Liputan6.com, Jakarta - Membaca surah Al-Fatihah adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap sholat. Namun, menurut murid kesayangan Mbah Maiomoen Zubair KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, membaca Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin seharusnya tidak hanya sekadar diucapkan, tetapi juga harus dijiwai dengan penuh kesadaran.
Dalam sebuah ceramah, ulama asal Rembang ini menjelaskan bahwa membaca kalimat ini adalah bentuk pengakuan terhadap nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah, yaitu kesehatan dan kewarasan.
Advertisement
"Saat membaca Alhamdulillahi Rabbil Alamin, itu tanda kita sedang memuji Allah yang telah memberikan kewarasan kepada kita," ujar Gus Baha, dikutip dari kanal YouTube @Khalifahproduction23.
Advertisement
Gus Baha menekankan bahwa manusia sering kali lebih mudah memuji makhluk daripada memuji Allah.
Misalnya, seseorang bisa dengan mudah memuji rokok yang enak, kopi yang nikmat, atau bahkan kekayaan seseorang. Tetapi ketika memuji Allah, justru sering dilakukan tanpa kesadaran penuh.
Gus Baha menggambarkan bahwa banyak orang yang mengagumi benda-benda duniawi, bahkan sesuatu yang sepele seperti rokok dan makanan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Allah SWT Beri Apresiasi Kepada yang MemujiNya
Namun, dalam kondisi yang lebih sadar, seseorang akan menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki, termasuk kesehatan, adalah anugerah yang patut disyukuri.
"Allah itu sangat menghargai hamba yang benar-benar memuji-Nya. Saat kita mengucapkan Alhamdulillāh Rabbil ‘Ālamīn dengan kesadaran penuh, Allah mengapresiasi itu," ujar Gus Baha.
Menurutnya, seseorang yang mulai terbiasa memuji Allah dibandingkan makhluk, berarti telah mengalami peningkatan dalam pemahaman spiritualnya.
Bahkan, dalam satu riwayat disebutkan bahwa malaikat akan mencatat seseorang yang membaca Alhamdulillāh Rabbil ‘Ālamīn dengan hati yang tulus sebagai wali Allah.
Namun, ada syarat yang cukup berat untuk mencapai derajat tersebut, yaitu menjauhkan diri dari kecintaan berlebihan terhadap harta dan kekayaan duniawi.
"Kalau selama ini kita lebih sering mengagumi mobil mewah, uang, atau bahkan rokok murah sekalipun, itu menunjukkan bahwa hati kita masih lebih condong ke dunia," ungkap Gus Baha.
Ia juga menyebutkan bahwa di kalangan masyarakat desa, ada yang menganggap bisa buang angin saja sudah patut disyukuri, karena itu tanda tubuh masih sehat.
Advertisement
Pahami Esensi dari Alhamdulillah
"Kalau kita bisa bersyukur bahkan atas hal-hal kecil seperti itu, berarti kita mulai memahami esensi dari Alhamdulillāh yang sesungguhnya," tambahnya.
Menurut Gus Baha, seseorang yang benar-benar memahami arti syukur akan lebih banyak mengingat Allah dibandingkan mengagumi hal-hal duniawi.
Ia mencontohkan, banyak orang yang lebih suka memuji makanan, cuaca, atau pemandangan indah, tetapi jarang yang benar-benar memuji Allah dengan kesadaran penuh.
Kesadaran ini yang menurutnya harus dibangun dalam diri setiap Muslim, terutama saat membaca surat Al-Fatihah dalam sholat.
Saat seseorang membaca Alhamdulillāh Rabbil ‘Ālamīn dengan sepenuh hati, maka ia sedang mengakui bahwa segala pujian hanya milik Allah semata.
Gus Baha menegaskan bahwa hal ini adalah bentuk kewarasan sejati, di mana seseorang lebih mengutamakan pujian kepada Allah dibandingkan kepada dunia.
"Kalau selama ini kita lebih sering memuji harta, jabatan, dan wanita, saatnya mulai mengubah kebiasaan itu," pesannya.
Dengan memahami makna ini, seseorang akan lebih mudah merasakan ketenangan dalam ibadah dan semakin dekat dengan Allah.
Oleh karena itu, Gus Baha mengajak setiap Muslim untuk tidak hanya membaca surat Al-Fatihah sebagai kewajiban dalam sholat, tetapi juga benar-benar meresapi maknanya.
Membaca Alhamdulillāh Rabbil ‘Ālamīn bukan hanya soal lafaz, tetapi juga tentang bagaimana seseorang menyadari betapa besarnya nikmat Allah dalam kehidupannya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
