Liputan6.com, Bogor-
Cokelat yang dipakai pada produk-produknya sebagian besar berasal dari lokal, sisanya ia menggunakan cokelat impor. "Basic cokelat yang kita gunakan ada white, dark dan milk. Cokelat lokal 75 persen dan sisanya kita impor," katanya.
Kreasi cokelat yang ditawarkan di Dapur Cokelat juga sangat beragam, mulai dari buah-buahan, kacang-kacangan serta kombinasi cokelat dengan cemilan khas daerah seperti ting ting, tape dan lainnya. Para konsumen juga bisa memesan cokelat dengan berbagai macam bentuk sesuai keinginan.
"Pelanggan cukup memberikan contoh gambar atau foto, lalu kami bentuk dan saya jamin bentuknya bisa mirp dengan aslinya. Kami memiliki 15 tenaga pendekor cokelat yang memang memiliki basic dan pengalaman," kata wanita yang sering disapa Ibu Eyie ini.
Harga yang ditawarkan juga sangat bervariasi, mula dari harga Rp. 7500 sampai tak terhingga sesuai dengan tingkat kesulitan pesanan bentuk cokelat. Kini, outlet Dapur Cokelat miliknya sudah tersebar di 17 titik di Makassar, Surabaya dan Jabodetabek.
Menurut Yudhi (25), salah seorang pengunjung mengaku sudah menyukai produk cokelat di Dapur Cokelat ini sejak pertama kali buka di daerah Jakarta. "Di sini (Dapur Cokelat) cokelatnya benar-benar cokelat, karena yang saya tahu cokelatnya itu asli diimpor," tukasnya. (Bima Firmansyah)
Salah satu ikon kebanggaan warga Kota Bogor yakni Tugu Kujang kini ada dua. Namun tugu Kujang yang satu ini memiliki keunikan tersendiri dan lain dari pada yang lain. Bukan terbuat dari semen atau batu, namun tugu yang satu ini justru terbuat dari bahan dasar cokelat. Dapur cokelat adalah si empunya ide unik yang satu ini. Dimana dapur Cokelat, sebagai salah kedai cokelat baru di Kota Hujan mencoba membuat Tugu Kujang dengan bahan dasar cokelat.
Replika Tugu Kujang tersebut memiliki tinggi 2 meter dan cukup menarik perhatian para pengunjung yang hadir di acara soft launching Dapur Cokelat di Jalan Pajajaran Kota Bogor, Minggu (25/1/2015). Selain itu, ada pula replika senjata khas daerah pasundan yakni Kujang yang juga terbuat dari cokelat.
Founder Dapur Coklat, Ermey Trisniarty mengatakan pembuatan replika Tugu Kujang dan senjata Kujang ini menghabiskan 150 kilogram (kg) coklat. "Dalam pembuatan replika tugu dan Kujang ini dilakukan selama 3 hari dan dikerjakan oleh 5 orang pendekor coklat," katanya saat ditemui wartawan.
Pembuatan replika Tugu Kujang ini, kata dia, ingin menunjukkan bahwa cokelat tak sebatas hanya makanan tetapi juga bisa dibuat sebagai karya seni yang tak kalah indah. Selain itu, untuk memberikan apresiasi kepada warga Kota Bogor sekaligus memperkenalkan produk cokelat hasil kreasi Dapur Cokelat
Replika Tugu Kujang tersebut memiliki tinggi 2 meter dan cukup menarik perhatian para pengunjung yang hadir di acara soft launching Dapur Cokelat di Jalan Pajajaran Kota Bogor, Minggu (25/1/2015). Selain itu, ada pula replika senjata khas daerah pasundan yakni Kujang yang juga terbuat dari cokelat.
Founder Dapur Coklat, Ermey Trisniarty mengatakan pembuatan replika Tugu Kujang dan senjata Kujang ini menghabiskan 150 kilogram (kg) coklat. "Dalam pembuatan replika tugu dan Kujang ini dilakukan selama 3 hari dan dikerjakan oleh 5 orang pendekor coklat," katanya saat ditemui wartawan.
Pembuatan replika Tugu Kujang ini, kata dia, ingin menunjukkan bahwa cokelat tak sebatas hanya makanan tetapi juga bisa dibuat sebagai karya seni yang tak kalah indah. Selain itu, untuk memberikan apresiasi kepada warga Kota Bogor sekaligus memperkenalkan produk cokelat hasil kreasi Dapur Cokelat
Cokelat yang dipakai pada produk-produknya sebagian besar berasal dari lokal, sisanya ia menggunakan cokelat impor. "Basic cokelat yang kita gunakan ada white, dark dan milk. Cokelat lokal 75 persen dan sisanya kita impor," katanya.
Kreasi cokelat yang ditawarkan di Dapur Cokelat juga sangat beragam, mulai dari buah-buahan, kacang-kacangan serta kombinasi cokelat dengan cemilan khas daerah seperti ting ting, tape dan lainnya. Para konsumen juga bisa memesan cokelat dengan berbagai macam bentuk sesuai keinginan.
"Pelanggan cukup memberikan contoh gambar atau foto, lalu kami bentuk dan saya jamin bentuknya bisa mirp dengan aslinya. Kami memiliki 15 tenaga pendekor cokelat yang memang memiliki basic dan pengalaman," kata wanita yang sering disapa Ibu Eyie ini.
Harga yang ditawarkan juga sangat bervariasi, mula dari harga Rp. 7500 sampai tak terhingga sesuai dengan tingkat kesulitan pesanan bentuk cokelat. Kini, outlet Dapur Cokelat miliknya sudah tersebar di 17 titik di Makassar, Surabaya dan Jabodetabek.
Menurut Yudhi (25), salah seorang pengunjung mengaku sudah menyukai produk cokelat di Dapur Cokelat ini sejak pertama kali buka di daerah Jakarta. "Di sini (Dapur Cokelat) cokelatnya benar-benar cokelat, karena yang saya tahu cokelatnya itu asli diimpor," tukasnya. (Bima Firmansyah)