Keris dari Desa Aeng Tong-tong Bakal Jadi Souvenir saat KTT G20

Menparekraf Sandiaga Uno bahkan telah memesan 20 keris dari Desa Aeng Tong-tong, di Madura.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mei 2022, 04:00 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2022, 04:00 WIB
Keris Legendaris Aeng Tongtong
Inilah salah satu keris legendaris karya Empu Aeng Tongtong bernama Murka'. Beratnya mencapai 3 kilogram.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berencana menjadikan keris asal Desa Wisata Aeng Tong-tong, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sebagai suvenir delegasi yang hadir dalam salah satu side event pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 nanti.

"Keris ini butuh waktu pembuatan yang tidak sebentar. Karena ada 20 negara dalam G20, jadi kita pesan 20 buah dulu untuk salah satu perhelatan G20," kata Sandiaga Uno dalam keterangannya, Selasa (24/5/2022). 

Untuk pembuatan sebuah keris Aeng Tong-tong, lanjutnya, bisa menghabiskan waktu selama 1-6 bulan, tergantung ukuran dan motif yang dibentuk. Normalnya, panjang keris di Pulau Madura antara 37-38 sentimeter.

Proses pengerjaan produk kriya itu dimulai dari pemilihan besi, penempaan, lalu pembentukan bilah, kinatah/ukir besi, warangka/pembuatan sarung keris dari kayu. Terakhir, keris diwarangi/dicampurkan cairan arsenikum dengan air jeruk nipis yang dicelupkan ke benda bersejarah tersebut.

"Pembuatan keris ini menandakan dinamika kehidupan masyarakat, bahwa kita mulai dari ditempa, diukir, dibengkok-bengkokkan, akhirnya menjadi produk yang membanggakan bagi bangsa," kata Menparekraf.

 

Desa Wisata Aeng Tong-tong

Empu Keris Aeng Tongtong
Abdus Siddik, salah seorang muda di Aeng Tongtong

Lebih lanjut, ia mendorong keris Desa Wisata Aeng Tong-tong agar lebih dikenal oleh masyarakat luas terutama generasi milenial. Karena itu, produk keris diusulkan untuk ditampilkan dalam berbagai film Indonesia seperti Gundala dan Gatot Kaca.

"Karena Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) membawahi kriya sebagai subsektor ekonomi kreatif, kita akan membumikan keris ini supaya kalangan milenial juga tertarik dengan keris. Mudah-mudahan nanti programnya dapat dikemas dalam bentuk yang lebih minimalis, agar bisa dibawa dan dijadikan suvenir," ujarnya.

Desa Wisata Aeng Tong-tong memiliki galeri khusus keris sebagai ruang untuk menampilkan produk-produk kriya tersebut, termasuk keris dari para leluhur yang telah berusia 300 tahun. Galeri ini juga diperuntukkan sebagai tempat berkumpulnya para empu, kolektor, hingga pemerhati keris.

Salah satu perajin keris, Hafeni, menyatakan penjualan keris dalam sebulan sekitar 5-7 buah mengingat proses pembuatan cukup lama.

"Produk keris kami juga sudah ekspor ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Hanya orang-orang tertentu saja yang tertarik dan paham akan produk keris ini," ucapnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya