Liputan6.com, Jakarta Mampu menyelesaikan soal-soal Aljabar tidak menjadi penentu untuk Anda mendapatkan kenaikan gaji atau menjadi modal untuk kenaikan jenjang karier. Kebanyakan dari kita menghabiskan banyak waktu dari kecil hingga dewasa di masa sekolah. Namun, tanpa disadari kemampuan yang didapatkan justru tidak bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Baca Juga
Psikolog pendidikan dari University of Missouri, David Jonassen, sudah menghabiskan banyak waktu untuk melakukan riset. Salah satunya adalah bagaimana membangun pemecahan masalah yang lebih baik.
"Masalah adalah sesuatu yang dihasilkan dari sebuah situasi yang ingin dipecahkan seseorang, untuk mencapai sebuah tujuan. Bagaimanapun juga, masalah adalah masalah saat orang termotivasi untuk menemukan solusinya," ujarnya.
Advertisement
Bagian kedua dari definisi ini sangat relevan bila diterapkan ke dalam bisnis. Kita semua tentu pernah mendengar kalau banyak usaha gagal karena tidak ada rasa saling memiliki di dalamnya. Hal lain yang disimpulkan Jonassen adalah well-structured problems dan ill-structured problems.
Masalah yang paling sering dihadapi, terutama di sekolah dan kampus, adalah well-structured problems. Masalah seperti ini membutuhkan konsep dan aturan yang terbatas. Masalah jenis ini juga dapat dikatakan sebagai transformasi atau peralihan yang terdiri dari masalah yang sudah jelas, masalah tujuan yang sudah diketahui dan pengguna logis yang terbatas.
Sementara itu yang termasuk ke dalam ill-structured problems biasanya memiliki beberapa solusi yang masing-masing menawarkan keuntungan dan kerugian tergantung pada situasinya.
Kebanyakan masalah bisnis tergolong ke dalam ill-structured problem. Saat kita mengidentifikasi target dan segmen customer dan konsumen atau saat melakukan negosiasi bisnis, kita tidak mengikuti seperangkat aturan. Sebaliknya, tugas kita adalah menemukan solusi yang membawa keuntungan untuk para pelanggan dan bisnis kita, dalam konteks kompetisi.
Sayangnya, kita semua dibesarkan dalam sekolah yang mengajarkan kita bagaimana menemukan jawaban yang benar untuk masalah-masalah. Kita menghadapi dunia yang penuh dengan ill-structured problem yang justru tidak punya jawaban yang benar atau salah. Sebaliknya, kita justru harus menemukan solusi yang membawa keuntungan dan juga kerugian.
Jonassen memberi kita panduan bagaimana menemukan solusi yang menarik:
1. Tentukan masalah
Bagaimana kita menentukan hal yang menjadi masalah memengaruhi solusi yang kita hasilkan.
2. Lihat dari berbagai perspektif
Setiap perspektif atau cara pandang membantu kita melihat sisi lain dari sebuah hal. Hal ini adalah sebuah keuntungan dari fungsi dua arah dan kelompok yang kolaboratif.
3. Kumpulkan bukti
Daripada berdebat soal sudut pandang siapa yang terbaik, lebih baik kita mengumpulkan bukti untuk mengevaluasi setiap sudut pandang yang ada.
4. Satukan semua pemahaman
Jarang sekali ada satu sudut pandang yang benar. Sebuah kelompok harus mempersatukan sebuah perspektif baru yang bisa mengintegrasikan elemen terbaik di dalamnya. Setelah itu mereka bisa bergerak dengan sebuah pemahaman baru.
(vera Ismainy)