Liputan6.com, Jakarta - Pada hari kiamat, setiap manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk menerima keputusan akhir dari Allah. Saat itu, orang-orang yang telah jelas jaminan surganya, seperti para nabi, wali, dan orang-orang pilihan, akan langsung mendapatkan tempatnya. Namun, ada satu momen istimewa di mana Nabi Muhammad SAW mengajukan usulan kepada Allah agar lebih banyak umatnya masuk surga.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menjelaskan bahwa di Mahsyar, Rasulullah tidak hanya memperhatikan orang-orang yang sudah jelas masuk surga. Ada kelompok lain yang mungkin tidak terlihat menonjol di dunia, tetapi tetap setia menyembah Allah.
“Ketika nanti di Mahsyar itu ya gak usah kamu bayangkan ya, karena ini bila kaifin wa la hisorin. Itu Nabi di antara Jibril dan Allah. Kemudian tentu yang akan masuk surga itu orang-orang yang sudah jelas surganya, kayak para nabi, para wali, para habaib, para orang-orang pilihan. Itu jelas surganya,” ujar Gus Baha dalam ceramahnya, yang dipetik dari sebuah video di kanal YouTube @Ingsun_santri.
Advertisement
Menurut Gus Baha, Nabi Muhammad SAW mengajukan satu usulan penting kepada Allah. Usulan tersebut menekankan bahwa yang menyembah Allah tidak hanya berasal dari kalangan ulama, santri, atau orang-orang berilmu di lingkungan pesantren.
“Nabi usulnya itu hanya satu loh. Gusti, yang nyembah Jenengan bukan hanya orang Kudus tok, bukan orang Menoro tok, bukan madrasah-madrasah elit tok, bukan sekolah-sekolah unggulan tok. Banyak orang yang di tengah hutan juga nyembah Jenengan. Banyak orang yang kerja di Korea juga nyembah Jenengan. Banyak orang dengan segala kemiskinannya juga nyembah Jenengan. Tidak hanya orang-orang mainstream ini yang nyembah Jenengan,” jelas Gus Baha.
Ucapan Nabi Muhammad SAW ini menjadi alasan bagi Allah untuk mencari lebih banyak orang yang mungkin tidak dikenal di dunia, tetapi memiliki ketulusan dalam menyembah-Nya. Bahkan, mereka yang tidak memiliki status sosial tinggi tetap diperhitungkan dalam pandangan Allah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Usulan Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT
Menurut Gus Baha, inilah berkah dari rahmat Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya orang yang jelas kedudukannya yang mendapatkan surga, tetapi juga mereka yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh manusia.
Di hadapan Allah, Rasulullah mengusulkan dengan penuh kasih sayang kepada umatnya. Nabi Muhammad SAW mengucapkan doa khusus untuk para penyembah Allah di seluruh penjuru dunia.
"Ay Rabbi, ‘ibaduka ‘abaduka fi atrafil ardhi”
Artinya, “Duh Gusti Allah, (ada banyak) hamba-hamba Panjenengan (yang lain), itupun pada mengabdi kepada-Mu di segala tempat mereka tinggal.”
Gus Baha menafsirkan doa ini dengan gaya bahasa khasnya, menggambarkan bagaimana Rasulullah berusaha memasukkan sebanyak mungkin umatnya ke dalam surga.
“Loh Gusti, yang menyembah Panjenengan bukan cuma orang Kudus saja. Bukan orang madrasah-madrasah elit saja, bukan hanya yang di pesantren saja. Banyak orang yang di tengah hutan juga menyembah Panjenengan.”
Dalam penjelasannya, Gus Baha menyebutkan bahwa ada banyak orang yang hidup dalam keterbatasan ekonomi atau jauh dari lingkungan keislaman yang kuat, tetapi tetap beribadah kepada Allah.
Sebagai contoh, orang-orang yang bekerja di luar negeri, seperti di Korea atau negara lain, tetap berusaha menjalankan kewajibannya sebagai Muslim meskipun lingkungan mereka tidak mendukung.
Advertisement
Memaknai Usulan Rasulullah
Selain itu, ada pula masyarakat pedalaman yang jauh dari akses pendidikan agama, tetapi tetap berpegang teguh pada tauhid dan menjalankan ibadah sesuai kemampuannya.
Allah tidak hanya melihat dari segi pendidikan, kekayaan, atau status sosial seseorang. Yang lebih utama adalah ketulusan dalam beribadah kepada-Nya.
Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa kasih sayangnya tidak hanya untuk mereka yang sudah jelas posisinya, tetapi juga bagi umat Islam dari berbagai latar belakang.
Dalam Islam, rahmat Allah sangat luas, dan Nabi Muhammad SAW adalah perantara kasih sayang itu bagi umatnya.
Gus Baha menegaskan bahwa selama seseorang tetap menjaga keimanan dan menyembah Allah dengan ikhlas, maka ada harapan besar untuk mendapatkan rahmat-Nya.
Melalui usulan Rasulullah, banyak orang yang sebelumnya tidak diperhitungkan bisa mendapatkan kesempatan masuk surga berkat ketulusan ibadah mereka.
Dengan pemahaman ini, umat Islam diharapkan tidak mudah berputus asa dan terus berusaha memperbaiki ibadah serta keyakinannya kepada Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
