Yogyakarta Darurat Sampah, Cara Desa Panggungharjo Bisa Jadi Contoh Solusi

Seperti diketahui, Yogyakarta saat ini sedang menghadapi darurat sampah untuk tiga wilayah yaitu Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2023, 23:10 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2023, 23:06 WIB
Darurat Sampah
Pembangunan TPS3R bersama para mitra, telah berhasil mengelola sampah dari 2.000 rumah tangga di Panggungharjo.

Liputan6.com, Yogyakarta - Darurat sampah di Yogyakarta mendapat respons dari Desa Panggungharjo Bantul. Desa ini menolak disamakan dengan Kota Yogyakarta karena sudah memiliki TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, and Recycle) KUPAS.

Sampah di desa ini telah diolah dan dipilah dengan baik. Sisa sampah yang masuk ke shelter TPS3R hanya berupa sampah yang sebelumnya telah dipilah dari rumah tangga dan juga pasokan dari pemulung,  yang tentunya memiliki nilai jual.

Seperti diketahui, Yogyakarta saat ini sedang menghadapi darurat sampah untuk tiga wilayah yaitu Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Piyungan telah mencapai kapasitas maksimalnya, dan sampah sudah mulai menumpuk di berbagai sudut kota.

Menurut Kepala Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, pembangunan TPS3R bersama para mitra, telah berhasil mengelola sampah dari 2.000 rumah tangga di Panggungharjo. Sampah diolah menjadi kompos, pupuk cair dan dipilah menjadi material daur ulang selanjutnya dengan industri daur ulang.

Operasional TPS3R kami juga bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi 33 orang. TPS3R KUPAS telah berhasil mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Piyungan sebesar 80 persen,

“Kalau ini bisa dikembangkan oleh TPS3R lain, maka bisa mengurangi beban TPA secara signifikan”, ujarnya, dalam siaran pers.

Desa Panggungharjo bermitra dengan Danone-AQUA untuk program penguatan kelembagaan, dan pengembangan pengetahuan tentang persampahan.

Sri Hastuti, warga Panggungharjo yang juga pelanggan TPS3R KUPAS merasakan manfaat besar TPS3R.

“Perubahan perilaku terlihat jelas, kalau kami ada kegiatan di rumah warga, tuan rumah enggak perlu terlalu repot. Tamu pulang membawa sampahnya masing-masing, apalagi yang bernilai seperti botol atau gelas plastik. Warga disini secara bertahap sudah sadar bahwa sampahku adalah tanggung jawabku”, kata Sri Hastuti.

Pada kesempatan terpisah, Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Klaten, Rama Zakaria mengatakan Desa Panggungharjo adalah mitra yang berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, AQUA sudah mendampingi dua TPS3R yaitu TPS3R KUPAS di Sewon, Panggungharjo, Bantul dan TPS3R GIAAAAAT (Guyub Iku Apik Agawe Ayom Adem Ayem Tentrem) di Minomartani , Ngaglik Sleman.

Sementara di Desa Tembi, Kecamatan Timbulharjo, Bantul ada Collection Center Sentral Busa yang mampu mengumpulkan 40 ton botol PET per bulan yang mendapatkan pendampingan yang sama dari AQUA.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya