Liputan6.com, Jakarta - Salah satu aktivitas yang lazim dilakukan pada bulan Ramadhan adalah tidur. Selain puasa dan tilawah Qur'an, tidur merupakan salah satu kenikmatan bagi orang yang berpuasa. Namun, benarkah tidur saat puasa termasuk ibadah?
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha memberikan penjelasan menarik mengenai hal ini di hadapan para jamaah dan santrinya.
"Tidurnya umatnya Rasulullah itu luar biasa. Utamanya tidurnya orang puasa dan ulama, tidurnya tasbih," ujar Gus Baha dalam sebuah pengajian.
Advertisement
Menurut Gus Baha, tidur mengandung pelajaran penting bagi manusia, salah satunya adalah sebagai tanda atau alamat kematian. Saat seseorang tidur, ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Hal ini menjadi pengingat bahwa manusia harus mengimani kalimat La haula wa la quwwata illa billah, yang berarti tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Ingsun_santri, Gus Baha menegaskan bahwa tidur adalah kondisi di mana manusia tidak memiliki kendali atas dirinya sendiri. "Kamu lupa bahwa saat paling krusial dalam hidup adalah tidur," ujarnya.
Gus Baha kemudian mengutip firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Ar-Rum ayat 23:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan." (QS. Ar-Rum: 23).
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Tidur Menghindari Maksiat
Tidur juga dapat menjadi cara untuk menghindari maksiat. Menurut Gus Baha, tidur dapat mencegah seseorang dari godaan dunia, terutama bagi mereka yang hidup di lingkungan yang penuh fitnah.
"Kalau kamu hidup di kota Demak atau Semarang, agar tidak kepikiran nightclub, perempuan-perempuan cantik di terminal, di jalan-jalan, satu-satunya cara adalah tidur. Kamu kalau melek, tetep jlalatan. Tak jamin," ucapnya sambil berseloroh.
Dari sudut pandang ushul fiqih, Gus Baha menjelaskan bahwa dalam beberapa pendapat ulama, tidak ada yang benar-benar mubah. Setiap tindakan yang terlihat mubah sebenarnya adalah bentuk meninggalkan keharaman.
"Tidak ada kemubahan kecuali saat itu Anda meninggalkan keharaman. Anda tidur, berarti Anda tarkul ma’siyat (meninggalkan maksiat). Tidak mencuri, tidak dugem, tidak berzina, tidak menggunjing orang, dan lain-lain," lanjutnya.
Oleh karena itu, tidur bisa dihitung sebagai ibadah jika diniatkan untuk meninggalkan maksiat. "Ya Allah, saya mau tidur, meninggalkan maksiat. Jadi Malaikat Raqib dan ‘Atid diberi tahu, ini bukan sekadar tidur. Ini akan meninggalkan maksiat," imbuh Gus Baha.
Namun, ia juga menambahkan dengan nada bercanda, "Tidur enam jam, akhirnya tidak maksiat enam jam. Meskipun akhirnya maksiat karena bangun jam tujuh, artinya maksiat tidak Subuhan."
Selain itu, Gus Baha juga menekankan bahwa ulama memiliki peran penting dalam mengajarkan esensi tidur sebagai istirahat dan ibadah.
"Yang bisa menganalisis itu siapa? Ya tentu adalah ulama. Ulama memiliki sanad musalsal ila Rasulillah," jelasnya.
Advertisement
Anggap Tidur Pemanasan Kematian
Keutamaan tidur juga merupakan salah satu berkah bagi umat Rasulullah. "Tidurnya umat Rasulullah itu luar biasa. Terutama tidurnya orang puasa dan tidurnya ulama," tegas Gus Baha.
Tidur juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Menurut Gus Baha, banyak wahyu yang diterima para nabi datang melalui mimpi saat tidur.
"Mari mencoba melihat sejarah semua nabi, di antara wahyunya melalui apa? Melalui tidur, melalui mimpi," ucapnya.
Oleh karena itu, mimpi harus dikelola dengan baik. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan berwudhu sebelum tidur, membaca tasbih, dan meninggalkan urusan dunia.
"Anggap saja ini adalah pemanasan kematian," pesannya.
Gus Baha kemudian menambahkan dengan gaya khasnya, "Itu insya Allah mimpinya sip. Mimpi ketemu Dajjal, tidak ketangkap karena Dajjalnya kecebur kali. Kalau kamu tidak wudhu lalu tidak bisa tidur, malah makan dulu biar ngantuk, mimpinya dikejar Dajjal insya Allah ketangkap," ucapnya disambut tawa jamaah.
Dengan pemaparan tersebut, Gus Baha menegaskan bahwa tidur bukan sekadar aktivitas istirahat, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Tidur dapat menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
