Cara Menurunkan Berat Badan Berikut Ini Hanyalah Mitos Belaka

Hati-hati, tidak semua tips menurunkan berat badan benar dan baik untuk diikuti. Simak ulasan berikut ini.

oleh Tera Tri Yusepi diperbarui 10 Okt 2016, 19:39 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 19:39 WIB
Cara Menurunkan Berat Badan Berikut Ini Hanyalah Mitos Belaka
Hati-hati, tidak semua tips menurunkan berat badan benar dan baik untuk diikuti. Simak ulasan berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Anda dan semua orang mungkin pernah mendengar beragam teori menurunkan berat badan. Contohnya seperti yang satu ini: Kalori yang masuk – Kalori yang keluar = Lemak tubuh. Kedengarannya bagus, kan? 

Tapi kemudian bagaimana Anda menjelaskan teman Anda yang kurus melahap segala sesuatu tetapi berat badannya tidak naik 1 kg pun? Hal ini pasti membuat Anda iri. Berikut 3 mitos terburuk turunkan berat badan yang dipercaya banyak orang seperti dikutip dari Lifehack.org, Senin (10/10/2016):

Mitos 1: Makan Sedikit Menurunkan Berat Badan

Mengapa setiap kali Anda diet dan menurunkan sedikit berat badan, Anda justru mendapatkan berat badan itu kembali?

Nah, ketika kita melihat kembali di balik kata-kata tersebut, hal ini didasarkan pada beberapa asumsi yang salah. Kalori masuk dan kalori keluar adalah independen. Ide dasar di sini adalah Anda membakar jumlah kalori yang sama, tidak peduli berapa banyak kalori yang Anda makan.

Jumlah normal kalori yang terbakar disebut tingkat metabolisme basal Anda. Ini sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti olahraga, kegiatan non-olahraga, konsumsi oksigen, dan suhu eksternal.

Faktor terbesar yang mempengaruhi tingkat metabolisme Anda adalah makanan yang Anda makan. Anda membakar lebih banyak kalori ketika Anda makan lebih banyak, dan lebih sedikit jika Anda makan lebih sedikit. Hal ini dikenal sebagai efek termal (atau termogenik) makanan.

Kebenarannya adalah makan lebih sedikit untuk menurunkan berat badan tidak bekerja, karena metabolisme Anda menyesuaikan dengan makanan yang Anda makan. Mengapa? Karena homeostasis menjadi ciri khas tubuh manusia. Ini adalah kemampuan Anda untuk beradaptasi dengan perubahan. Tubuh Anda membuat penyesuaian eksternalitas untuk meminimalkan efek dan untuk kembali ke keadaan semula.

Itu sebabnya upaya diet yang paling biasanya terlihat adalah ketika mulai makan lebih sedikit, dan mulai kehilangan berat badan. Tapi kemudian seiring waktu berat mulai merayap kembali. Atau Anda hanya berhenti diet karena, mari kita jujur, diet tidak menyenangkan.

 Ketika Anda makan lebih sedikit tubuh Anda beradaptasi dengan memperlambat metabolisme Anda, dan kemudian dengan melepaskan hormon yang memberi sinyal rasa lapar. Jadi Anda membakar lebih sedikit kalori dan lapar. Tubuh Anda secara otomatis menolak penurunan berat badan karena ingin tetap sama.

Tak hanya itu, untuk Anda sangat menyukai coklat berbahan dasar cornflake seperti Butterfinger dan juga almond dengan cara apapun yang masuk akal Anda akan berpikir bahwa makan 1.000 kalori dari coklat akan memiliki efek hormonal dan fisiologis yang sama seperti makan 1.000 kalori almond?

Jawabannya adalah tidak. Butterfingers ≠ almond ketika berkaitan dengan kesehatan Anda. Makanan yang berbeda mempengaruhi tubuh Anda secara berbeda.

Kenyataanya, makan lebih sedikit untuk menurunkan berat badan tidak bekerja, karena apa yang Anda makan lebih penting dari pada berapa banyak Anda makan.

Mitos 2: Olahraga Lebih Banyak Menurunkan Berat Badan


Mitos 2: Olahraga Lebih Banyak Menurunkan Berat Badan

Sejak 1980-an, aktivitas fisik di Amerika Utara telah meningkat secara signifikan, namun tingkat obesitas telah meningkat bahkan lebih tajam - yang menunjukkan bahwa olahraga tidak mencegah kenaikan berat badan. 

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini kembali ke tingkat metabolisme Anda. Memperbanyak Olahraga untuk mendapatkan porsi yang signifikan dari total energi (kalori) yang Anda bakar dalam sehari.

Jumlah total energi yang Anda habiskan (kalori yang Anda bakar) setiap hari, tergantung pada beberapa variabel, dan persentase terbesar yang dikerjakan pada tugas dasar tubuh Anda. Seperti mencerna makanan, bernapas, memompa jantung dan mempertahankan suhu tubuh. Bukan berolahraga.

Kenyataannya, diet dapat berdampak besar dalam proses penurunan berat badan. Catatan singkat juga telah membuktikan bahwa meningkatkan olahraga mengarahkan untuk meningkatkan asupan kalori. Ketika Anda berolahraga Anda biasanya memiliki rasa lapar yang tinggi, namun bukan berarti Anda wajib berolahraga. Hanya saja pola makan yang benar dan sehat juga penting untuk dilakukan.

Mitos 3: Salah Anda jika Anda tidak kehilangan berat badan

Mitos 3: Salah Anda jika Anda tidak kehilangan berat badan

Kita sekarang tahu bahwa Anda tidak akan secara permanen menurunkan berat badan dengan makan lebih sedikit, Anda juga tidak akan menurunkan berat badan dengan berolahraga lebih.

Kebanyakan teori penurunan berat badan terkemuka didasarkan pada asumsi-asumsi ini, yang berujung dengan kegagalan. Tapi bukannya mencari alasan mengapa teori gagal, kebanyakan orang lebih memilih untuk menyalahkan ketekunan Anda ketimbang mitos yang dianut.

Pada titik tertentu, Anda mungkin percaya bahwa itu adalah kesalahan Anda, Anda tidak bisa menurunkan berat badan. Anda terlalu malas. Anda tidak benar-benar berolahraga sebanyak yang Anda katakan. Anda tidak memiliki cukup disiplin diri untuk diet tetap Anda. Atau Anda diam-diam ngemil di antara waktu makan.

Tuduhan ini secara efektif membuat Anda merasa bersalah dan malu karena gagal, seolah ketidakmampuan Anda untuk menurunkan berat badan benar-benar kesalahan Anda.

Padahal, ini adalah kesalahan teori. Anda harus mencari metode yang tepat dan benar. Dua faktor penting untuk diperhatikan adalah apa yang Anda makan, serta apa yang tidak Anda dimakan.

1. Asupan gula

Mungkin Anda benci aturan tersebut. Tapi gula secara unik membuat penggemukan dan tidak menyumbang kualitas gizi. Produsen makanan yang licik, maka jika Anda membeli makanan atau snack bacalah label makanan.

Kenali beragam kandugan seperti fruktosa tinggi pada sirup jagung, sukrosa, glukosa, fruktosa, maltosa, dekstrosa, molase, tepung dihidrolisis, jenis lain dari sirup. Jika Anda melihatnya, jangan memakannya.

2. Minuman Anda membunuh Anda secara perlahan.

Hindari soda, jus, shake, dan segala hal dengan tambahan gula. Apa yang harus Anda minum? Air putih. Tapi jika Anda membutuhkan beberapa rasa dalam hidup Anda, minumlah kopi & teh.

3. Berhenti makan karbohidrat olahan.

Sereal tidak baik untuk Anda, meskipun label jantung sehat akan membuat Anda percaya. Aturan praktis yang baik adalah untuk menghindari semua makanan olahan.

Termasuk roti, kue, cake, donat, biskuit, tortilla, kerupuk, pasta, dan mie. Anda masih bisa makan karbohidrat, hanya saja makanlah dari jenis yang baik.

Karbohidrat baik juga dapat ditemukan dalam sayuran seperti tomat, brokoli, wortel, zucchini, alpukat, mentimun, asparagus, dan bayam.

4. Jika Anda butuh makanan penutup, pilihlah makanan penutup yang Tepat.

Makanlah buah segar dengan whipped cream. Hal ini akan memungkinkan beberapa gula dalam diet Anda, tetapi serat dan zat buah akan menjaga Anda dari overindulging dan bertindak sebagai penyangga terhadap kenaikan gula darah Anda. Dark Chocolate juga baik untuk kesehatan Anda.

5. Makan Lebih banyak lemak.

Hal ini mungkin tampak aneh atau berlawanan, karena benar-benar bertentangan dengan segala sesuatu yang telah Anda tahu pada umumnya.

Lemak dapat menjadi pelindung ketika dimakan bersamaan dengan makanan lain, dan dapat menjaga gula darah Anda rendah. Ada lemak baik dan lemak jahat, jadi pastikan untuk mendapatkan yang tepat. Seperti: minyak zaitun, minyak kelapa, butter, almond, walnut, kacang mete, pistachio, susu, krim, keju lemak penuh, dan alpukat.

Jadwalkan tiga kali makan per hari dan hapus camilan di antara waktu makan. Camilan di waktu waktu antara makan membuat sulit bagi tubuh Anda untuk membersihkan gula dari darah Anda. Selain itu, kebanyakan makanan ringan adalah makanan olahan yang tinggi seperti kue, muffin, atau apa pun yang dibungkus dalam plastik.

 

Perlengkap tatanan pola makan yang tepat untuk menurunkan berat badan dengan puasa 1 hari per minggu.

Tahun lalu sebuah studi dilakukan di USC dilakukan untuk melihat apakah efek puasa dapat direplikasi dengan pembatasan kalori yang ekstrim. Jawabannya adalah ya. 

Tera Tri Yusepi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya