Mata Air Panas Penuh Warna Buatan Manusia

Mata air panas atau geiser yang mengagumkan dengan peson warnanya ini ternyata merupakan buatan manusia.

oleh Jazaul Aufa diperbarui 20 Apr 2015, 17:35 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 17:35 WIB
Tidak Percaya Mata Air Panas Penuh Warna Ini Buatan Manusia?
Tidak Percaya Mata Air Panas Penuh Warna Ini Buatan Manusia?

Liputan6.com, Amerika Serikat - Geiser atau mata air yang memancarkan air bersuhu panas merupakan salah satu fenomena yang langka dan hanya terjadi pada suatu kondisi spesifik tertentu. Namun kenyataannya, manusia dapat memunculkan mata air panas tersebut. Bahkan, geiser yang terletak di Washoe County, Nevada, di Amerika Serikat, memiliki keanggunan dari warnanya yang rupawan.

Nyatanya, semburan mata air tersebut tak hanya terjadi secara alamiah. Memang pada umumnya, geiser ditemukan di dekat daerah gunung berapi aktif yang memiliki sumber air panas bawah tanah yang melimpah.

Air bawah tanah atau air permukaan yang ada di dalam tanah akan menjalin kontak dengan bebatuan panas sehingga membuat air tersebut mendidih dan keluar melalui ruang yang nantinya disebut dengan geiser.

Mata air panas atau geiser yang mengagumkan dengan peson warnanya ini ternyata merupakan buatan manusia.

Kegiatan manusia juga melahirkan sejumlah geiser. Seperti geiser di Nevada tersebut diciptakan pada tahun 1916 saat pengeboran sumur. Sebelumnya, sumur berfungsi normal selama beberapa dekade, tetapi secara tiba-tiba pada tahun 1960-an air berubah menjadi seperti dipanaskan, bahkan menyembur ke permukaan.

Mineral terlarut di dalam air ikut terbawa keluar dan menciptakan gundukan dengan warna-warni yang amat menarik. Warna-warna tersebut disebabkan oleh ganggang termofilik yang hidup di dalam air sumur.

Mata air panas atau geiser yang mengagumkan dengan peson warnanya ini ternyata merupakan buatan manusia.

Mata air panas tersebut dapat menghempaskan air hingga setinggi 5 meter. Terdapat sekitar 30-40 gundukan yang membentuk kolam di sekitaran geiser dengan total luas sekitar 74 hektar. Hingga saat ini, gundukan tersebut masih terus-menerus meninggi dan membesar. (auf/ret)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya