Kota Tua Jetayu, Bangunan-Bangunan yang Jadi Saksi Sejarah di Pekalongan

Tak hanya memiliki gaya arsitektur yang unik dan khas, setiap bangunan di kawasan Kota Tua Jetayu ini memiliki cerita sejarahnya masing-masing.

oleh Tifani diperbarui 27 Jul 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2022, 00:00 WIB
Batik Pekalongan
Februari 2018 Batik Pekalongan Ambil Bagian Pada Ajang New York Fashion Week (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Pekalongan - Pekalongan, Jawa Tengah adalah salah satu kota terbesar di pesisir pantai Utara Pulau Jawa (pantura). Pekalongan dikenal sebagai penghasil batik khas pesisir yang tersohor, selain itu Pekalongan juga menjadi saksi perjalanan sejarah Indonesia.

Kawasan saksi sejarah yang dimaksud adalah Kota Tua Jetayu Pekalongan. Tak hanya memiliki gaya arsitektur yang unik dan khas, setiap bangunan di kawasan Kota Tua Jetayu ini memiliki cerita sejarahnya masing-masing.

Bangunan itu antara lain kantor pos, Gereja Protestan, Gedung Societet, Gedung Balai Kota (kini Museum Batik), bekas kantor DPU (kini digunakan sebagai kantor Batik TV), Gedung Pertani, dan rumah mantan pembantu Gubernur yang dibangun pada tahun 1850. Dikutip dari berbagai sumber, kawasan Kota Tua Jetayu biasanya juga menjadi pusat kegiatan masyarakat. Banyak acara-acara baik bertaraf nasional maupun internasional yang diselenggarakan di sana.

Kawasan Kota Tua Jetayu  juga dijadikan area berolahraga oleh warga maupun anak-anak sekolah yang letaknya tak jauh dari sana, setiap pagi. Tak hanya keunikan bangunannya, masih di Kawasan Jetayu ada kawasan Kampung Cina.

Dulunya ada sebuah gapura yang menjadi penanda pintu masuk ke Kampung Pecinan ini. Saat malam, gapura ini akan menjadi tempat penjaga mengawasi orang yang keluar masuk kampung tersebut.

Ketika Tahun Baru Imlek, warga di kampung ini akan mengadakan Festival Pintu Dalem yang merujuk pada keberadaan gapura ini. Sayangnya, kini gapura itu sudah dibongkar karena proyek pelebaran jalan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Gedung Pertani

Selain gapura, di kawasan itu ada Rumah Jaksa dan Rumah Kediaman Keluarga Kapitan Thao, orang yang dulu begitu terpandang di tengah masyarakat Cina. Di antara gedung-gedung tua yang berdiri di Kota Tua Jetayu, ada satu gedung yang menjadi saksi bisu sistem tanam paksa.

Warga Pekalongan mengenalnya dengan nama Gedung Pertani. Dulunya, gedung itu dibangun Belanda untuk mengatur keuangan dari hasil perdagangan gula antara Hindia-Belanda dengan Kerajaan Hindia Belanda. 

Gedung Pertani juga menjadi saksi bisu sistem tanam paksa yang ditetapkan Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu. Pada waktu itu, warga di Pekalongan “dipaksa” untuk menanam komoditas gula.

Demi kelancaran transaksi pengiriman uang maupun transaksi lainnya, Pemerintah Hindia Belanda waktu itu mendirikan Gedung Pertani sekitar akhir abad ke-19. Setelah beroperasi cukup lama, bank itu akhirnya ditutup menjelang kedatangan Jepang, tepatnya pada 1941.

Kota Tua Jetayu yang menyimpan bangunan heritage yang bernuansa klasik, membuat kawasan Kota Tua Jetayu menjadi lokasi ideal bagi wisatawan untuk mendapatkan foto-foto yang Instagramable. Apalagi para wisatawan juga bisa melakukan napak tilas untuk mempelajari sejarah masing-masing bangunan secara langsung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya