Liputan6.com, Jakarta - Setiap Muslim tentu ingin mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Namun, tidak semua orang memahami bagaimana cara meningkatkan status sebagai hamba Allah yang istimewa di hadapan-Nya.
Penceramah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan bahwa kunci utama untuk naik dari hamba biasa menjadi hamba istimewa adalah dengan bersyukur. Syukur bukan sekadar ucapan, tetapi juga wujud nyata dalam perbuatan.
Advertisement
"Jadi ketika syukur itu diterapkan dalam kehidupan, maka seorang hamba akan beralih dari hamba biasa statusnya menjadi hamba yang istimewa di hadapan Allah," ujar UAH dalam sebuah ceramah.
Advertisement
Menurut UAH, banyak orang menganggap syukur hanya sebatas mengucapkan 'Alhamdulillah' setelah menerima nikmat. Padahal, syukur sejati membuka peluang datangnya nikmat yang lebih besar.
Baca Juga
Dikutip dari tayangan di kanal YouTube @suasvideos UAH menegaskan bahwa syukur memiliki kaitan erat dengan janji Allah dalam Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7: “Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat kepadamu. Tetapi jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Ayat ini menegaskan bahwa bersyukur adalah cara terbaik untuk mendapatkan tambahan nikmat dari Allah.
Syukur juga mencakup perbuatan nyata, seperti memanfaatkan nikmat yang diberikan untuk kebaikan. UAH mencontohkan, jika seseorang diberikan rezeki berlimpah, cara bersyukur bukan hanya dengan mengucap ‘Alhamdulillah’, tetapi juga dengan berbagi kepada sesama.
Simak Video Pilihan Ini:
Lebih Berkah dengan Bersyukur
Selain rezeki, nikmat yang harus disyukuri meliputi kesehatan, ilmu, dan waktu. "Orang yang bersyukur atas kesehatan akan menjaga tubuhnya untuk tetap bugar dan menggunakannya dalam ibadah," kata UAH.
Ilmu juga termasuk nikmat besar yang harus disyukuri dengan cara mengamalkan dan menyebarkannya. "Jangan sampai ilmu hanya disimpan sendiri, tapi gunakan untuk manfaat bagi orang lain," lanjutnya.
Syukur atas waktu berarti menggunakannya untuk hal-hal yang bernilai ibadah. UAH mengingatkan bahwa waktu adalah nikmat yang sering disia-siakan, padahal setiap detik yang dimanfaatkan dengan baik akan membawa keberkahan.
Orang yang selalu bersyukur akan mendapatkan kehidupan yang lebih berkah. "Bukan hanya hartanya yang bertambah, tetapi ketenangan, kebahagiaan, dan kemudahan dalam setiap urusan," ungkap UAH.
Sebaliknya, orang yang kufur nikmat akan mengalami dampak buruk. Allah SWT memperingatkan bahwa kufur nikmat bisa mendatangkan azab. "Bukan hanya di akhirat, tapi juga di dunia. Nikmat yang ada bisa dicabut sewaktu-waktu," jelas UAH.
Sikap syukur juga dapat diterapkan dalam menghadapi ujian hidup. Orang yang bersyukur tidak akan mudah mengeluh saat diuji, melainkan tetap yakin bahwa setiap cobaan membawa hikmah.
"Orang yang bersyukur dalam keadaan sulit akan mendapat pertolongan dari Allah dan hatinya akan tetap tenang," kata UAH.
Advertisement
Cara Meningkatkan Syukur
Salah satu cara meningkatkan rasa syukur adalah dengan selalu melihat ke bawah, bukan ke atas. UAH mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang menyarankan agar seseorang melihat orang yang lebih rendah keadaannya agar lebih mudah bersyukur.
Selain itu, memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah juga menjadi tanda syukur. "Sholat, puasa, sedekah, dan amal kebaikan lainnya adalah wujud rasa syukur yang nyata," kata UAH.
Syukur juga bisa diwujudkan dengan menjaga lisan dari keluhan dan menghindari sifat iri hati terhadap nikmat orang lain. "Jangan sibuk membandingkan diri dengan orang lain, tapi fokus pada nikmat yang sudah diberikan Allah," tambahnya.
Orang yang selalu bersyukur juga akan lebih mudah merasakan kebahagiaan. "Hati yang bersyukur tidak akan merasa kekurangan, justru akan merasa cukup dan selalu puas dengan apa yang dimiliki," kata UAH.
Kesimpulannya, syukur bukan hanya sekadar ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Dengan bersyukur, seorang hamba bisa naik derajatnya di sisi Allah dan mendapatkan nikmat yang lebih besar.
"Kalau ingin jadi hamba yang istimewa, kuncinya ada di syukur. Mulai sekarang, biasakan bersyukur dengan lisan, hati, dan perbuatan," pungkas UAH.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
