Liputan6.com, Jakarta - Keinginan manusia beragam, mulai dari hal sederhana hingga yang tampak mustahil tercapai. Dalam Islam, ketika seseorang memiliki keinginan yang sulit terwujud, ia dianjurkan untuk melaksanakan sholat hajat.
Ini sebuah ibadah sunnah yang dilakukan dengan penuh harap kepada Allah. Sholat ini menjadi wujud ketundukan dan doa agar keinginannya dikabulkan, karena seorang muslim meyakini bahwa segala sesuatu berada dalam kekuasaan-Nya.
Advertisement
Mengutip Bincangsyariah.com, berikut ini doa sholat hajat yang mustajab. Syekh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain, halaman 103, menjelaskan bahwa ketika seseorang tengah dalam keadaan sulit, maka dalam Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat hajat. Hal ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri dan memohon pertolongan kepada Allah.
Advertisement
فمن ضاق عليه الأمر ومسته حاجة في صلاح دينه ودنياه وتعسر عليه ذلك فليصل هذه الصلاة الآتية
Artinya: Orang yang sedang mengalami kesempitan, berhajat untuk membuat maslahat agama dan dunianya, dan merasakan kesulitan karenanya, hendaklah melakukan sholat sebagai berikut.
Sholat hajat sangat dianjurkan dan bisa dilakukan kapan saja kecuali pada waktu-waktu yang diharamkan untuk melaksanakan sholat, seperti saat matahari terbit, terbenam, dan ketika tengah hari. Setelah sholat hajat, dianjurkan pula melantunkan doa.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Doa setelah Sholat Hajat yang Mustajab
Berikut adalah bacaan doa setelah sholat hajat yang mustajab, yang sering dibacakan oleh Rasulullah Saw:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Lâ ilâha illallâhul halîmul karîm. Subhânallâhi rabbil ‘arsyil karîmil ‘azhîm. Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. As’aluka mûjibâti rahmatik, wa ‘azâ’ima maghfiratik, wal ghanîmata min kulli birrin, was salâmata min kulli itsmin. La tada‘ lî dzanban illâ ghafartah, wa lâ hamman illâ farrajtah, wa lâ hâjatan hiya laka ridhan illâ qadhaitahâ ya arhamar râhimîn.
Artinya: Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Penyantun lagi Mahamulia, Mahasuci Allah Tuhan yang memiliki Arsy yang besar. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Aku memohon kepada-Mu hal-hal yang mendatangkan rahmat-Mu dan hal-hal yang memastikan ampunan-Mu, serta terpelihara dari semua dosa yang menjarah setiap kebaikan dan selamat dari semua dosa. Janganlah Engkau tinggalkan suatu dosa pun bagiku, melainkan Engkau mengampuninya, dan tidak pula kesusahan melainkan Engkau berikan penawar kepadanya dan tidak pula suatu keperluan yang diridhai oleh-Mu melainkan Engkau memastikan buatku, wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.
Sebagian ulama menyebutkan bahwa sholat hajat memiliki keutamaan besar. Di antara keutamaannya adalah sebagai bentuk penghambaan kepada Allah dan sebagai sarana untuk memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya. Sholat ini juga menjadi pengingat bahwa manusia tidak dapat bergantung sepenuhnya kepada dirinya sendiri, tetapi harus selalu mengandalkan pertolongan Allah.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah Saw. bersabda: "Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau kepada salah seorang manusia, maka hendaklah ia berwudhu dan menyempurnakannya, lalu sholat dua rakaat, kemudian hendaklah ia memuji kepada Allah dan membaca shalawat kepada Nabi, lalu berdoa..." (HR. Abu Dawud, no. 1480).
Hadis ini menjadi dalil kuat mengenai anjuran melaksanakan sholat hajat ketika seseorang memiliki keinginan tertentu. Dengan niat yang ikhlas dan penuh keyakinan, seorang muslim berharap agar Allah mengabulkan doanya dan memberikan jalan terbaik dalam hidupnya.
Sebagian ulama juga menyarankan agar setelah sholat hajat, seseorang memperbanyak membaca istighfar dan dzikir. Ini karena istighfar membuka pintu rezeki dan memudahkan segala urusan yang dihadapi. Selain itu, doa yang dipanjatkan setelah sholat hajat sebaiknya sesuai dengan hajat yang diinginkan.
Advertisement
Terkabul dan Tidak Tergantung Hal Ini
Namun, perlu diingat bahwa terkabulnya doa seseorang bergantung pada kehendak Allah. Tidak semua doa langsung dikabulkan, tetapi bisa jadi Allah menundanya untuk waktu yang lebih tepat atau menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Oleh karena itu, seorang muslim harus tetap bersabar dan yakin bahwa setiap doa yang dipanjatkan tidak akan sia-sia. Bahkan jika belum mendapatkan jawaban yang diharapkan, doa tetap menjadi bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.
Banyak ulama menegaskan bahwa salah satu kunci utama dalam sholat hajat adalah keikhlasan. Doa yang dipanjatkan harus dilakukan dengan penuh pengharapan dan keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik.
Dengan memahami pentingnya sholat hajat, diharapkan setiap muslim dapat menjadikannya sebagai bagian dari kehidupannya. Tidak hanya dalam keadaan sulit, tetapi juga sebagai bentuk penghambaan dan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk tidak mudah berputus asa dan selalu mencari solusi dalam setiap kesulitan melalui ibadah. Sholat hajat adalah salah satu bentuk usaha spiritual yang bisa dilakukan untuk mendapatkan pertolongan dari Allah.
Kesimpulannya, sholat hajat adalah sarana penting bagi seorang muslim dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup. Dengan menjalankannya dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, seseorang bisa mendapatkan ketenangan hati serta harapan akan terkabulnya doa dan permohonan yang dipanjatkan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
