Liputan6.com, Jakarta - Sholat adalah salah satu kewajiban utama dalam agama Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Muslim. Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk melaksanakan sholat pada waktu yang telah ditentukan oleh syariat.
Sholat terbagi dalam lima waktu, mulai dari subuh hingga malam hari. Jika melewatkan waktu sholat tanpa alasan yang sah, maka seseorang dianggap telah melakukan dosa.
Advertisement
Namun, mungkin dalam beberapa kondisi menyebabkan sholat kita tertunda. Salah satu situasi yang sering terjadi adalah ketika seseorang sedang melaksanakan sholat, tiba-tiba waktu untuk sholat lainnya sudah masuk.
Advertisement
Baca Juga
Misalnya, seseorang sedang mengerjakan sholat Maghrib dan baru saja selesai satu rakaat, sementara waktu sholat Isya sudah tiba. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan dalam keadaan seperti ini?
Apakah kita tetap melanjutkan sholat yang sedang dikerjakan meskipun waktu sholat lain sudah masuk? Atau harus menghentikan sholat tersebut dan beralih untuk melaksanakan sholat berikutnya? Berikut penjelasannya mengutip dari laman NU Online.
Saksikan Video Pilihan ini:
Perbedaan Istilah Ada' dan Qadha dalam Sholat
Allah ﷻ mewajibkan bagi seluruh umat Islam untuk menjalankan sholat pada masing-masing waktu yang telah ditentukan. Seperti yang difirmankan dalam kitabnya:
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
“Sesungguhnya sholat itu bagi orang-orang mukmin adalah kewajiban yang ditentukan waktunya.” (QS. An-Nisa’ Ayat 103)
Dalam disiplin fiqih, waktu pelaksanaan sholat bersifat wajib yang longgar (muwassa’) dalam artian, sholat menjadi wajib bagi setiap muslim saat awal masuknya waktu sholat, kewajiban ini awalnya diharuskan untuk dilaksanakan dengan segera ketika masuknya waktu, namun boleh untuk diakhirkan sampai batas akhir waktu sholat tersebut dengan cara adanya ‘azm yaitu bertekad untuk melaksanakan sholat di waktu nanti sekiranya masih pada waktunya.
Dalam sholat juga dikenal istilah ada’ dan qadha. Ada’ berarti melaksanakan sholat ketika masih dalam waktu yang telah ditentukan, sedangkan qadha berarti melaksanakan sholat di luar waktu yang telah ditentukan.
Seseorang yang menjalankan sholat dengan cara ada’ berarti ia melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan yang diwajibkan oleh syara’. Sedangkan jika sholat dijalankan dengan cara qadha maka ia termasuk melanggar ketentuan pelaksanaan sholat yang telah ditentukan oleh syara’ sehingga ia dihukumi dosa, kecuali ia melakukan sholat dengan qadha ini dikarenakan sebuah uzur, seperti lupa akan wajibnya sholat baginya, tertidur mulai awal waktu sampai habisnya waktu dan dalam contoh-contoh yang lain. Maka dalam keadaan demikian, sholatnya tetap dihukumi qadha, namun ia dianggap tidak melakukan suatu larangan yang mengakibatkan dosa.
Lalu pertanyaannya, kapan sholat seseorang disebut dengan ada’?
Advertisement
Syarat Jumlah Rakaat yang Menentukan Status Sholat Ada'
Seseorang dianggap melaksanakan sholat dengan ada’ ketika ia dapat melaksanakan satu rakaat sholatnya ketika waktu sholat masih ada (tentu melaksanakan dua, tiga, atau seluruh rakaat pada waktunya lebih layak dianggap melaksanakan sholat dengan ada’).
Namun meski sholatnya disebut sebagai ada’, ia tetap dihukumi dosa dikarenakan melaksanakan rakaat sholat keluar dari waktu yang telah ditentukan.
Hal ini seperti yang dijelaskan dalam Fath al-Mu’in:
ولو أدرك في الوقت ركعة لا دونها فالكل أداء وإلا فقضاء.ويأثم بإخراج بعضها عن الوقت وإن أدرك ركعة
“Jika seseorang menemukan satu rakaat pada waktu sholat yang dilaksanakannya, maka seluruh sholat itu menjadi sholat ada’ jika tidak menemukan minimal satu rakaat maka sholatnya menjadi sholat qadha. Dan ia tetap dihukumi dosa sebab mengeluarkan sebagian sholat dari waktunya, meskipun ia dapat melaksanakan satu rakaat pada waktunya.” (Syekh Zainuddin Al-Maliabari, Fath al-Mu’in, juz 1, hal. 140)
Salah satu ketentuan yang dilakukan ketika sholat berstatus ada’ adalah ia dianjurkan untuk menyertakan niat ada’ pada niat sholat yang dilafalkan dalam hati saat bersamaan dengan takbiratul ihram. Begitu juga ia dianjurkan melafalkan dalam hati niat qadha ketika sholatnya berstatus sholat qadha. Wallahu a’lam.
