4 Temuan Komnas HAM Terkait Insiden Wadas, “Betul Ada Kekerasan dari Aparat”

Temuan Komnas HAM pada tahap penelusuran awal insiden di Wadas.

oleh Sabrina Julie diperbarui 16 Feb 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2022, 06:00 WIB
Komnas HAM
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara

Liputan6.com, Jakarta Setelah melakukan penelusuran awal, akhirnya Komnas HAM mengungkap empat temuan terkait peristiwa yang terjadi di Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.

"Melanjutkan kerja-kerja tadi, dengan fokus soal peristiwa tanggal 8 (Februari 2022) kemarin ada empat temuan awal Komnas HAM," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam penjelasannya, Selasa (15/2/2022).


Temuan Pertama: Benar Terjadi Kekerasan oleh Aparat

Penemuan pertama yang ia paparkan menjelaskan terkait kasus dugaan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian di Desa Wadas saat pengamanan proses pengukuran oleh BPN.

“Pertama saya mengonfirmasi betul ada kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian pada saat pengamanan pengukuran di lahan warga yang sudah setuju. Itu saya konfirmasi," kata Beka.


Temuan Kedua: Warga Masih Takut Pulang

Karena Insiden yang terjadi, terdapat beberapa warga yang masih belum pulang ke rumahnya. Hal tersebut dikarenakan warga masih merasa takut.

"Terus yang kedua temuan awal kami adalah ada beberapa warga yang sampai kami datang ke Wadas itu hari Sabtu dan Minggu itu ada yang belum pulang ke rumah masing-masing karena ketakutan," tutur Beka.


Temuan Ketiga: Perempuan dan Anak di Wadas Masih Trauma

Penjelasan yang ketiga dari Beka mengatakan bahwa masih terdapat trauma bagi perempuan dan anak-anak dari Wadas. Hal tersebut muncul karena persepsi terhadap Polisi dan TNI yang melakukan tindakan ancaman atau intimidasi.

"Yang ketiga trauma yang diderita oleh perempuan dan anak karena peristiwa yang kemarin tanggal 8 dan ini juga membangkitkan memori atas kekerasan yang terjadi pada tahun lalu," ujar Beka.

"Apalagi memang informasinya ada beberapa aktivitas dari kepolisian dan TNI itu kemudian dipersepsikan itu akan mengancam mereka melakukan ancaman atau intimidasi. Itu persepsi warga," tambahnya. 


Temuan Keempat: Kerenggangan antar Warga

Setelah peristiwa yang terjadi, Beka mengatakan terdapat kerenggangan antara warga yang pro dan kontra, terhadap proyek pembangunan Bendungan Bener. 

"Temuan yang keempat, kami mendapati soal relasi sosial warga, baik pro dan kontra, semakin merenggang setelah peristiwa kemarin. Padahal sebelumnya warga itu sudah sempat agak cair lagi karena ada wasiat dari kiai lokal, Kiai Samsu sebelum meninggal," kata Beka.

"Ini tokoh yang dihormati di desa tersebut itu berpesan bahwa warga Wadas bersatu. Tidak ada lagi terpecah pecah dan menghilangkan persaudaraan termasuk relasi sosial. Itu warga ketika Kiai Samsu meninggal, semua takziah, tidak memandang pro dan kontra," sambungnya.


Meminta Pihak Kepolisian Memberi Sanksi Terhadap Aparat yang Melakukan Kekerasan

Berdasarkan temuan dari penelusuran awalnya, Komnas HAM meminta Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi untuk memberikan sanksi kepada polisi yang terbukti melakukan tindak kekerasan kepada warga Wadas. Ia juga menambahkan agar pihak kepolisian tidak mudah melabel hoax terhadap laporan yang terjadi di lapangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya