Liputan6.com, Yogyakarta Konser IndihomePrambanan Jazz Festival 2016, Sabtu-Minggu, 20-21 Agustus 2016 lalu sukses memukau hati penggemar jazz di tanah aur. Luar biasa, hampir semua lagu yang dinyanyikan para selebriti dunia dan pelantun jazz paling kondang di tanah air bisa diikuti dengan kencang. Pengunjung benar-benar dimanjakan dengan alunan musik jazz berlatar tumpukan batu Candi Prambanan, mahakarya budaya Hindu abad ke-sembilan.
Panorama yang sulit dihapus dari benak para pecandu jazz yang berasal dari berbagai penjuru. Candi Prambanan pun semakin populer, sebagai destinasi wisata top yang semakin mendunia. Wonderful Indonesia yang turut membungkus event musik itu pun semakin merasuk di benak publik dengan hastag #PrambananJazz. Dua hari berlanjut, nangkring di papan atas trending topic dunia.
"Selamat buat seluruh jajaran panpel dan artis pengisi Prambanan Jazz Festival 2016. Dalam waktu yang bersamaan dengan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba 2016 hastag #PesonaDanauToba, sama-sama mendapat tempat di hati khalayak," ungkap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI yang terus memantau semua event yang disupport Kemenpar itu.
Advertisement
Bulan lalu masyarakat baru saja menikmati Jazz Ijen Banyuwangi. Tak sampai sebulan, 20 dan 21 Agustus, masyarakat sudah disuguhi Indihome Prambanan Jazz Festival 2016. Serupa tapi tak sama. Sama-sama musik jazz, beda konsepnya. Jazz Ijen bisa dinikmati gratis, sebaliknya Indihome Prambanan Jazz Festival berbayar dan tidak murah untuk ukuran kantung masyarakat biasa. Jazz Ijen ada unsur sosialnya, berupa pengumpulan dana dan pengobatan gratis untuk warga sekitar Gunung Ijen, sedangkan Indihome Prambanan Jazz Festival murni komersial.
Dua nuansa tempat yang berbeda, berbeda sensasinya. Nonton Jazz Ijen merasakan dinginnya pegunungan, sementara nonton Indihome Prambanan Jazz Festival ditemani desiran angin dan tata cahaya lampu yang menyorot ke candi Hindu terbesar di dunia, Prambanan.
"Keduanya disupport Kemenpar, keduanya menjadi ajang promosi branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia, ikon pariwisata tanah air," jelas Arief Yahya yang juga Mantan Dirut PT Telkom itu.
Dari dua even jazz tadi, ada satu kesamaan yang bisa dicatat. Dua-duanya sama-sama suksesnya! Jazz di gunung dan jazz di candi, sama-sama laku dan mampu mendatangkan penonton. “Ini mimpi yang sudah lama ingin saya wujudkan. Bikin konser seperti ini di Yogya, dengan landscape Candi Prambanan. Ternyata responnya sangat bagus. Tadi malam Prambanan penuh oleh lautan manusia,” kata Bakkar Wibowo, Project Director Indihome Prambanan Jazz 2016, Minggu (21/8).
Mulai Sabtu (20/8) malam, kawasan pelataran Candi Prambanan memang terlihat sangat istimewa. Bayangkan, Anda berdiri di tengah konser dengan pemandangan yang nyaris tidak menjemukan. Magisnya atmosfer Prambanan, ditambah kerennya aksi panggung dan romantisme jazz yang dibawakan Dinno Alshan, Shaggy Dog, Marcell, Rio Febrian dan Trio Lestari di panggung Festival Show. Belum lagi nada-nada romantis yang didendangkan Rick Price, DR & The Professor feat Sruti serta Boyz II Men di panggung Special Show. Terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja.
"Sampai tengah malam Prambanan penuh. Nggak ada penonton yang beranjak pulang duluan. Benar-benar heboh,” lanjut Bakkar.
Bakkar tidak mengada-ada. SImak saja show yang dipertontonkan Boyz II Men. Dengan balutan busana serba putih, Wanya Morris, Shawn Stockman dan Nathan Morris, selalu dielu-elukan penonton. TIga personel Boyz II Men yang telah berkarir sejak 1988 itu sukses menghentak panggung Brahma Stage dengan medley "Motown Philly" dan "On Bended Knee".
Beberapa lagu berlanjut, duo Morris dan Stockman kemudian mendendangkan “4 Seasons of Loneliness" sambil duduk. Meski hanya dibawakan oleh tiga orang, karena Michael McCary meninggalkan grup di tahun 2003, tetap saja Boyz II Men sukses menghipnotis penonton.
“Di tengah pertunjukkan, Nathan Morris, penyanyi baritone Boyz II Men, sampai mengatakan ingin kembali ke Yogyakarta. Katanya, ada banyak tempat di dunia yang kami tidak ingin kembali, tetapi Yogyakarta adalah salah satu tempat yang kami ingin kembali. Yogyakarta sangat indah, begitu pula dengan Candi Prambanan," ucap Bakkar menirukan statemen Morris.
Endingnya, Boyz II Men mengakhiri pertunjukkan dengan membawakan tembang "End of The Road". “Boyz II Men mengajak penonton untuk mengangkat tangan dan melambaikannya. Semua penonton happy,” terang Bakkar.
Kemeriahan Indihome Prambanan Jazz Festival akhirnya terbawa sampai ke dunia maya. Usai Boyz II Men turun dari panggung pukul 23.00 WIB kemarin malam, hashtag #PrambananJazz langsung berkibar di top 5 trending topic nasional. Berkat jazz, nama Prambanan ikut menjadi pemberitaan di media mainstream. Netizen pun ramai membicarakan.
"My whole big family picture before the show! #marcellsiahaan #prambananjazz2016 #prambananjazz," tulis akun @MarcellSiahaan
"Thanks for tonight and the lovely song list, @BoyzIIMen! We had the time of our lives 💞 #PrambananJazz," sambung @firahermana.
"prambananjazz malam ini seruuu !!! #prambananjazz #jazzolole," timpal akun @shaggydogjogja.
"I'd never be lonely
If you were my only love
If you were my baby
@RickPriceTw on #PrambananJazz special stage," sahut pemilik akun @YogyakartaCity.
(Adv)