Liputan6.com, Semarang- Imlek dan keberadaan kue keranjang di setiap dapur etnis Tionghoa yang merayakan tahun baru China tentu tidak bisa dipisahkan. Selain dikenal dengan sebutan kue keranjang, kue manis khas Tionghoa ini juga disebut Nian Gao.
Tidak heran apabila banyak sekali produsen kue keranjang di kawasan pecinan Semarang, Jawa Tengah.
Dikutip dari berbagai sumber,awalnya kue keranjang ini dibuat sebagai sogokan atau suap. Namun, sogokan ini tentu bukan seperti suap kepada orang, melainkan ke Dewa Dapur yang kabarnya pasti bisa ditemukan di dapur-dapur setiap rumah.
Advertisement
Baca Juga
Menurut cerita rakyat Tionghoa, konon dewa ini bakal memberikan laporan kepada Kaisar Giok tentang aktivitas orang-orang yang ada di rumah setiap menjelang Tahun Baru Imlek.
Agar laporannya bagus sehingga orang yang tinggal di rumah diberi rahmat berupa nasib baik, maka dibuatlah kue keranjang ini sebagai bentuk suap kepada Dewa Dapur.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Simbol Kemakmuran
Meski begitu, ada catatan lain yang menyebut kue keranjang ini sudah dibuat sekitar 2000 tahun yang lalu seiring dengan Kalender Tiongkok yang dibuat pada masa Dinasti Zhou yang berkuasa pada abad ke-11 SM sampai 256 M.
Intinya sih, sejak orang Tiongkok mengenal konsep tahun, sejak saat itu pula persembahan kue keranjang dan makanan-makanan lain diberikan ke dewa-dewa dan leluhurnya.
Satu hal yang pasti, kue keranjang ini bisa dianggap sebagai simbol kemakmuran. Dari namanya saja, Nian Gao bisa diartikan sebagai kemajuan dari satu tahun ke tahun berikutnya. Adanya kue keranjang dianggap bisa membuat siapa saja mengalami perbaikan kondisi dalam hal ekonomi, pendidikan, keluarga, keberuntungan, dan lain-lain.
(Tifani)
Advertisement