4 Aspek Kecerdasan Anak yang Penting Diketahui Orangtua

Apa saja 4 aspek kecerdasan si kecil yang penting diketahui orangtua, berikut uraiannya.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Mei 2015, 19:02 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2015, 19:02 WIB
4 Aspek Kecerdasan Anak yang Penting Diketahui Orang Tua
Apa saja 4 aspek kecerdasan si kecil yang penting diketahui orang tua, berikut uraiannya.

Liputan6.com, Jakarta Setiap anak terlahir dengan keunikan masing-masing dalam perkembangannya. Tapi banyak orangtua yang merasakan kebingungan bahkan kesulitan untuk memahami karakter anak sendiri.

Mengetahui dan mengikuti tahapan perkembangan si kecil merupakan hal yang penting. Namun ibu terkadang belum mengetahui dan paham betul dalam tumbuh kembang anak ada aspek-aspek penting yang harus diketahui. Berdasarkan penelitian, otak bayi memiliki 4 zona penting yang mempengaruhi 4 aspek kecerdasan, yakni:

1. Kecerdasan Intelektual

Semua yang terlahir pasti memiliki otak yang tentunya dipergunakan untuk berpikir. Anak merupakan sesosok individu kecil yang perkembangan otaknya dialami pada masa golden periode (0-3 tahun). Kecerdasan intelektual anak dapat dilihat pada perkembangan bahasa dan pemecahan masalah.

Untuk meningkatkan kecerdasannya, anak perlu diberikan rangsangan. Rangsangan paling sederhana adalah berkomunikasi, tanyakan apa yang mereka alami dan rasakan hari ini. Anak ibu cerdas, hubungan pun makin erat.

Asupan nutrisi juga tak kalah penting. Makanan mengandung Omega 3 dan DHA tinggi seperti ikan salmon juga bisa membantu memaksimalkan perkembangan otak si kecil.

2. Kecerdasan Emosional

Setelah kecerdasan intelektual para psikolog meyakini ada kecerdasan lain yang tak kalah penting juga yaitu kecerdasan emosional. Anak yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki kepribadian yang disukai, lebih mudah bergaul dan lebih sehat jasmaninya berkat kemampuannya mengontrol emosi.

Menurut Daniel Goleman, Psikolog dari Universitas Harvard, ada 5 wilayah kecerdasan emosional, yaitu.

  1. Si kecil mampu mengenali emosi. Maksudnya si kecil memiliki kepekaan ketika ia melihat emosi seperti marah, sedih, senang dan sebagainya.
  2. Si kecil mampu mengelola emosi. Ia bisa mengatur emosinya sehingga tak berlebihan dan meledak-ledak.
  3. Si kecil mampu memotivasi diri. Ia bisa memberi semangat kepada dirinya sendiri, terutama jika hal hal tak mengenakkan terjadi padanya. Sehingga ia tumbuh menjadi si kecil yang tak mudah putus asa.
  4. Si kecil mampu mengenali emosi orang lain. Kemampuan ini akan membuat anak bisa berempati terhadap orang lain.
  5. Si kecil mampu membina hubungan. Ia sanggup mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang lebih luas. Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung punya banyak teman, pandai bergaul dan populer.

Pastikan si kecil Anda tumbuh dengan memiliki 5 kemampuan di atas. Kemudian, untuk dapat merangsang kecerdasan emosional pada anak, setidaknya ada 3 hal yang penting dilakukan orang tua:

  1. Memberi motivasi pada anak setiap ia mengalami masalah
    Jangan langsung menolongnya saat ia memiliki masalah, misalnya terjatuh. Biarkan ia berdiri sendiri terlebih dahulu, sambil memberinya motivasi yang positif. "Ayo sayang, bangun lagi yuk. Tidak apa-apa kan,".
  2. Mengajarkannya berempati dengan orang lain.
    Misalnya ketika si kecil bertindak agresif pada anak lain. Ajarkan padanya bahwa menyakiti orang lain itu bukanlah hal yang benar. "Dek, kalau dipukul sakit kan? Jangan pukul-pukul orang lain ya,".
  3. Mengajarkannya untuk bersabar dan mengontrol diri
    Ajarkan pada si kecil bahwa ia tak bisa meminta sesuatu dengan cara yang negatif, misalnya merengek atau menangis. Bilang padanya bahwa keinginannya tak akan tercapai jika ia memintanya dengan cara yang tidak baik.

3. Kecerdasan Motorik

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.

Perkembangan fisik motorik pada anak dapat ditandai dari pertumbuhan fisiknya yang meliputi peningkatan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan tonus otot. Pertumbuhan fisik anak perlu dicermati. Sebab, kurang optimalnya pertumbuhan fisik dapat menjadi pertanda ada sesuatu pada diri anak.

Rangsangan adalah satu hal paling penting untuk mengembangkan aspek motorik ini. Ajak si kecil untuk bermain karena dengan aktifitas bermain inilah yang dapat memacu perkembangan perseptual motorik pada beberapa area yaitu:

- Koordinasi mata-tangan atau mata-kaki, seperti saat menggambar, menulis, manipulasi objek, mencari jejak secara visual, melempar, menangkap, menendang.

- Kemampuan motorik kasar, seperti gerak tubuh ketika berjalan, melompat, berbaris, berlari, berguling-guling dan merayap.

- Kemampuan bukan motorik kasar (statis) seperti menekuk, meraih, bergiliran, memutar, meregangkan tubuh, jongkok, duduk, berdiri, bergoyang

- Manajemen tubuh dan kontrol seperti menunjukkan kepekaan tubuh, kepekaan akan tempat, keseimbangan, kemampuan untuk memulai, berhenti dan mengubah petunjuk.

4. Kecerdasan Komunikasi

Bermain merupakan alat komunikasi yang paling kuat untuk memberi kemampuan berbahasa pada anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan juga daya ingatnya. Mengekspresikan kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.

Ada beberapa hal sederhana yang dapat meningkatkan kemampuan si kecil berkomunikasi.

1. Bertanya

Bertanya adalah sebuah rangsangan yang baik bagi si kecil untuk belajar berkomunikasi. Hal ini akan membuatnya belajar bercerita, serta mengungkapkan perasaannya.

2. Bercerita

Dengan Anda bercerita, maka Anda merangsang si kecil untuk memberikan tanggapan.

3. Meminta pendapat

Selain memancing si kecil untuk berbicara, hal ini juga bertujuan untuk mengajarkan pola komunikasi yang baik dan ideal yaitu dua arah. Ia pun merasa dihargai karena Anda mau mendengarkan pendapatnya.

  1. Terlibat dalam aktivitas si kecil. Cara paling mudah untuk merangsang si kecil berkomunikasi adalah dengan mengerti dunianya, dan mengambil topik yang menjadi kesukaannya. Dengan ini si kecil akan merasa tertarik untuk bercerita atau berkomunikasi lebih banyak.
  2. Biarkan anak bergaul. Semakin banyak si kecil berinteraksi dengan orang lain, maka semakin banyak juga rangsangan untuk kemampuan komunikasinya.

Keempat aspek kecerdasan di atas sama pentingnya. Agar kecerdasan si kecil tumbuh dengan maksimal, maka Anda harus memastikan keempatnya berkembang secara beriringan. Tak hanya rangsangan yang diperlukan, namun Anda juga harus memastikan, si kecil mendapatkan asupan gizi yang maksimal sehingga dapat menunjang aktivitasnya sehari-hari.

Omega 3 dan DHA tinggi adalah nutrisi wajib dan harus ada di setiap asupan makanan anak dalam usia emas. Jika perlu Anda bisa memberi tambahan nutrisi pada anak, seperti susu yang memiliki kandungan gizi tersebut.

Pantau terus tumbuh kembang si kecil di sini agar ibu bisa memaksimalkan kecerdasannya.

"Artikel ini dipersembahkan oleh Enfa A+, maksimalkan kecerdasan penerus bangsa Indonesia."

(Adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya