Selama Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan dan Pengangguran di Jember Meningkat

Jumlah masyarakat miskin di Jember bertambah 9.100 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mar 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2022, 18:00 WIB
Bupati Jember Heny Siswanto (Kanan) Bersama Wakil Bupati Jember Firjaun Barlaman (Kiri) (Istimewa)
Bupati Jember Heny Siswanto (Kanan) Bersama Wakil Bupati Jember Firjaun Barlaman (Kiri) (Istimewa)

Liputan6.com, Jember - Angka kemiskinan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, meningkat sepanjang pandemi Covid-19 melanda pada 2021. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Maret 2021 tingkat kemiskinan di kabupaten berjuluk Kota Seribu Bukit itu mencapai 10,41 persen atau 257.090 orang miskin.

"Angka ini bertambah 9.100 jiwa dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2020," kata Bupati Jember, Hendy Siswanto, dalam sidang paripurna Nota Pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati 2021, di gedung DPRD Jember, Rabu (30/3/2022) malam dalam keterangan tertulisnya. 

 

Ada delapan faktor yang diduga memengaruhi kondisi tingkat kemiskinan di Kabupaten Jember periode Maret 2020 sampai Maret 2021. Salah satunya adalah aturan PSBB hinga PPKM selama pandemi Covid-19 melanda. 

"Pertama, pandemi Covid-19 yang berkelanjutan berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi penduduk," terang Hendy.

Peningkatan angka kemiskinan juga dipicu oleh adanya 151.750 orang penduduk usia kerja yang kena PHK atau terpaksa berhenti bekerja karena pandemi Covid-19. Faktor lainnya, belum pulihnya aktivitas perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19 dan pembatasan pergerakan kegiatan masyarakat selama pandemi.

Jumlah pengangguran atau yang biasa didefinisikan sebagai Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2021 sebesar 5,44 persen, mengalami kenaikan 0,31 persen dibandingkan Agustus 2020. Dari 1,34 juta orang penduduk usia kerja, terdapat 73.020 orang penganggur. Jumlah ini semakin bertambah jika mengacu pada dampak pandemi.

Namun demikian secara makro, besaran TPT di Kabupaten Jember masih lebih rendah dibandingkan dengan TPT Provinsi Jawa Timur yang tercatat sebesar 5,74 persen dan TPT Nasional sebesar 6,49 persen, kata Hendy

 

 

Pertumbuhan Ekonomi Jember

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember sempat terkontraksi dan minus 2,98 persen pada tahun 2020. Hendy mengaku bahwa pihaknya membutuhkan banyak waktu untuk melakukan pemulihan.

"Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Jember juga terkontraksi menjadi minus 0,67 persen pada 2020," akunya.

Inflasi juga memberikan pengaruh terhadap kemiskinan. “Laju inflasi selama periode Maret 2020-Maret 2021 tercatat 1,66 persen. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang naik pada periode Agustus 2020-Maret 2021 sebesar 0,31 persen poin,” kata Hendy.

Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kebutuhan dasar dalam mengukur tingkat kemiskinan. Dengan begitu, definisi dari penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

"Namun demikian, angka kemiskinan di Kabupaten Jember masih lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata angka kemiskinan di Jawa Timur yang teracatat sebesar 11,40 persen. Jika dibandingkan rata-rata nasional yang mencatatkan persentase kemiskinan 10,14 persen, terpaut 0,27 persen  lebih tinggi," ucapnya Hendy.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya