih utama. Jangan sampai lebih memilih amalan sunnah tetapi meninggalkan kewajiban," tuturnya.

Menurutnya, menjaga keseimbangan dalam ibadah adalah hal yang sangat penting. Islam mengajarkan keseimbangan dalam menjalankan ajaran agama tanpa mengorbankan tanggung jawab lain yang juga diperintahkan oleh Allah.

"Pahami dahulu mana yang harus diutamakan. Jangan sampai yang utama ditinggalkan hanya karena ingin melakukan sesuatu yang dianggap ibadah," jelasnya.

Buya Yahya menegaskan bahwa orang yang memahami agama dengan baik tidak akan terjebak dalam kesalahan ini. Ibadah dilakukan dengan ilmu, bukan sekadar perasaan semata.

"Banyak orang terjebak dalam hawa nafsu yang berkedok ibadah. Mereka merasa sudah benar, padahal meninggalkan sesuatu yang lebih utama," tambahnya.

Ia mengajak setiap muslim untuk selalu belajar dan memahami agama agar ibadah yang dilakukan benar-benar bernilai di sisi Allah.

"Jangan sampai ibadah yang dilakukan hanya karena hawa nafsu. Pastikan setiap amalan benar-benar memiliki dasar yang kuat dalam ajaran agama," pungkasnya

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya