Memaafkan dan Berbuat Baik Maka Allah akan Mengampuni Kita, Nasihat Ustadz Andar Nubowo

Salah satu cara terbaik untuk bersyukur kepada Allah adalah dengan beristigfar dan melakukan taubatan nasuha, sebagai bukti kesungguhan dalam memperbaiki diri

oleh Muhamad Ridlo Diperbarui 10 Mar 2025, 05:10 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2025, 04:55 WIB
Direktur Eksekutif Ma'arif Institute, Ustadz Andar Nubowo, Ph.D, dalam program Tajilan Yuk! Inspirasi Ramadan. (Foto: Istimewa)
Direktur Eksekutif Ma'arif Institute, Ustadz Andar Nubowo, Ph.D, dalam program Tajilan Yuk! Inspirasi Ramadan. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ampunan Allah SWT begitu luas, tetapi manusia tetap harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Direktur Eksekutif Ma'arif Institute, Ustadz Andar Nubowo, Ph.D mengingatkan bahwa selain memohon ampun kepada Allah, manusia juga harus berbuat baik dan memaafkan sesama.

"Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Jika kita mengakui kesalahan dan meminta ampun kepada-Nya, serta meminta maaf kepada sesama, maka Allah pasti akan mengampuni kita," ujarnya, dalam episode kesembilan Takjilan Yuk!, program Inspirasi Ramadan yang diinisiasi oleh PDI Perjuangan, Minggu (9/3/2025). 

Ustadz Andar juga menekankan bahwa manusia seharusnya merasa malu kepada Allah jika masih berbuat zalim kepada orang lain, mengingat banyaknya rezeki dan kasih sayang yang telah diberikan oleh-Nya.

"Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna, dengan hati nurani dan akal untuk digunakan dalam bersyukur. Kita harus senantiasa berterima kasih kepada Allah yang selalu membuka pintu ampunan bagi kita," tambah pria kelahiran Wonosobo yang merupakan jebolan Universitas Sorbon, Perancis ini.

Menurut Ustadz Andar, salah satu cara terbaik untuk bersyukur kepada Allah adalah dengan beristigfar dan melakukan taubatan nasuha, sebagai bukti kesungguhan dalam memperbaiki diri.

Promosi 1

Ada Bubur Kampiun

Direktur Eksekutif Ma'arif Institute, Ustadz Andar Nubowo, Ph.D, dalam program Tajilan Yuk! Inspirasi Ramadan. (Foto: Istimewa)
Direktur Eksekutif Ma'arif Institute, Ustadz Andar Nubowo, Ph.D, dalam program Tajilan Yuk! Inspirasi Ramadan. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Menariknya, episode kali ini juga menghadirkan Bubur Kampiun, kuliner khas Nusantara yang sarat makna.

Perpaduan bubur sumsum yang lembut, kacang hijau yang manis, dan ketan hitam yang kaya rasa menciptakan harmoni dalam satu sajian, menggambarkan keberagaman masyarakat Indonesia yang tetap bisa bersatu dalam satu kesatuan.

Sebagaimana beragamnya bahan dalam bubur ini, masyarakat Indonesia pun terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda.

Namun, seperti halnya Bubur Kampiun yang menyatu dalam cita rasa khas, kehidupan sosial di Indonesia pun dibangun atas dasar kebersamaan dan nilai-nilai keimanan.

Dengan konsep tayangan yang santai dan relevan bagi anak muda, Takjilan Yuk! tidak sekadar menjadi tontonan berbuka puasa, tetapi juga menghadirkan inspirasi dan refleksi.

Setiap episodenya diharapkan mampu menyentuh hati pemirsa, menghadirkan makna Ramadan yang lebih mendalam, serta mengajak untuk lebih menghargai kebersamaan dan keberagaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya