Liputan6.com, Surabaya - Kebun hidroponik mungkin tak asing lagi didengar, namun memanfaatkan tekonologi canggih dalam berkebun tentu hal baru yang menarik untuk disimak.
Inovasi berkebun ini dibuat dan dikembangakan dua mahasiswa Teknik Elektro Universitas Kristern (UK) Petra Surabaya, mereka adalah Gregorio Diovani dan Sih Kawuryan Yulianef Kufa.
Mereka memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), keduanya membuat aplikasi bernama 'SERPIS'. Aplikasi tersebut berfungsi untuk mengontrol waktu penyiraman, pengabutan, dan pengaturan suhu di greenhouse tempat kebun hidroponik.
Advertisement
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat berkunjung ke greenhouse di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Wanita Serpis RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari takjub dengan teknologi IoT buatan Gregorio dan Kawuryan.
"Jadi dengan teknologi ini bisa menyiram, dan mengatur suhu secara otomatis," katanya, beberapa waktu lalu.
Tanaman hidroponik ini, lanjutnya ternyata akan jauh lebih bagus kalau ada pengaturan suhunya dan penyiraman air otomatis. Itu sudah dilakukan oleh mahasiswa UK Petra.
Baca Juga
Eri juga ingin nantinya aplikasi SERPIS bisa dikembangkan dan diterapkan di seluruh urban farming di Kota Pahlawan. Tujuannya, agar kualitas sayuran hidroponik yang dikelola petani lokal Surabaya menjadi lebih baik lagi.
"Tugas kita, Pemerintah Kota Surabaya, memastikan bahwa yang berinvestasi di kota Surabaya ketika membeli sayur, belinya di greenhouse yang ada di kota ini," jelasnya.
Ia mencontohkan, hotel, rumah makan, apartemen, yang menyediakan makanan dengan sayuran, belinya di petani hidroponik Surabaya. Dengan catatan, kualitasnya harus baik sesuai standarnya.
Dirinya yakin dengan adanya kolaborasi antara Pemkot Surabaya dengan perguruan tinggi, bisa menciptakan sayuran hidroponik yang sesuai dengan standar Internasional. Selain itu, juga akan meningkatkan penghasilan warga Kota Surabaya.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Dikendalikan Lewat Ponsel
Salah soerang mahasiswa yang membuat teknologi tersebut, Gregorio menjelaskan awal mula dia menemukan ide teknologi IoT buatannya.
Ia mengatakan aplikasi ini berbasis android bertenaga surya, secara keseluruhan dikendalikan lewat ponsel dengan jaringan internet.
Mulai dari penyiraman pengabutan, pengaturan suhu udara, dan pendeteksi kadar air, semuanya dapat dikendalikan dengan mudah dalam satu genggam.
"Suhunya bisa kita atur, misal di sini (green house) suhunya panas, secara otomatis bisa menyemprotkan kabut supaya tanamannya tidak layu dan tumbuh subur," kata Gregorio.
Advertisement
Mudahkan Pekerja
Gregorio mengutarakan ide ini muncul setelah berdiskusi dengan ibu-ibu KRPL Wanita Serpis. Saat itu para KRPL Wanita Serpis mengeluhkan kurangnya kualitas tanaman hidroponik dan rusak. Hal itu disebabkan suhu ruangan greenhouse yang kurang sejuk.
"Dengan adanya alat ini, ibu-ibu sudah tidak lagi repot-repot menyirami tanamannya secara langsung. Jadi cukup dari rumah dengan menggunakan handphone sudah bisa diatasi," jelas Gregorio.
Sayuran yang ditanam dengan teknik hidroponik oleh ibu-ibu KRPL Wanita Serpis ini bervariasi. Mulai dari sayur Samhong, Selada Air, Selada Romaine, Bok Choy, Sawi Hijau dan masih banyak lainnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Kelompok Tani RW 04 Jemur Wonosari, Yuniarti mengaku pekerjaannya menjadi lebih mudah dengan aplikasi ini. Bahkan, hasil panen sayur hidroponik KRPL Wanita Serpis kini menjadi jauh lebih baik.
"Banyak warga sekitar yang pesan sayur di kami, selain segar, sayuran yang kami kelola bebas pestisida," ia menjelaskan.